Nadya Wijanarko

@nadyawijanarko
nadya_wijanarko
wijanarko_nadya
Indah Nur Lailia
kisahgelisah
Elly Anasrul Firdaus
sepercikharapan12
Nurul Fitri
nurfit16
Saksi Bisu Misteri As-Sihran
Nimas Rassa Shienta Azzahra
yang menarik dari novel ini adalah sudut pandang yang digunakan adalah dari kacamata tokoh utama yang bukan santri. Lek Slamet yang hanya berniat cari kerja untuk membiayai kelahiran anak keduanya sedari awal sebenarnya sudah merasakan nuansa 'nganu' dari pesantren yang didatanginya. tapi karena butuh uang, semua yang ia rasakan ditahan-tahan saja. semakin masuk ke dalam kehidupan pesantren, 'nganu'-nya makin berasa. tapi Lek Slamet memilih untuk diam saja. selain karena diwanti-wanti juga, sih. hingga lama-lama ia 'terbiasa'. kehidupan para santrinya sendiri sebenarnya juga ayem-ayem saja, hingga kemudian terjadi sebuah peristiwa. saya suka pesan moral yang disampaikan di sini. pertama, jangan bersekutu dengan selain Allah (kayaknya ini semua penganut Islam udah tahu, ya?). dan kedua, ajakan untuk saling menghormati sesama makhluk, baik yang terlihat maupun tidak. singkat (namanya juga novela), tapi mendalam. worth to read. 😁
Ayat yang Tak Terucap
DMRamdhan
novel(a) ini menyuguhkan sudut pandang yang lain. gaib di sini sama sekali nggak ada horor-horornya. baca naskah ini rasanya adem, banyak pengetahuan agama, dan bikin saya berasa kayak balik nyantri lagi, inget pas jaman-jaman dulu ikutan sanlat. (soalnya saya bukan alumni santri 🀭)
Kura-Kura Merah
Nuraini Mastura
Akhirnya bisa juga baca ini sampai selesai. πŸ₯³ Terlepas dari beberapa hal yang agak missed, novel ini berhasil memunculkan berbagai rasa ketika membacanya. Rasanya campur-aduk. Mungkin karena penulisnya hidup satu zaman dengan saya, yang dituliskan di sini berasa related. Banyak yang memunculkan memori-memori lama dengan berjuta rasa. Karya pertama yang cukup memuaskan. Suka pokoknya. πŸ˜ƒ
My Fair Rebelle
DMRamdhan
saran saya ke pembaca cuma satu: bacalah novel ini sampai akhir. rugi kalo cuma 3 bab pertama. 🀭
BUKAN KISAH SINETRON
Rudie Chakil
Biasanya saya kasih review panjang-panjang. Kali ini saya speechless. Ini adalah novel kedua dari penulisnya yang bikin saya 'mangkel' setelah 'Maydara'. Jiiiiaaaaaaaannnnnn.... 😀😀😀😀😀😀😀 Tetep aja saya kasih ⭐⭐⭐⭐⭐ Syebeeelll..... 😀😀😀😀😀
*update: Kalo Mba Foggy bilang sensasinya kayak nonton 'Parasite', kalo saya bilang sensasinya malah kayak 'Once Upon A Time In Hollywood'-nya Tarantino. Awal-awal datar, lempeng, bikin pemirsa bertanya-tanya ini cerita apaan, sih? Baru jelang akhir muncul hal-hal 'mencurigakan'. 🧐 Dan ketika sampai di ending, rasanya seperti ... 🀯🀯🀯
Ruang Bersamamu
F. Chava
Benar-benar sepotong kisah di balik 98 secara harfiah. 🀭 Singkat dan padat. Tapi berisi. Sisi lain mahasiswa yang belum tentu terlibat ke dalam aktivitas politik seperti stereotyping terhadap mahasiswa pada zaman itu. Well done! πŸ‘
CINTA TERHALANG KRISMON
Lirin Kartini
Kisah tentang 1998, dengan tokoh mahasiswa pula, tapi tidak menyinggung demo, politik, rusuh, SARA. Melainkan mengangkat sisi humanis anak muda biasa yang harus berjibaku dengan krisis moneter dan hantaman terhadap perekonomian keluarga. Manis dan realistis, melihat sisi lain keriuhan 1998. Keren lah pokoknya.
Sulur Waktu
Foggy F F
Novel 'Sulur Waktu' ini ibarat puzzle yang tersebar di tiap babnya. Pembaca diajak menerka-nerka, ada hubungan apa antara Iggi dan Otto? Perpindahan waktu mau tidak mau membuat pembaca harus berkonsentrasi sekaligus penasaran. Dan puzzle-puzzle itu akhirnya terangkai apik di akhirnya. Saya membayangkan, ini penulisnya kayaknya sabar dan tekun bener dalam menuliskannya.
Ada Kisah dari 98'
Awal Try Surya
Novel ini pace-nya cepat. Adegan-adegannya to the point. Lompatan waktunya juga sebuah ide yang bagus dan menarik. Seandainya dibuat film, mungkin bayangan saya jadi kayak film "Bebas", tapi lebih ke action. Cara menyisipkan potongan-potongan puzzle-nya juga rapi. Sampai di adegan akhir ternyata ... ah, nggak mau spoiler, ah. 😁
SURAT DARI BENGAWAN
Magnific Studio
Sama seperti Arghani, saya pun sampai melewatkan jam istirahat makan siang karena menanti-nantikan surat Petruk selanjutnya. Naskah ini sungguh menggoda untuk membuka bab-bab selanjutnya. Metaforarnya sungguh apik. Bahkan sebelum keterangan narasi tentang kejadian 1998-nya, di bab sebelumnya pun saya sudah bisa menebaknya juga, dan penggambarannya bisa membuat pembaca ikut masuk dan merasakan seperti yang dirasakan si bocah Petruk. Bintang 5 dari saya.
Rumah untuk Pulang
Lirin Kartini
peristiwa 1998 selalu identik dengan politik, pusat kekuasaan, ibukota negara. bagaimana dengan yang jauh dari ibukota--di pelosok, misalnya? novel ini mencoba memotretnya. ketika kota kecil antah berantah yang penduduknya tidak tahu menahu, akhirnya ikut kena imbas juga. tokohnya seakan berusaha lari dari kenyataan, meski akhirnya harus menjejak ke dunia nyata juga. penceritaannya mengingatkan pada cerita klasik "Alice In Wonderland". dengan ending yang ... dah lah, baca sendiri aja. 😁
CETIK
Bakasai
thriller, budaya Bali yang kental, dan ending yang mind-blowing. seakan udah jadi ciri khas penulis yang satu ini. πŸ˜ƒ novel ini memotret sepotong kisah di balik 98 secara harfiah. sangat menarik bagi yang suka mistis. sekilas bikin bertanya-tanya, apa hubungannya dengan peristiwa 1998-nya sendiri. dan penulisnya ternyata pakai teknik mirip-mirip "Apocalypso", baru paham pas ending-nya. btw, cover novel ini sungguh kurang ajar karena antara judul, warna pink, dan cangkir kopi sungguh amat sangat tidak nyambung. 🀣
Layang-Layang Putus Tak Pernah Salah
DMRamdhan
cerita ini awalnya membingungkan, bikin mengernyit, sebenernya maksudnya apa, dan apa hubungannya dengan kejadian 1998. tapi makin masuk ke ceritanya, makin terlihat keterhubungannya. hanya saja cara bertuturnya sangat simbolis. simbolismenya apik, mulus, sekaligus tajam. pemaparan kejadian di tahun 1998 yang di situ seolah tempelan justru memperkuat makna di balik simbol yang dituliskan. ibaratnya, ini lemnya pakai alteco, bukan lem kertas. 🀭 hanya bisa dituliskan oleh orang yang bener-bener paham dengan situasi, kondisi, dan isu saat itu. πŸ˜ƒ great job. πŸ‘
BINGKISAN DI BAWAH MEJA
Efi supiyah
Kesan lucu yang terasa di awal membuat kisah ini enak diikuti. Sudut pandang lain dari yang merasakan dampak kejadian 1998. Layak untuk disimak.
Joyous Union
NUR C
Mencoba menggambarkan peristiwa 1998 dari sudut pandang aparat, sebuah eksperimen yang layak diapresiasi. πŸ‘
Ada Cerita di Sekolah
Awal Try Surya
Membaca ini serasa mendapatkan oase. Teenlit yang beda dari tipikal teenlit-teenlit yang berseliweran di banyak platform. Tidak ada karakter yang terlalu hitam-putih semacam badboy yang badboy banget atau murid populer yang populer banget sampai bikin seisi sekolah jejeritan. Tidak ada juga siswi cupu yang kelewatan cupunya ataupun berandalan geng motor kurang ajar yang bikin guru-guru kehilangan wibawa. Konflik antar karakternya juga terasa wajar, kadang temenan kadang berantem. Terasa membumi, khas remaja. Kisahnya juga dekat dengan keseharian remaja SMA: naksir-naksiran, geng-gengan, masalah dengan guru, sampai dinamika OSIS juga lembaga sekolahnya sendiri dengan beragam tingkah polah guru-guru dan kepala sekolahnya juga. Semacam slice of life yang enak diikuti. Cocok dengan judulnya.
Anaxtra: Petualangan di Pulau yang Hilang
Kopi item
Sebuah fantasi distopia dengan sentuhan lokal. Sangat menarik. Apalagi dengan sedikit sentilan terkait dampak semburan lumpur Lapindo. Kisahnya mampu membuat saya ikutan masuk ke dunia antah berantah pada suatu masa di masa depan. Eh, nggak antah berantah juga, ding. Wong jelas itu di tanah Jawa, kok. Hahaha. Recommended sangat. πŸ‘
Saya mau protes ke penulisnya. 😀 Udah saya bilang kalo saya penakut. Niat hati mau baca prolognya doang. Sama Bab 1. Plus bab-bab awal. Eh, nambah lagi deh. Eh lha kok ... ini udah bab berapa, ya? Gaya berceritanya enak dan mengalir. Horor tapi dengan nuansa beda. Dan penggambaran realitasnya kena banget. Eh, kenapa ini malah jadi muji-muji? Kan saya kesel judulnya. πŸ˜’ Pokoknya kalo saya nggak bisa tidur penulisnya harus tanggung jawab ini. 😀
terracotta
Rey Lasano
Terracotta, yang sekilas bikin lidah saya kepleset nyebut "Teras Kota", bisa dibilang novel yang "manis". Kisah senior-junior, tapi tidak gedubrakan seperti yang marak di platform lain. Setting-nya agak asing, bikin saya sempat disorientasi menebak-nebak daerahnya. Saya membayangkan seputaran Tangerang Selatan (BSD, Gading Serpong, atau Alam Sutera). Tapi ternyata setting-nya Jakarta. Untungnya penggambarannya yang detail dan hidup mampu bikin saya "masuk" tanpa perlu berpikir terlalu panjang, bodo amat itu Tangerang atau Jakarta. 🀭Informasi tentang Perancis cukup lengkap, terutama soal kulinernya yang bikin saya ngiler. πŸ˜‹ Kemudian juga soal kebudayaan dan sejarahnya, kelihatan kalau penulisnya memang paham betul soal itu. Kisahnya ringan, tapi sarat pesan. Recommended pokoknya. πŸ‘
Ngereh
Bakasai
Novel horor yang mengangkat kearifan lokal. Suasana Bali-nya benar-benar terasa. Kelihatan banget kalo penulisnya benar-benar paham tentang Bali. Dalam arti, Bali-nya bukan tempelan doang kayak kebanyakan FTV ber-setting Bali. Alurnya mengalir dan bikin penasaran untuk buka bab selanjutnya. Sebagai orang yang cukup sering ke Bali, penggambarannya bener-bener bikin familier. Ditunggu bab-bab selanjutnya, yhaaa. . . .. ;-D