Novel
Genre → Horor
Saksi Bisu Misteri As-Sihran
Mulai membaca
Telah selesai
Gratis untuk dibaca
Blurb
Lek Selamet melihat keganjilan di pondok As-Sihran tempat dia mengadu nasib sebagai tukang cuci pakaian santri. Tapi dia tak bisa berbuat apa-apa, terlebih setelah dia diperingatkan oleh Ning Ayulia agar tutup mulut, terhadap keganjilan yang dilihatnya setiap malam.
Mampukah Lek Slamet bertahan untuk tetap berada di Pondok As-Sihran? Akankah misteri ganjil sepasang pemilik pondok ini terungkap?
Tokoh Utama
Lek Selamet
Kamu harus masuk terlebih dahulu untuk mengirimkan ulasan, Masuk
Pertama2, applaus buat author udah bikin cerita horor yg "ringan" (hmm bisa dibilang ringan ga sih?). Kedua applaus buat diri sendiri berani baca cerita horor yg ini, ya mungkin karena ringan itu tadi. Hehehe Tapiiii yang disayangkan, agak terlalu cepat dari konflik ke endingnya, ngos-ngosan bacanya 😅 mungkin karena mepet DL ya. Lalu mungkin juga karena aku orang awam, agak susah membayangkan lokasi dan tokoh2nya. Tapi, tetep seru dan layak dibaca. Semangat terus ya, teh 💪💪💪 *maaf baru selesai baca, padahal eventnya udah selesai 🙏
Memang tidak meragukan kalau novel horornya Mbak Nimas yg lain dipinang PH. Novel ini buktinya. Perpaduan horor dan pesantren betul" terasa. Menegangkan, tapi ada unsur religi dari tokoh non santri..
Ah, welldone!
Dari awal dikirimi bab per-bab novela ini untuk dibaca, saya excited karena tahu, penulis ini begitu mumpuni sebagai seorang santriwati (apalagi urusan gaib 🙈).
Cara berceritanya yang punya karakter sendiri, dan alur yang menanjak dan menukik, memang menjadi ciri khasnya selama ini.
Sudut pandang awam yang diambilnya, membuat saya berpikir kalau jadi Lek Slamet saya pun mungkin penasaran (kok bisa seseram itu?).
Overall, nice! Semoga menang!
Menegangkan! Alur yang cepat dan tajam, menawarkan presentasi unik akan pesan global, "you reap what you sow!" . Cuma ... dari sudut pandangku, kalo aku jadi Lek Selamet, udah minggat duluan. 😂 welldone, Teh. Sukses!
yang menarik dari novel ini adalah sudut pandang yang digunakan adalah dari kacamata tokoh utama yang bukan santri. Lek Slamet yang hanya berniat cari kerja untuk membiayai kelahiran anak keduanya sedari awal sebenarnya sudah merasakan nuansa 'nganu' dari pesantren yang didatanginya. tapi karena butuh uang, semua yang ia rasakan ditahan-tahan saja. semakin masuk ke dalam kehidupan pesantren, 'nganu'-nya makin berasa. tapi Lek Slamet memilih untuk diam saja. selain karena diwanti-wanti juga, sih. hingga lama-lama ia 'terbiasa'. kehidupan para santrinya sendiri sebenarnya juga ayem-ayem saja, hingga kemudian terjadi sebuah peristiwa. saya suka pesan moral yang disampaikan di sini. pertama, jangan bersekutu dengan selain Allah (kayaknya ini semua penganut Islam udah tahu, ya?). dan kedua, ajakan untuk saling menghormati sesama makhluk, baik yang terlihat maupun tidak. singkat (namanya juga novela), tapi mendalam. worth to read. 😁
Disukai
75
Dibaca
1.7k
Tentang Penulis
Nimas Rassa Shienta Azzahra
Penulis, Editor lepas, Juru cerita yang hobi traveling dan fotografi.
Pendiri Forum Lingkar Sriwijaya yang sangat menikmati senja dan sejarah.


FB. NRS. Rassa Shienta Azzahra

IG. @nimasrassa
Bergabung sejak 2020-01-01
Telah diikuti oleh 434 pengguna
Sudah memublikasikan 15 karya
Menulis lebih dari 171,611 kata pada novel
Rekomendasi dari Horor
Rekomendasi