12. Bagian 12

63. INT. RUMAH WIDURI — RUANG MAKAN - THE NEXT DAY (MORNING) 63

 

Widuri sedang membungkus paket. Di meja, ada dua paket besar yang sudah siap.

 

Rahmi masuk. Dia sudah siap pergi kerja. Melihat tumpukkan paket, Rahmi merasa senang sekalipun tidak menunjukkannya.

 

RAHMI

Ibu berangkat ya, Wid.

 

Widuri berhenti membungkus paket. Lalu salim ke ibunya.

 

Melihat pakaian ibunya, Widuri teringat lagi dengan apa yang dia lihat di tempat laundry. Dia merasa ada kesempatan sehingga berniat lagi menanyakannya sekarang apakah ibunya sudah pindah kerja. Sekalipun dia juga masih ingat masa kerja ibunya belum selesai.

 

Widuri mengatur kata.

 

Oki masuk. Dia membawa Surat Pemberitahuan dari sekolah dan mendahului Widuri bicara pada ibu.

 

Oki memberikan surat itu.

 

OKI

Bu, ini.

 

Rahmi mengambil surat dari tangan Oki. Pandangannya menanyakan apa isi surat itu.

 

Oki menelan ludahnya.

 

OKI

(Nyaris tanpa suara)

Dari sekolah.

 

Rahmi membuka surat. Lalu mengatur jarak pandangan agar bisa membaca dengan jelas.

 

Rahmi menghela napas. Merasa kesal.

 

RAHMI

(Ke Oki)

Uang wisuda anak sekolah sebanyak ini?!

 

Oki tidak menjawab.

 

Rahmi menghembuskan napas. Dia mengangkat surat ke depan Oki.

 

Widuri melirik ke surat di tangan Rahmi.

 

RAHMI (cont’d)

Memangnya wisuda buat anak sekolah harus, ya? Orang ini juga nggak ada kesepakatan sama wali murid.

 

OKI

Ada kesepakatannya, Bu. (Suara Oki merendah) Tapi pas rapat online kemarin Ibu nggak ikut.

 

RAHMI

Kamu ngasih tahu Ibu ada rapat kemarin nggak?

 

Oki menggelangkan kepala.

 

Rahmi berdecak makin kesal.

 

Widuri menatap Oki lalu ke Rahmi. Dia ingin bicara. Tapi sikap Rahmi tidak membiarkannya. Widuri merasa ibunya tak mau dia terlibat dalam urusan tersebut.

 

Rahmi menggeleng-gelengkan kepala. Dia melipat surat pemberitahuan itu. Lalu memasukkannya ke dalam tas.

 

RAHMI

(Ke Widuri dan ke Oki)

Ibu berangkat dulu.

 

Rahmi bergegas.

 

OKI

Bu, uangnya harus dibayar paling lambat lusa.

 

Rahmi tak hirau. Dia terus berjalan.

 

Widuri menatap Oki.

 

Oki melengos. Dia masuk kamar.

 

64. INT. KIOS — DAY 64

 

Kios sepi. Sementara kios Mang Ikhsan tutup lagi. Widuri melamun menatap jalanan yang sibuk. Dia memikirkan Oki. Memikirkan sikap dan kejelasan pekerjaan ibunya. Memikirkan uang hadiah lomba kemarin yang belum turun.

 

Widuri membuka handphone. Dia mengirim pesan ke Oki. Bunyinya: “Berapa bayar uang wisudanya, Ki?”

 

Oki tidak membalas. Di layar ada tanda Oki sudah membaca pesan itu. Tapi Widuri tetap menunggu Oki membalas chat-nya. Sembari mengecek tabungan di aplikasi rekening bank.

 

Widuri menghela napas. Uang tabungannya tak banyak. Dia mematikan handphone. Menyandarkan punggung ke rak dan kembali melamun.

 

Terdengar bunyi handphone dua kali. Tapi dia mengabaikannya.

 

65. INT. ATM — AFTERNOON - 65

 

Widuri ragu memasukkan kartu ATM ke dalam mesin.

 

Di luar ada beberapa orang mengantre. Seseorang yang berdiri paling depan sudah tidak sabar. Dia mengetuk-ketuk pintu ATM.

 

Widuri memasukkan kartu ATM. Mengambil sejumlah uang yang dia perlukan.


66. EXT. DEPAN RUMAH WIDURI — CONTINUOUS 66

 

Widuri memasuki halaman rumah. Menyandarkan sepeda dan naik ke teras.

 

Pintu tidak dikunci.

 

67. INT. RUMAH WIDURI — CONTINUOUS 67

 

Widuri masuk. Dia mencari-cari Oki. Tapi Oki tidak ada.

 

Widuri pergi ke belakang. Menggantung tasnya di rak piring. Dia mencuci boks makan siangnya sembari menunggu Oki pulang.

 

LATER

 

Widuri mengisi panci dengan air keran. Lalu merebusnya.

 

Oki masuk dari pintu belakang. Raut mukanya senang.

 

Widuri menatap Oki.

 

Oki merasa canggung. Dia merasa diteliti.

 

WIDURI

Dari mana?

 

Pandangan Oki mengatakan “ngapain nyari gue” tapi mulutnya berkata lain.

 

OKI

Rumah Icang. Bantuin mandiin bapaknya.

 

Widuri merasa senang. Dia lalu bangkit. Mengambil uang di dalam tas.

 

Widuri memberikan uang itu ke Oki.

 

Oki menerima uang itu. Wajahnya bingung.

 

WIDURI

Buat bayar uang wisuda.

 

Widuri tersenyum.

 

Oki memandangi uang di tangannya. Lalu dia hitung. Jumlahnya lebih dari yang harus dia bayar.

 

Oki mengambil sejumlah yang dia butuhkan. Dia mengembalikan sisanya ke Widuri.

 

Widuri menautkan alis.

 

OKI

Butuhnya cuman segini.

 

WIDURI

Yakin nih nggak mau semua? Mumpung lagi baik loh gue.

 

Oki tersenyum kaku. Tapi di dalam dadanya dia menahan haru. Dia lalu menggeleng.

 

OKI

Beneran. Tuh sisanya bisa buat lo beliin skin care. Lo kan sekarang udah punya pacar. Biar glowing-an dikit.

 

Widuri melotot. Pura-pura marah.

 

WIDURI

Sembarangan! Setiap cowok yang deket sama gue itu lebih suka gue tampil apa adanya tahu!

 

OKI

Ya deh yang paling apa adanya.

 

Widuri tertawa.

 

Oki meringis. Dia lalu mengantongi uang.

 

OKI (CONT’D)

Makasih ya, Kak.

 

WIDURI

Sama-sama. Tapi nggak usah peluk. Bau!

 

OKI

Idih! Sapa juga yang mau meluk lo.

 

WIDURI

Elo lah!

 

OKI

Gue? (Merentangkan kedua tangan, bersikap seolah hendak memeluk Widuri) Nih peluk!

 

Oki pura-pura memaksa mau memeluk.


Widuri gesit menghindar.

 

Widuri dan Oki tertawa.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar