20. Bagian 20

102. INT. RUMAH WIDURI — RUANG MAKAN - THE NEXT DAY (MORNING) 102

 

Rahmi menyiapkan dua kotak makan siang. Sementara Oki duduk sembari mengikat tali sepatu. Pakaiannya rapi. Di kursi sebelahnya ada tas ransel yang isinya terlihat padat.

 

Widuri masuk. Dia baru bangun. Selama sepersekian detik otaknya mencerna situasi yang tak biasa. Dia memperhatikan Oki. Lalu melirik tas ransel di kursi di sebelah Oki.

 

WIDURI

(Ke Oki)

Lo mau pergi?

 

Oki menoleh. Dia menganggukkan kepala ringan.

 

WIDURI (CONT’D)

Ke mana? Lo nggak bilang-bilang sama gue.

 

Oki mau menjawab. Tapi tatapan Rahmi melarangnya.

 

RAHMI

(Ke Widuri)

Oki ditawari kerja di Bandung. Hari ini dia berangkat buat wawancara sama medical check up.

 

Widuri menoleh Rahmi. Tapi Rahmi tak memandangnya sama sekali.

 

Widuri lalu menoleh ke Oki. Pandangannya menuntut dijelaskan.

 

Oki menelan ludahnya. Dia merasa tersudut.

 

WIDURI

(Ke Oki)

Lo beneran nggak mau ngasih tahu gue?!

 

Pandangan Rahmi ke Oki masih mengintruksinya agar tak bicara ke Widuri.

 

RAHMI

(Ke Widuri)

Cuma dua hari. Lusa dia pulang.

 

Widuri menoleh Rahmi. Tatapannya dipenuhi amarah.

 

Rahmi tak sengaja menoleh Widuri. Tapi karena pandangan mereka bertubrukan, akhirnya Rahmi mau menatap Widuri.

 

RAHMI (CONT’D)

(Ke Widuri)

Hari ini biar dia konsentrasi. Nggak usah diomongin macem-macem dulu.

 

Oki menundukkan kepala. Dia sudah siap. Sedangkan Widuri hampir tak tahan untuk tidak memarahi Oki.

 

Terdengar suara klakson beberapa kali.

 

Rahmi menoleh ke depan.

 

RAHMI (CONT’D)

Itu pasti Irfan. Udah cepetan nanti telat.

 

Oki bangkit. Wajahnya dilipat dan masih menundukkan pandangan.

 

Oki menggendongkan ransel ke punggung. Lalu berpamitan. Salim ke Rahmi dan Widuri.

 

Widuri merasa dicampakkan. Tapi dia juga tidak mau merusak suasana.

 

OKI

Oki berangkat Bu, Kak.

 

Rahmi mengangguk. Senyumannya tipis.

 

Widuri membuang muka. Lebih karena tak mau memperlihatkan matanya yang berkaca-kaca ke Oki.

 

Dari depan terdengar suara klakson lagi. Oki bergegas pergi.

 

103. INT. RUANG MAKAN — LATER 103

 

Rahmi menghela napas. Dia melanjutkan mengemas kotak makan siang. Dia menoleh Widuri. Widuri menyusut air mata.

 

Rahmi selesai mengemas kotak makan siang. Dia lalu mengambil tas kerjanya di atas lemari buku.

 

RAHMI

Ibu berangkat.

 

Widuri mengangguk. Rahmi menyentuh pundaknya. Tetapi dia bahkan tidak salim ke Rahmi.

 

104. INT. RUMAH WIDURI — MOMENTS LATER - MONTAGE 104

 

Widuri berusaha menenangkan diri. Dia beres-beres rumah.

 

1. Widuri memberesi meja makan, lalu membawa perkakas bekas makan ke ruang cuci piring.


2. Widuri menyapu setiap ruangan. Dari kamarnya sendiri, kamar Rahmi, lalu kamar Oki. Kemudian menyapu ruang tengah/ruang makan. Lalu ruang tamu, kemudian membuang sampah di bak sampah di halaman depan.


3. Widuri mencuci perkakas bekas makan.


END MONTAGE


105. INT. RUANG CUCI BAJU — CONTINUOUS 105

 

Widuri sibuk menggilas pakaian. Dia menemukan sesuatu di kantung celana Oki.

 

Widuri mengambil benda itu yang ternyata adalah lipatan kertas. Dia hati-hati membuka kertas basah tersebut yang merupakan hasil cetakan dari pemberitahuan penerimaan Oki dari universitas negeri di Bandung.

 

Widuri menelan ludahnya. Dia bangkit. Kemudian mengeringkan kertas itu, menggantungnya di rak piring.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar