18. Bagian 18

92. INT. RUMAH WIDURI — KAMAR WIDURI - NIGHT 92

 

Widuri duduk di tempat tidur. Menyandar ke dinding di dekat jendela. Dia membuka ponsel. Melihat-lihat medsos.

 

Widuri melihat akun medsos Yudhis. Di sana ada fotonya yang diambil diam-diam di kios kemarin. Dalam keterangan Yudhis menulis kata “ELEGI”.

 

Widuri memikirkan makna kata-kata itu. Dia merasa senang. Sekalipun ada perasaan bimbang yang lebih dominan.

 

Widuri mematikan ponsel. Lalu memejamkan mata.

 

93. INT. RUMAH WIDURI — RUANG TENGAH - THE NEXT DAY (MORNING) 93

 

Widuri menyiapkan meja. Dia menyediakan sarapan pagi dibantu Oki.

 

Rahmi masuk. Dia terlihat lebih rapi dari biasanya dan buru-buru.

 

Widuri dan Oki memperhatikan. Rahmi tidak memakai seragam kerjanya di klinik.

 

RAHMI

(Ke Widuri dan Oki)

Ibu berangkat dulu. Sudah telat.

 

WIDURI

Tapi Ibu harus sarapan dulu.

 

RAHMI

Gampang nanti di sana.

 

Widuri dan Oki bergantian mengambil tangan Rahmi dan salim.

 

Selesai salim, Rahmi pergi.

 

Widuri menoleh jam dinding. Baru pukul enam lewat seperempat.

 

Widuri lalu menoleh Oki. Oki pura-pura sibuk.

 

94. INT. KIOS — DAY 94

 

Widuri tengah melayani Pembeli. Seorang Perempuan muda, 20 tahun.

 

Yudhis dan Ale mendekat. Ale terlihat memakai pakaian rapi. Raut mukanya semringah.

 

Pembeli itu pergi. Yudhis dan Ale masuk.

 

95. INT. KIOS — CONTINUOUS 95

 

Widuri, Ale, dan Yudhis duduk melingkar.

 

Widuri membaca tulisan dalam foto di handphone yang ditunjukkan Ale. Matanya berkaca-kaca.

 

PHONE POV: ada screenshoot email pemberitahuan Ale diterima kerja.

 

WIDURI

(Ke Ale)

Selamat! Akhirnya lulus juga ujian nganggurnya.

 

Ale meringis.

 

YUDHIS

Selamat juga akhirnya ada acara perayaan.

 

Ale manggut-manggut. Widuri terkejut.

 

ALE

Dobel pula.

 

Ale dan Yudhis tertawa.

 

Pandangan Widuri ke Ale dan Yudhis menuntut diterangkan.

 

ALE

(Ke Widuri)

Yudhis bilang lo juga mau bikin perayaan?

 

Widuri menoleh Yudhis. Raut muka Yudhis semringah. Widuri terpaksa tersenyum. Dia terpaksa mengangguk.

 

ALE (CONT’D)

Kapan?

 

WIDURI

Kalau gue sih nunggu piagam dari lomba kemarin datang.

 

ALE

Kapan datangnya?

 

WIDURI

Ntar dikasih tahu kalau udah mau dikirim.

 

ALE

Lo nggak nanya dikasih tahunya kapan?

 

WIDURI

Nggak perlu. Kecuali kalau udah lewat beberapa bulan dari pengumuman.

 

Ale dan Yudhis bertukar pandang.

 

Yudhis mengatur kata. Dia tersenyum kaku.

 

YUDHIS

(Ke Widuri)

Minggu depan saya harus balik ke Surabaya. Bakal balik lagi ke sini mungkin pas akhir tahun. Jadi, mau nggak mau. Sori, kamu nggak harus nunggu piagamnya datang dulu.

 

Widuri menatap Yudhis sangsi.

 

Yudhis tersenyum. Dia paham makna tatapan Widuri.

 

ALE

Yang penting kan lo beneran menang, Wid. Sama aja kayak orang nikahannya kapan resepsinya kapan?

 

Widuri tersenyum pahit. Perasaannya tak keruan.

 

WIDURI

Ya udah. Atur aja kapan.

 

Yudhis menatap Widuri. Tapi Widuri menghindar.

 

ALE

Gimana kalau lusa? Kita pesen makanan yang banyak terus makan rame-rame di sini?

 

YUDHIS

Nggak sekalian Sabtu aja? Nanggung nih. Ini aja baru Selasa.

 

ALE

Lusa gue mulai kerja. Jadi ngepasin hari. Itung-itung upacara hari pertama masuk kerja lah.

 

Yudhis tertawa. Widuri terpaksa ikut tertawa.

 

YUDHIS

Ngundang Mang Ikhsan juga, kan?

 

ALE

Harus itu. Biar gue ada temennya.

 

Yudhis tersipu-sipu. Sementara Widuri tak dapat menangkap inti omongan Ale.

 

Widuri menatap Yudhis. Lalu menundukkan pandangan. Senyumannya tipis. Dia merasa tak rela melepas Yudhis pergi.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar