182. INT. RUANG PERSIDANGAN — SIANG
Terlihat persidangan sudah dimulai. SAMUEL telah duduk di kursi terdakwa, RENITA duduk di kursi saksi, Keluarga Mahendra, RENI dan BRAMA duduk di kursi hadirin sidang. Banyak orang berbisik dan wartawan memotret BRAMA.
RENITA
Pada saat kejadian, saya mendampingi Pak Latif seperti biasa. Hari itu, Pak Latif baru saja pulang dari LN dan rumahnya sedang di renovasi jadi beliau menginap di hotel. Saya datang pagi dan tidak ada yang mencurigakan dari beliau. Beliau mewawancarai saudara Chelsea pun tidak sendiri tetapi ditemani karyawan Wanitanya pula. Akan tetapi pada waktu itu, karyawannya mengeluh tidak enak badan sehingga saya mengantarkannya hingga mendapatkan taksi untuk pulang.
CUT TO:
183. MONTAGE-BERBAGAI LOKASI — PAGI (FLASHBACK)
-RENITA mengantarkan KARYAWAN WANITA untuk memesan taksi.
RENITA (CONT'D) (V.O)
Lalu pada saat saya kembali ke kamar, saya sudah menemukan ruangan kacau dan Pak Latif sudah tidak sadarkan diri dengan terdakwa di sana. Demikian Yang Mulia.
-RENITA melangkahkan kaki kembali ke kamar dan menjerit terkejut ketika melihat LATIF tergeletak tak sadarkan diri.
BACK CUT TO:
184. INT. RUANG PERSIDANGAN — SIANG
HAKIM KETUA
Baik. Penasihat hukum apa ada yang ingin ditanyakan?
NAMIYA
Ada Yang Mulia.
(Bertanya kepada Renita)
Saudara Saksi, apakah anda yang membuat minum es jeruk pada saat kejadian?
RENITA
Ya, apa ada yang salah?
NAMIYA
Apa anda menaruh sesuatu atau melihat seseorang menaruh sesuatu ke dalam minuman tersebut?
RENITA
Tidak.
NAMIYA terdiam sejenak.
NAMIYA
Demikian, Yang Mulia.
HAKIM KETUA
Baik, silahkan kepada Penuntut Umum saksi kedua dihadirkan dalam ruang persidangan.
PINTU RUANG PERSIDANGAN terbuka dan CHELSEA masuk ke ruang persidangan. SAMUEL mengepalkan tangannya erat, sedangkan Mahendra tersenyum puas. CHELSEA duduk di kursi saksi.
HAKIM KETUA
Tolong tunjukan kartu identitas saudara.
CHELSEA bangkit berdiri memberikan kartu identitas.
HAKIM KETUA
Sebelum memberikan keterangan saksi harus di sumpah. Apakah anda berani di sumpah?
CHELSEA terdiam, matanya bergerak gelisah.
HAKIM KETUA
Sekali lagi, apakah anda bersedia di sumpah?
CHELSEA menatap MAHENDRA yang menganggukan kepala. Tak lama kemudian CHELSEA menjawab--
CHELSEA
Saya bersedia.
CHELSEA berdiri kemudian membaca sumpah.
CHELSEA
Demi Tuhan saya bersumpah, sebagai saksi dalam persidangan ini akan memberikan keterangan yang sebenar-benarnya dan tidak lain dari apa yang sebenarnya.
CHELSEA kembali duduk.
HAKIM KETUA
Sumpah tersebut mengandung arti bahwa saksi harus memberikan keterangan yang sebenar-benarnya dari apa yang saudara lihat, dengar dan yang anda ketahui. Apabila anda terbukti memberikan keterangan palsu maka saudara terancam pasal 242 KUHP. Apakah anda mengerti?
CHELSEA
Me-mengerti Yang Mulia.
HAKIM KETUA
Apakah benar anda adalah teman korban dan terdakwa?
CHELSEA
(Mengangguk)
Ya, kami berteman sejak bangku SMA, Yang Mulia.
HAKIM KETUA mengernyitkan keningnya.
HAKIM KETUA
Dan anda di sini sebagai saksi yang memberatkan terdakwa? Benar begitu?
CHELSEA mengangguk ragu.
HAKIM KETUA
Oke silahkan coba ceritakan kesaksian dari sudut pandang anda.
CHELSEA
Saya datang menemui Pak Latif pada waktu itu untuk wawancara kerja. Saya diantar oleh SAMUEL. Pada waktu itu SAMUEL sedikit berlebihan dalam mengkhawirkan saya, tetapi begitu mengetahui terdapat orang lain di ruangan dia percaya. Samuel pergi tetapi kemudian kembali ke ruangan karena berkas saya tertinggal di motornya dan pada saat itulah dia melihat saya hanya berdua dengan Pak Latif karena Bu Renita mengantarkan karyawan yang tidak enak badan. Dia cemburu dan menjadi sangat marah sehingga memukuli Pak Latif.
SAMUEL tertawa kecil kemudian berdiri dengan marah.
SAMUEL
Bohong kamu! Apa kamu lupa kamu hampir telanjang di sana?! Udah segitu butanya kamu sama uang Chel?!
CHELSEA membentak SAMUEL kembali.
CHELSEA
Ga usah ngarang cerita kamu! Udah muak aku menjalin hubungan sama cowo posesif kaya kamu!
HAKIM KETUA memukul palunya.
HAKIM KETUA
Di mohon untuk tenang semuanya. Oke bagaimana dengan Penuntut Umum apakah ada yang ingin ditanyakan?
PENUNTUT UMUM
Pada saat kejadian pembunuhan, mengapa anda tidak segera melapor ke polisi atau pihak hotel?
CHELSEA
Laki-laki itu mengancam untuk membunuh saya juga jika mengatakan kepada Polisi.
SAMUEL hendak berdiri namun ditahan pihak polisi.
PENUNTUT UMUM
Demikian yang Mulia.
HAKIM KETUA
Baik, selanjutnya penghadiran saksi dari Pihak Penasihat Hukum. Berapa saksi yang anda hadirkan?
NAMIYA
Satu orang, Yang Mulia.
HAKIM KETUA
Baik silahkan dihadirkan ke ruang persidangan.
NAMIYA, SAMUEL, RENI dan BRAMA menatap pintu yang tetap tertutup lama.
RENI
(Menangis)
Bagaimana ini Bram?
BRAMA
Dia pasti datang, dia pasti datang.
PINTU PENGADILAN masih tertutup.
NAMIYA
Mohon Maaf Yang Mulia, saksi belum bisa had-
Ucapan NAMIYA dipotong petugas.
PETUGAS
Saksi telah hadir di persidangan
PETUGAS membuka pintu dan terlihat melihat RONI dan SANTI masuk ke ruang persidangan. RONI melangkah ke depan sedangkan SANTI duduk di kursi hadirin sidang. KELUARGA MAHENDRA terlihat terkejut melihat RONI.
MAHENDRA
Apa yang dilakukan anak itu di sini?
RONI duduk di kursi saksi.
HAKIM KETUA
Saudara saksi, anda disini sebagai saksi ahli saksi korban atau apa?
RONI
Aku bukan saksi apapun, tetapi aku orang yang datang membawa bukti kebenaran, Yang Mulia.
RONI memasang flashdisk pada laptop yang tersambung dalam proyektor. Proyektor menampilkan VIDEO HANDYCAM LATIF yang merekam video peristiwa saat pemerkosaan CHELSEA dan LATIF yang menyerang SAMUEL.
RONI
Orang yang duduk di kursi terdakwa sekarang adalah orang baik yang berniat membantu temannya dari kasus pemerkosaan. Dunia terlalu ribut berusaha menghapus jejak bukti CCTV, tapi pelaku sendiri yang justru mengabadikannya sendiri. Dan seperti yang kalian lihat, orang yang kalian kira terdakwa hanya berusaha mempertahankan hidupnya.
Ruangan terlihat ribut. MAHENDRA terlihat marah dan wartawan sibuk mengabadikan peristiwa tersebut. RONI memandang SAMUEL kemudian tersenyum.
CUT TO:
185. EXT. DESA NTT-POS RONDA — SIANG
Terlihat para warga banyak berkerumun menampilkan LIVE SIDANG SAMUEL di televisi tercengang. Sebagian lagi dari mereka menangis.
WARGA 1
Ya Tuhan, Pak Guru tidak salah! Pak Guru ngga salah!
WARGA 2
Jahat sekali kita!
WARGA 3
Bagaimana ini? kita harus meminta maaf kepada Pak Guru!
SEORANG WARGA bangkit dari pos ronda kemudian berlari ke rumah NENE MARNI dan mengetuk pintu.
CUT TO:
186. INT. RUMAH NENE MARNI-KAMAR — SIANG
NENE MARNI tengah terbaring ketika pintu di ketuk keras.
WARGA 3 (O.S)
Nene! Nene!
NENE MARNI bangun dari tidur kemudian membuka pintu.
WARGA 3
Ne! Neo dinyatakan tidak bersalah.. Pak Guru bukan pembunuh.
Tangis NENE MARNI pecah seketika.
NENE MARNI
Ya Tuhan, Neo...
FADE IN