Novel
Bronze
Genre → Drama
Kecuali Monyet
Oleh DMRamdhan
Mulai membaca
Beli Sekarang
Digital Rp40.000
Telah selesai
Premium
Blurb
Bersumber dari berbagai media masa, sejak tahun 2020, Kota Bandung dan sekitarnya disinggahi gerombolan monyet liar. Gerombolan yang tidak sedikit dan tersebar di berbagai lokasi. Penampakan terakhir yang dilansir media daring sejak ditulis cerita ini adalah pada tanggal 24 Maret 2024 di daerah Soreang Kabupaten Bandung. Gerombolan monyet juga tampak di kawasan Summarecon Mall, Gedebage, Kota Bandung pada tanggal 21 Maret 2024. Tentu bukan gerombolan yang sama, mengingat jarak yang jauh (sekitar 28 km) dan waktu yang singkat (3 hari). Jumlah masing-masing mereka pun tidak sedikit. Perlu koordinasi dan navigasi yang hebat untuk ukuran monyet jika mereka adalah gerombolan yang sama. Tapi jikapun berbeda, mungkinkah berasal dari tempat dan sebab yang sama?

Apa yang sebenarnya membuat mereka keluar hutan?

Asumsi-asumsi umum tentunya hanya berputar di teori habitat mereka yang rusak sehingga mereka kesulitan mencari makan. Tapi tentu saja tidak menutup kemungkinan teori-teori lain yang bisa lebih menjelaskan fenomena gerombolan monyet liar itu berurbanisasi ria, benar, bukan?

Cerita ini adalah salah satu dari teori itu.

Lepas dari logis atau tidak, setidaknya pendekatan yang lebih menghibur akan lebih berkesan daripada pendekatan teoritis. Atau lebih dari itu ... logis atau tidak, setidaknya bisa memberi sudut pandang lain karena sebenarnya, manusia itu tidak bisa mengemban terlalu banyak kenyataan.

"Humankind can not bear very much reality." Begitu kata T. S. Eliot.

Jadi, biarlah monyet yang bercerita ....



Tokoh Utama
Akang
Kamu harus masuk terlebih dahulu untuk mengirimkan ulasan, Masuk
acehdigest
Sudut pandang "monyet" yang jempolan
donnymr
Tulis ulasan buat sendiri ah .... 😂 tapi jujur ya, menulis cerita ini memang terkesan main-main, terlebih catut berita soal berkeliarannya monyet liar di kota Bandung lalu dipadu dengan alur waktu pandemi yang berdekatan, membuat pilihan Pov dari sosok monyet tak biasa menjadi pilihan yang mengasikkan. Namun, tidak juga bisa dikatakan tidak serius, karena tiap penulis tentu punya kegelisahan masing-masing yang ingin disampaikan. Jadi, jika monyet hanya sebuah taktik penyampain cerita, aku tidak bisa menyangkalnya, namun dari lubuk hati terdalam bisa jadi kata-kata Elivis dalam Jailhouse Rock ini cukup relevan, "This ain't tactic, honey. It's just the beast in me."
nadyawijanarko
Membaca ini sensasinya mirip kayak Planet of The Apes. Ketika sosok monyet mengembara melintasi kota dan mencoba mencerna hal-hal yang dilihatnya dari kacamatanya. Konflik dengan manusia diceritakan dengan baik, terutama ketika pergeseran dari waktu terjadi pandemi hingga pandemi selesai. Mau tidak mau bikin merenung, jangan-jangan biang kerok segala persoalan di dunia adalah manusia. Apakah sebaiknya manusia tidak usah ada saja? Saya tebak, cerita ini sepertinya inspired by berita monyet-monyet menyerbu Bandung beberapa waktu lalu. Di akhir cerita, satu pertanyaan menggelitik, sebenarnya makhluk apakah si 4K4N6 itu? 🤔
ariyyy
Ninggal jejak dulu, 10 bab sudah kubaca. Sudut pandang novel ini menarik, dari kacamata seekor monyet yang pintar. Kubayangkan monyet itu membeli sebuah akuarium dengan banyak ikan di dalamnya. Dan manusia-manusia di sekitarnya adalah ikan-ikan itu.
foggy81
Penulis selalu berkisah tentang hal-hal menarik, dari sudut pandang yang tak lazim. Kali ini, ia menulis dari sudut pandang seekor monyet, yang kisahnya menarik dan menyegarkan, tentang gerombolan monyet liar yang mendadak berkeliaran di kota Bandung dan sekitarnya. Fenomena ini memicu pertanyaan: apa yang sebenarnya membuat mereka meninggalkan hutan dan "berurbanisasi"? Dengan mengusung pendekatan yang ringan dan menghibur, naskah ini membawa kita pada spekulasi yang melampaui teori habitat rusak dan krisis pangan. Sebuah cerita yang memungkinkan para monyet "bercerita" dan memberikan perspektif lain tentang realitas manusia, mengingatkan kita pada kutipan T.S. Eliot, "Humankind cannot bear very much reality." Buat saya, tulisan ini menawarkan pengalaman bacaan yang unik, selain juga satir, yang pasti tulisan ini sangat reflektif. Keren Bang Penulis!
anonim
Secara keseluruhan ceritanya sangat menarik menggnakan sudut pandang hewan. Sindiran literasi untuk manusia juga dapat. Setelah baca novel ini, ternyata hewan lebih memiliki hati daripada manusia. Tak pernah gagal dalam diksi dan merangkai literasi. Sukses selalu. SEmoga keberuntungan berpihak untuk novel ini dan dipinang PH untuk dijadikan Film pasti seru.
sarijadipati
Judulnya sangat memancing haha
nuellubis
Aku kemari karena sampulnya, hahaha
elfairytale
Cerita yang membuat penasaran hanya dari judulnya. Jangan anggap remeh seekor monyet karena punya privilese membuang sampah. Bentar, bentar. Sampah-sampah yang ngumpul sembarangan di sungai itu apakah menandakan kalau negara ini dikuasai monyet?
Akhirnya selesai juga ngikutin petualangan si Akang yang ajaib., penuh liku, relate dengan keadaan. Maksudku, yang punya malasah ga cuma manusia, tapi hewan juga. Salut juga karena risetnya pasti mendalam banget karena narasi dan tingkah si Akang terlihat nyata. Jangan-jangan history mesin pencariannya penuh dengan monyet wkwkwk Sukses terus ya, Bang!
nina
Covernya bikin penasaran, seru juga ternyata
caba2000
Akhirnya selesai baca. Salah satu naskah yang saya unggulkan. Semangat Kak!
sitisadiiah
Dari awal membaca, ceritanya membuat penasaran.
semangat123
Menggunakan sudut pandang hewan, ini yang membuatnya unik. Ceritanya menonjol dari yang lain. Semoga beruntung!
Disukai
459
Dibaca
10k
Tentang Penulis
DMRamdhan
-
Bergabung sejak 2020-05-25
Telah diikuti oleh 752 pengguna
Sudah memublikasikan 66 karya
Menulis lebih dari 588,309 kata pada novel
Rekomendasi dari Drama
Rekomendasi