Apakah kamu akan memberikan Novel ke ?
Berikan Novel ini kepada temanmu
Masukan nama pengguna
Blurb
Aku terlahir tanpa bapak, tanpa abang dan kakak. Satu-satunya kerabat yang kupunya hanya Umak. Umaklah yang melahirkanku, juga membesarkanku. Sehari-hari, Umak saja yang kulihat.
***
Aku yang patah, mengarungi lautan dengan luka berdarah-darah. Mengutuki terlahir sebagai perempuan, menahan tangis dan air mata, memaki keadaan dan menyumpah pada Tuhan.
Betapa besar derajat lelaki di bumi ini. Mereka dipuja, kelahirannya dibanggakan, kesalahannya dimaafkan, kehadirannya diharapkan, sampai-sampai mereka lupa, siapa yang telah melahirkan mereka ke dunia. Sedang perempuan hanya menanggung kesalahan demi kesalahan, kelahirannya pun kadang tak diharapkan.
-------------------------------------------------------------
Hamidah dan Safiah belajar memahami hidup, lewat kemalangan yang menimpa mereka di usia muda. Dalam perjalanan yang panjang, mereka berusaha memahami kesunyian di hati masing-masing; bahwa sebenarnya, mereka hanya jiwa-jiwa yang terluka.
***
Aku yang patah, mengarungi lautan dengan luka berdarah-darah. Mengutuki terlahir sebagai perempuan, menahan tangis dan air mata, memaki keadaan dan menyumpah pada Tuhan.
Betapa besar derajat lelaki di bumi ini. Mereka dipuja, kelahirannya dibanggakan, kesalahannya dimaafkan, kehadirannya diharapkan, sampai-sampai mereka lupa, siapa yang telah melahirkan mereka ke dunia. Sedang perempuan hanya menanggung kesalahan demi kesalahan, kelahirannya pun kadang tak diharapkan.
-------------------------------------------------------------
Hamidah dan Safiah belajar memahami hidup, lewat kemalangan yang menimpa mereka di usia muda. Dalam perjalanan yang panjang, mereka berusaha memahami kesunyian di hati masing-masing; bahwa sebenarnya, mereka hanya jiwa-jiwa yang terluka.
Tokoh Utama
Hamidah
Safiah
Mak Long
Tengku Halim
Pakcik Hussein
Butet
Zul
Inang
#1
Prolog
#2
Bab 1 - Tidak Ada Tempat Aman Bagi Perempuan
#3
Bab 2 - Apabila Terpelihara Mata, Sedikitlah Cita-Cita
#4
Bab 3 - Yang Tidak Bersalah, Akan Berjuang
#5
Bab 4 - Cahari Olehmu Akan Kawan, Pilih Segala Orang Yang Setiawan
#6
Bab 5 - Datangmu Akan Kusambut Dengan Cinta
#7
Bab 6 - Barang Siapa Mengenal Dunia, Tahulah Ia Barang Yang Terperdaya
#8
Bab 7 - Rumah Di Bumi Allah
#9
Bab 8 - Pekerjaan Marah Jangan Dibela, Nanti Hilang Akal Di Kepala
#10
Bab 9 - Perempuan Adalah Perhiasan Itu Sendiri
#11
Bab 10 - Hati Kerajaan Di Dalam Tubuh, Jikalau Lalim Segala Anggota Pun Roboh
#12
Bab 11 - Perhiasan Yang Hilang
#13
Bab 12 - Bakhil Jangan Diberi Singgah, Itulah Perampok Yang Amat Gagah
#14
Bab 13 - Pergi Menutup Pintu, Pulang Mengetuk Kubur
#15
Bab 14 - Hendaklah Peliharakan Kaki, Daripada Berjalan Membawa Rugi
#16
Bab 15 - Dalam Diam, Ada Cinta Yang Tertuang Melalui Surat
#17
Bab 16 - Cahari Olehmu Akan Sahabat, Yang Boleh Dijadikan Obat
#18
Bab 17 - Yang Marah, Hanyalah Jiwa Terluka
#19
Bab 18 - Dari Rahim Ibu Kita Terlahir, Pada Peluk Ibu Kita Kembali
#20
Bab 19 - Permata Yang Hilang, Kembali Pulang
#21
Bab 20 - Jika Hendak Mengenal Orang Mulia, Lihatlah Kepada Kelakuan Dia
#22
Epilog
Ulasan kamu
Ulasan kamu akan ditampilkan untuk publik, sedangkan bintang hanya dapat dilihat oleh penulis
Apakah kamu akan menghapus ulasanmu?
Kamu harus masuk terlebih dahulu untuk mengirimkan ulasan, Masuk
Saya seperti diajak membaca Perempuan di Titik Nol karya Nawal El Saadawi. Merasakan bagaimana dunia memuliakan laki-laki sembari mengabaikan perasaan dan pengorbanan perempuan. Perspektif feminis yang ditonjolkan dalam novel ini menggarisbawahi perjuangan perempuan dalam menggapai pengakuan dan tempat yang setara di masyarakat yang sering kali memprioritaskan kaum laki-laki. Melalui Hamidah dan Safiah, tulisan Rumi ini menjadi refleksi bagi para pembaca akan kesunyian yang mengiringi jiwa-jiwa yang terpinggirkan.
Penulis yang juga seorang pemenang kompetisi kwikku tahun lalu, dengan penuh kepekaan menggali sisi kemanusiaan tokoh-tokoh yang dibuatnya, sebagai simbol perlawanan diam-diam dan harapan akan keadilan bagi perempuan. Dari tulisan Rumi ini, saya sebagai pembaca seolah diajak untuk merenung: soal ketangguhan, harga diri, dan bagaimana mencari makna hidup bagi perempuan di tengah dunia yang cenderung timpang.
Tabik Rumi! Bismillah.
Penulis yang juga seorang pemenang kompetisi kwikku tahun lalu, dengan penuh kepekaan menggali sisi kemanusiaan tokoh-tokoh yang dibuatnya, sebagai simbol perlawanan diam-diam dan harapan akan keadilan bagi perempuan. Dari tulisan Rumi ini, saya sebagai pembaca seolah diajak untuk merenung: soal ketangguhan, harga diri, dan bagaimana mencari makna hidup bagi perempuan di tengah dunia yang cenderung timpang.
Tabik Rumi! Bismillah.
Seru ceritanya
Disukai
116
Dibaca
827
Tentang Penulis
Goebahan R
- Sepotong Kisah Di Balik 98 Pilihan Okky Madasari (Rumah yang Sama, Pulang yang Beda)
- Percakapan Mereka yang Belum Usai
@cemumuts
- Percakapan Mereka yang Belum Usai
@cemumuts
Bergabung sejak 2020-05-04
Telah diikuti oleh 198 pengguna
Sudah memublikasikan 3 karya
Menulis lebih dari 79,852 kata pada novel
Rekomendasi dari Drama
Novel
Kata Umak, Perempuan Tak Boleh Guna Perhiasan
Goebahan R
Novel
Renanta
Alifah
Novel
Cerita dari Ankara
Syafi'ul Mubarok
Novel
SEJAK
sisniwati
Novel
Ketika Bumi Hianati Matahari
Sitio Ahiria
Flash
Sang Pengasuh
SURIYANA
Komik
David and his ordinary life
Tri Agustinauli
Flash
Pelangi
Nurulina Hakim
Cerpen
Ramayana Moksa
Imajinasiku
Novel
Tersayat Sembilu
VhyDheavy
Novel
Lima Alasan Untuk Hidup
Tazkia Irsyad
Novel
Bayang-bayang Dibalik Janji
Lukmanul Hakim
Flash
Dua Malam Berdua
Silvarani
Flash
Aku dan Ibuku
WN Nirwan
Novel
MBAREP
Yusnawati
Rekomendasi