The Killer Teacher
14. ACT 2-11 (Scene 135-154)

136. INT. RUMAH NENE MARNI — PAGI

Kita melihat layar berwarna hitam pekat dengan suara perbincangan laki-laki yang samar.

SAMUEL/NEO (V.O)
Aku merasa, perlahan satu persatu mimpiku terealisasikan.


SLOWLY FADE IN--

SAMUEL mengintip melalui celah dinding rumah, terlihat PAK KEPALA DESA, SEORANG PEJABAT dan KETUA KONTRAKTOR berjalan di depan rumah sembari berbincang.


SAMUEL tersenyum senang, dengan tangan kanan diperban dan wajah penuh luka, SAMUEL berjalan pincang menuju NENE MARNI yang tengah memasak di dapur.


CUT TO:

137. INT. SDK PELITA HARAPAN-RUANG KELAS III — PAGI

RONI berdiri di depan kelas dengan anak-anak yang terdiam menatapnya.

RONI
Selamat pagi anak-anak semuanya. Hari ini kegiatan belajar terlebih dahulu bersama saya dikarenakan Pak Neo sedang sakit. Oke hari ini kita lanjut belajar matematikanya ya.


RONI membuka buku paketnya. SENO mengacungkan jarinya.

SENO
Tidak ada kuis terlebih dahulu kah Pak Guru?


MELATI
Iya Pak Guru. Melati sudah belajar tadi malam masa ngga ada kuis?


RONI mengernyitkan keningnya, terlihat bingung.

RONI
Kuis?


DANAR
Iya Pak Guru. Setiap pagi Pak Neo bakal ngasih soal-soal yang dipelajari minggu lalu. Yang jawaban benar paling banyak, dapat bintang dari Pak Neo. Kaya gini.


DANAR menunjukan kertas tebal berbentuk bintang yang tertempel di bajunya.

BIMO
Tidak ada kuis, tidak asik belajarnya. Pak Neo sakit parah kah Pak Guru?


RONI tersenyum tipis.

RONI
Kalian senang diajar Pak Neo kah?


SENO, BIMO, DANAR, MELATI, MALA
(Menjawab serentak)
Senang, Pak Guru!


RONI
Pak Neo juga pasti bangga punya murid rajin seperti kalian. Kalian harus rajin belajar terus, perlu Bapak katakan ada banyak sekali perjuangan yang dilakukan Pak Neo agar jadi Pak Neo yang sekarang. Pak Neo juga belajar banyak sekali agar bisa mengajar kalian, agar kalian semua jadi siswa yang cerdas, agar kalian semua dapat menggapai cita-citanya kelak.
(RONI terdiam sejenak)
Terlepas dari kabar yang kalian dengar nanti, semoga kalian tetap percaya kepada Pak Neo ya mengerti?

MURID-MURID menatap bingung RONI.


CUT TO:

138. INT. RUMAH NENE MARNI — SIANG

SAMUEL sedang makan sendiri dengan tangan kiri ketika pintu diketuk. SAMUEL mengenakan kaos oblong dan celana pendek.

SAMUEL/NEO
(Berteriak)
Masuk aja!

Suara ketukan pintu terdengar kembali.

SAMUEL/NEO
Masuk aja, kakiku sakit buat jalan!

Suara ketukan pintu tetap terdengar. SAMUEL menghembuskan napas.

SAMUEL/NEO
(Berbicara kepada diri sendiri)
Bisa ngga si sehari aja biarin aku istirahat dengan tenang?


SAMUEL dengan langkah tertatih membuka pintu.

SENO, BIMO,DANAR, MELATI,MALA
Selamat siang Pak Guru!


SAMUEL terpaku melihat muridnya datang dengan membawa aneka makanan. Satu persatu dari mereka mencium tangan SAMUEL.

MALA
Pak Guru sakit apa? Kenapa bengkak dan di perban?


MELATI
Kami kangen diajar Pak Guru.


SAMUEL/NEO
Pak Guru cuma jatuh. Kalian kenapa bisa pada kemari?


BIMO
Pak Roni tadi nyuruh kami menjenguk Pak Guru.

SAMUEL menggulirkan bola matanya.


CUT TO:

139. INT. RUMAH NENE MARNI-RUANG TAMU — PAGI

Terlihat anak-anak duduk sembari makan dan bercanda.


INTERCUT

140. INT. RUMAH NENE MARNI-RUANG KAMAR — SIANG

Terlihat SAMUEL yang kesulitan untuk mengenakan celana pajang dengan satu tangan.

SAMUEL/NEO
Sialan kau Ron!


SENO (O.S)
Ada apa Pak Guru?


SAMUEL/NEO
Hehe.. Engga ada apa-apa.


SAMUEL kembali berusaha mengenakan celana panjangnya dan mengenakan baju formalnya. Setelahnya SAMUEL kembali ke ruang tamu.

141. INT. RUMAH NENE MARNI-RUANG TAMU — SIANG

SAMUEL berbincang dan bercanda bersama murid-muridnya.


CUT TO:

142. INT. RUMAH BU YOHANA-DAPUR — SIANG

SANTI dan BU YOHANA tengah masak bubur ketika RONI masuk ke dapur dengan pakaian Guru.

BU YOHANA
Eh, baru pulang kau nyong? Nona saja sudah pulang dari tadi.

RONI mengambil minum dan meneguknya.

RONI
Ada urusan tadi Ma.


SANTI
Halah, paling ngapelin cewe sebelah. Yang suka nongkrong nungguin Roni dipinggir jalan itu loh Ma.

RONI mengambil centong dan memukul ringan kepala SANTI, membuatnya menatap tajam.

BU YOHANA
Sudah, sudah. Kalian ini ngga capai kah tiap hari berantem terus? Mama yang liatnya aja capai. Ayo makan dulu

SANTI memberikan tatapan meledek kemudian membawa bubur ke ruang makan.

143. INT. RUMAH BU YOHANA-RUANG MAKAN — SIANG

RONI menatap menu bubur yang dihidangkan di atas meja.

RONI
Kenapa masak bubur siang-siang?


BU YOHANA
Oh, itu Nona buat sekalian untuk Pak Neo. Kan dia lagi sakit.

RONI meletakan sendoknya kembali dan menatap SANTI yang tengah makan.

RONI
(Sembari tersenyum)
Bahkan setelah liat pamflet itu dan kejadian tadi malam, kamu masih suka sama dia San?

SANTI menatap bingung ke arah RONI.

SANTI
Apaan sih?


RONI
Oh iya, setelah diinget-inget kamu bahkan sama sekali ga pernah tanya atau cerita tentang itu ke aku. Hal yang bukan sosok Santi sekali. Udah segitu yakinnya sama perasaanmu San?

SANTI berhenti makan kemudian berdiri.

SANTI
Ikut aku keluar sebentar.

SANTI sudah berjalan beberapa langkah tetapi RONI tetap makan. SANTI kembali dan menarik baju RONI untuk keluar dari rumah.


144. EXT.TEPI JALAN — SIANG

SANTI dan RONI berhenti di tepi jalan.

SANTI
Maksud kamu apa bilang kaya gitu?


RONI
Kamu pikir aku selama ini buta San? Kamu pikir selama ini aku ngga tahu kalau kamu suka sama Neo?


SANTI
Kita sahabatan udah lama banget Ron. Kita ngga bisa menjalin hubungan lebih dari itu. Kita bakal kehilangan persahabatan ini kalau kita putus.


RONI
Emang siapa yang mau mengajak kamu pacaran San? Aku udah bertekad kalau kamu mau, aku bakal langsung memjemputmu didepan ayahmu.

SANTI terdiam.

RONI
Lupain ajalah masalah itu. Tapi sekarang, aku pengen tanya, kamu suka sama Neo? Tanpa kamu tahu latar belakangnya kamu suka sama dia? Kamu bahkan lihat pamflet dipajang dengan foto dia, kamu ngga pengen tahu kenapa? Kamu bahkan sama sekali ngga berusaha mencari tahu soal itu.


SANTI
Rasa itu cuma datang gitu aja Ron!


RONI
Fine, aku ngerti soal itu. Tapi setidaknya, bisa ngga pakai otakmu sedikit. Aku cuma ngga mau lihat kamu nanti berakhir sakit hati. Terlebih, kamu mau menduakan Tuhan San? Kalian itu punya benteng setinggi itu, kamu buta selama ini?


SAMUEL yang berdiri dengan membawa banyak makanan dari muridnya terpaku melihat SANTI dan RONI.


CUT TO:

145. INT. RUMAH NENE MARNI-RUANG TAMU — SIANG

SAMUEL duduk di lantai bersandar di pintu ketika pintu diketuk oleh SANTI.

SANTI (O.S)
Neo.. Neo..!


INTERCUT

146. EXT. DEPAN PINTU RUMAH NENE MARNI — SIANG

SANTI berdiri di depan pintu sembari menenteng kotak makan. SANTI terdiam sejenak, kemudian meletakan kotak bekal di depan pintu. SANTI membalikan badan dan pergi dari rumah NENE MARNI.

SAMUEL/NEO (V.O)
Aku baru menyadari, oh Sam, lo bener-bener ngga tahu diri. Lo terlalu menginginkan banyak hal untuk ditakdirkan hadir di hidup seorang pembunuh.


FADE OUT

147. INT. SDK PELITA HARAPAN-RUANG KANTOR — PAGI

SAMUEL berjalan tertatih masuk ke ruang guru. SAMUEL melihat RONI dan SANTI duduk diam di kursi masing-masing. Seorang GURU LAKI-LAKI terpogoh-pogoh menghampiri SAMUEL.

GURU LAKI-LAKI
Pak Neo, sudah sembuh kah? Tadi ke sekolah naik apa?


SAMUEL/NEO
Udah baikan Pak, tadi jalan kaki.


GURU LAKI-LAKI
Kalau masih sakit, harusnya jangan dipaksakan buat ngajar dulu Pak.

SAMUEL tersenyum tipis kemudian duduk. Tidak lama kemudian, Bel masuk berbunyi SANTI dan SAMUEL masuk ke kelas dalam diam.


CUT TO:

148. INT. SDK PELITA HARAPAN-RUANG GURU — SIANG

Kita melihat tidak seperti biasanya, SANTI, RONI dan SAMUEL makan bekal di meja masing-masing.


CUT TO:

149. EXT. JALAN DESA — SIANG

-SANTI sedang mengendarai sepeda ketika RONI menyalipnya dengan sepeda tanpa mengatakan apapun.

SANTI
(Berbicara kepada diri sendiri)
Dia beneran diemin aku.

-RONI melihat SAMUEL yang sedang berjalan tertatih. RONI melewati SAMUEL begitu saja tetapi kemudian mengerem sepedanya kuat-kuat hingga berhenti. RONI menoleh ke SAMUEL yang tertinggal di belakang.

RONI
Mau ikut ngga?


SAMUEL/NEO
Ngga usah. Aku bisa jalan--

RONI hendak melajukan kembali sepedanya.

SAMUEL/NEO (CONT'D)
Bentar napa, gue ikut! Ga sabaran banget sih!


SAMUEL dengan langkah tertatih menaiki sepeda RONI. RONI melajukan sepedanya dengan SANTI beberapa meter di belakangnya.

SAMUEL, RONI dan SANTI melewati area PEMBANGUNAN LISTRIK dan memperhatikannya. RONI dan SAMUEL memperhatikan pembangunan hingga akhirnya sepeda yang dikendarai RONI menabrak pohon dan terjauh. SANTI tertawa terpingkal melihat mereka.

SAMUEL/NEO
Lu bisa bawa sepeda kagak sih? Badan gue remuk lagi ini.


RONI
Eh, lo kagak sadar badan lo berat?


SAMUEL dan RONI melihat SANTI yang tertawa terpingkal, kemudian akhirnya tertawa bersama-sama.

SAMUEL/NEO (V.O)
Nyatanya, kami tidak bisa untuk tidak tertawa bersama dalam jangka waktu yang lama.



CUT TO:

150. EXT. DEPAN PEMBANGUNAN TOWER LISTRIK — SIANG

SAMUEL, RONI dan SANTI duduk bersama sembari melihat pembangunan listrik. SAMUEL mengukur pembangunan tower dengan jari telunjuknya.

SAMUEL/NEO
Mari selesaikan ini dan dapatkan happy ending, oke?


FADE IN


151. MONTAGE-BERBAGAI LOKASI — BERBAGAI WAKTU

BEGIN MONTAGE

A. EXT. RUMAH UKM 'KREASI IKANKU'-PAGI

SAMUEL membantu BAPAK-BAPAK mengangkat karung ke atas mobil box.

B. INT. SDK PELITA HARAPAN-RUANG KELAS III-PAGI

SAMUEL mengajar di kelas dengan ceria.

C. EXT. LOKASI PEMBANGUNAN TOWER LISTRIK-SIANG

SAMUEL, RONI dan SANTI bersepeda bersama kemudian berhenti di depan pembangunan listrik. SAMUEL mengukur tinggi tower dengan jari telunjuknya. SAMUEL tersenyum kemudian kembali melajukan sepedanya.

D. INT. RUMAH NENE MARNI-MALAM

SAMUEL memasak bersama NENE MARNI kemudian makan bersama.

END MONTAGE


152. INT. SDK PELITA HARAPAN-RUANG KEPALA SEKOLAH — PAGI

SAMUEL/NEO (V.O)
Dan pada akhirnya, apa yang aku mulai telah menemukan ujungnya.


Dalam suasana yang hening, SAMUEL dengan ekspresi datar duduk di depan KEPALA SEKOLAH menatap selembar amplop di atas meja.

KEPALA SEKOLAH
Saya mengucapkan banyak terimakasih, atas dedikasinya Pak Neo selama kurang lebih dua bulan mengajar di sini menjadi guru pengganti Bu Florentina. Sekarang Bu Florentina sudah sehat dan siap mengajar kembali. Saya mohon maaf juga dikarenakan saya dulu mengatakan hanya mengajar satu bulan tetapi Pak Neo harus mengajar lebih dari itu.


SAMUEL/NEO
Saya senang menjadi guru di sini Pak.


KEPALA SEKOLAH
(Tertawa kecil)
Apa yang membuat Pak Neo senang mengajar di SD kita yang penuh keterbatasan?


SAMUEL/NEO
Umm.. entah. Senyum anak-anak mungkin?


CUT TO:

153. INT. SDK PELITA HARAPAN-RUANG KELAS III — PAGI

MURID-MURID KELAS III tersenyum ceria menatap SAMUEL yang berdiri di depan kelas. SAMUEL menghela napas kemudian tersenyum ceria.

SAMUEL/NEO
Oke, anak-anak ada yang ingat PR dari Bapak?

DANAR mengacungkan jarinya.

DANAR
Menceritakan tokoh pahlawan yang menginspirasi, Pak Guru.


SAMUEL/NEO
Oke, DANAR udah siap buat bercerita di depan?


DANAR
Siap dong Pak Guru!


DANAR maju ke depan kelas kemudian membacakan tulisan di bukunya.

DANAR
Tokoh pahlawan yang menginspirasi saya adalah Ki Hajar Dewantara yang dijuluki 'Bapak Pendidikan Indonesia', lahir di Yogyakarta 2 Mei 1889. Alasan Danar mengidolakan adalah dikarenakan Danar ingin memperjuangkan pendidikan di desa seperti yang dilakukan oleh Ki Hajar Dewantara. Sekian Pak Guru.


SAMUEL/NEO
Apakah Danar bercita-cita menjadi guru?


DANAR
Tidak Pak Guru. DANAR bercita-cita menjadi menteri pendidikan, supaya lebih punya kuasa untuk memajukan pendidikan Indonesia.

SAMUEL mengacungkan dua jempolnya.

SAMUEL/NEO
Bagus, semoga Danar dapat meneladani Ki Hajar Dewantara dan dapat menjadi menteri pendidikan ya.

DANAR kembali duduk di kursinya.

SAMUEL/NEO
Siapa lagi yang mau membacakan tokoh inspirasinya?

MELATI mengacungkan jarinya.

SAMUEL/NEO
Oke, silahkan Melati.

MELATI maju ke depan dan membacakan tulisan di bukunya.

MELATI
Tokoh yang menginspirasi saya adalah Pak Neo.

SAMUEL terlihat terkejut.

SAMUEL/NEO
Tapi Bapak bukan tokoh pahlawan, Melati.


MELATI
Biarkan Melati membacakan sampai selesai Pak Guru. Walaupun Pak Neo tidak ada di buku PKN sebagai pahlawan, Pak Neo adalah tokoh yang menginspirasi Melati. Melati bercita-cita menjadi guru yang hebat seperti Pak Neo. Guru yang sabar, ceria dalam mengajar kami. Walaupun kami nakal, tapi Pak Neo tidak pernah marah. Pak Neo Guru terbaik bagi Melati.

Mata SAMUEL berkaca-kaca.

SAMUEL/NEO
(Dengan suara serak menahan tangis)
Kalian harus rajin belajar, ingat? Ingat dengan cita-cita yang kalian pernah ceritakan kepada Bapak. Meskipun kita berbeda dengan siswa lain, kita punya seribu jurus untuk berjuang menggapai mimpi. Kalian berlian, bahkan ditempatkan di lumpur pun kalian tetap berlian.
(Terdiam sejenak)
Meskipun hari ini, hari terakhir Bapak mengajar kalian, Bapak akan selalu bangga dan berdiri di samping kalian. Mohon selalu ingat bapak, jangan lupakan Bapak--


SAMUEL tidak bisa melanjutkan kalimatnya karena air matanya luruh. MURID-MURID ikut menangis. MALA kemudian berdiri dan menyanyi lagu 'TERIMAKASIH GURUKU'

MALA
(Menyanyi)
Terimakasihku, Kuucapkan..
Pada Guruku yang tulus

MURID LAIN berdiri kemudian ikut menyanyi sembari menangis.

MURID-MURID
Ilmu yang berguna slalu dilimpahkan
Untuk bekalku nanti
Setiap hariku dibimbingnya
Agar tumbuhlah bakatku
Kanku ingat slalu nasehat guruku
Trimkasihku guruku


SAMUEL merentangkan tangan dan MURID-MURID memeluknya sembari menangis bersama.


CUT TO:

154. EXT. PANTAI — SORE (SUNSET)

NENE MARNI melihat SAMUEL sedang duduk menatap sunset masih dengan menggunakan pakaian mengajar. NENE MARNI menghampiri kemudian duduk di samping SAMUEL.

NENE MARNI
Nyong ngga pengen teriak sekarang?

SAMUEL tersenyum kemudian berteriak keras.

SAMUEL/NEO
Oiii, semuanya! Aku berhasil! Aku berhasil!


FADE OUT


Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Halo Kak @Adam , terimakasih sudah berkomentar. Untuk inspirasinya betul, saya ingin membuat cerita tentang pendidikan di desa terpencil. Untuk climaxnya masuk di part 15, dimana nanti warga mengetahui SAMUEL seorang pembunuh dari berita televisi. Oh iya, jangan lupa baca lagi hari ini ya kak. Insyaallah selesai hari ini ceritanya :)
3 bulan 2 minggu lalu
Keren kak! Vibesnya mirip Laskar Pelangi, apa emang inspirasinya dari sana?
Cuman saking ngalirnya sampe lupa sama konflik utama di naskah ini, status Samuel sebagai buronan, hubungan dengan Chelsea, Orang Tua nya? Meskipun dikit-dikit disinggung sih di beberapa scene.
Berharap climax/twist nya sih warga sama murid-muridnya Samuel tahu kalo Samuel/Neo itu penjahat, tapi mereka masih menerima dan tidak peduli karena dia sudah berjasa terhadap desa dan sekolah di pedalaman.
3 bulan 2 minggu lalu