The Killer Teacher
6. ACT 2-3 (Scene 60-76)

60. EXT. PANTAI — PAGI

Pemandangan matahari terbit dan ombak di pagi hari dengan suasana yang terlihat sunyi.


CUT TO:


61. INT. RUMAH NENE MARNI — PAGI

SAMUEL merapikan kerah baju yang dikenakan di depan kaca. SAMUEL kemudian pergi ke depan kamar NENE MARNI, membuka gordennya dan terlihat NENE MARNI sedang tertidur. SAMUEL menatap sejenak kemudian menutup kembali gorden kamar. SAMUEL menjinjing tas besar dan berjalan keluar rumah.

CLOSE UP, Kamera shooting makanan yang dihidangkan di atas meja dengan kertas bergambar NENE MARNI dan SAMUEL di sampingnya.


62. EXT. JALAN DESA — PAGI

SAMUEL berjalan sembari menjinjing tas besar dengan di sinari cahaya sunrise. SAMUEL menatap BURUNG CAMAR yang terbang di langit.

SAMUEL/NEO (V.O)
Burung camar,kemanapun sayapnya mengepak melalang nun jauh di sana, ia akan selalu berpulang kembali ke sarang. Namun seekor burung camar mendadak buta arah, dia merasakan nyaman di tempat orang hingga kakinya berat untuk melangkah.


LONG SHOT (LS), SAMUEL berjalan hingga menghilang di dari pandangan.


CUT TO:

63. INT. SDK PELITA HARAPAN-RUANG KANTOR — SIANG

SANTI sedang duduk mengoreksi lembar jawaban siswa. SEORANG GURU PEREMPUAN menarik kursi dan duduk di depan SANTI.

GURU PEREMPUAN
Bu San, di desa ini ada pendatang baru ya? Tadi saya ketemu laki-laki putih, tinggi, ganteng pokoknya Bu.


SANTI
(Sembari mengoreksi)
Oh itu Neo, cucunya Nene Marni. Dia dari Jakarta, Bu. Katanya sih liburan gitu.


GURU PEREMPUAN
Ooo.. Apa beliau dijadikan guru pengganti Bu Florentina dulu ya Bu? Saya yakin beliau orang berpendidikan dilihat dari penampilannya.


SANTI berhenti mengoreksi, menatap GURU PEREMPUAN dengan tatapan terkejut.


CUT TO:

64. EXT. HALAMAN RUMAH NENE MARNI — SIANG

SANTI bersepeda datang ke rumah NENE MARNI. SANTI memarkirkan sepedanya kemudian bergegas mengetuk pintu rumah NENE MARNI.

SANTI
Nene! Nene!


Pintu terbuka, yang menampilkan NENE MARNI dengan mata sembab.

SANTI
Santi mau ketemu Neo, Ne. Dia dimana ya Ne?


CUT TO:


65. EXT. PANTAI — SIANG

SANTI duduk di tepi pantai memandang laut.

NENE MARNI (V.O)
Neo hari ini meninggalkan desa buat pergi ke rumah pamannya di kota, Bu Guru. Mungkin dia tidak kembali ke sini lagi.


SANTI melemparkan kerikil ke arah laut. Tiba-tiba BU YOHANA datang dan duduk di samping SANTI.

BU YOHANA
Mama kira Nona kemana, sudah jam pulang sekolah tapi belum sampai rumah.


SANTI
Santi lagi pengen lihat laut, Ma.


BU YOHANA
Ada masalah?


SANTI menggelengkan kepala.

BU YOHANA
Trus Roni kemana Non?


SANTI
Oh dia ke kota Ma, beli peralatan mengajar buat sekolah.
(Terdiam sejenak)
Ma, apa salah merasa sedih saat seorang teman pergi tanpa berpamitan?


CUT TO:


66. EXT. JALAN KOTA-NTT — SIANG

SAMUEL dengan pakaian tertutup, mengenakan masker dan topi duduk di bak MOBIL PICK UP yang mengangkut IKAN.


67. EXT. PASAR TRADISIONAL — SIANG

MOBIL PICK UP masuk ke area PASAR TRADISIONAL yang dipenuhi oleh banyak orang. SAMUEL turun dari MOBIL PICK UP, kemudian masuk ke dalam ke WARTEL. SAMUEL memasukan koin dan memencet angka kemudian mengangkat gagang telepon.

SAMUEL/NEO
Halo?


CUT TO:


68. EXT. PASAR TRADISIONAL — SIANG

SAMUEL berjalan membelah kerumunan pedagang dan pembeli yang sedang menjalankan transaksi jual beli. SAMUEL berjalan hingga di sebuah gang kumuh dimana DONI (53), laki-laki dengan badan penuh tato berdiri di sana dengan TIGA PREMAN.


69. EXT. GANG KUMUH — SIANG

SAMUEL terlihat ragu mendekat. DONI yang sedang merokok menginjak puntung rokoknya.

DONI
Nak, darimana saja kamu? Kata Ayahmu kamu tiba dua hari yang lalu.


SAMUEL/NEO
Aku sudah menunggumu hingga petang tapi anda ngga kunjung muncul di bandara.



DONI
Ayahmu bilang aku bakal njemput kamu ya?


DONI tertawa diikuti oleh PREMAN lainnya.

DONI (CONT'D)
(Berbicara kepada diri sendiri)
Brama.. Brama, udah bukan lagi jaman sekolah tapi lo masih aja nyuruh-nyuruh gue.
(Berbicara kepada Samuel)
Aku dan Bapakmu itu dulu teman sekolah. Dan asal kamu tahu, Bapakmu itu suka kali nindas aku. Nyuruh aku ngelapin sepatu Bapakmu, duit jajanku di rebut--


DONI berhenti berbicara kemudian tersenyum.

DONI (CONT'D)
Tapi ya udahlah itu masa lalu. Sudah makan kamu, Nak? Ayo aku traktir kamu makan dulu.


DONI merangkul SAMUEL, berjalan diikuti oleh TIGA PREMAN.


70. INT. WARUNG MAKAN — SIANG

Terlihat warung makan sederhana yang dipenuhi oleh PREMAN yang sedang makan dan bermain gitar. SAMUEL dan DONI masuk ke dalam warung, membuat perhatian semua PREMAN teralihkan ke SAMUEL.

DONI
(Berkata ke penjaga warung)
Ma, nasi gorengnya dua pakai telur.


PENJAGA WARUNG mengangguk kemudian memasak nasi goreng.

PREMAN 1
Ini anak yang kau maksudkah Bos?


DONI
Yo'i.


PREMAN 2 yang sedang makan menarik tangan SAMUEL untuk duduk di sebelahnya.

PREMAN 2
Ga usahlah tegang-tegang, semua orang itu pasti punya salah. Kau lihat Bapak itu?


PREMAN 2 menunjuk SEORANG PREMAN YANG SEDANG BERMAIN GITAR SEMBARI MENYANYI.

PREMAN 2 (CONT'D)
Dia pun pernah bunuh orang.


PREMAN 2 kembali makan. Tidak lama kemudian, sepiring nasi goreng dihidangkan di depan SAMUEL. PREMAN 2 menyodorkan kerupuk ke SAMUEL.

SAMUEL/NEO
Ngga usah, Bang.


PREMAN 2
Kau ngga suka kerupuk? Mana enak makan nasi goreng tanpa kerupuk?


SAMUEL diam, memakan nasi goreng dengan canggung.


CUT TO:


71. EXT. PASAR TRADISIONAL — SIANG

SAMUEL dan DONI berjalan di tengah pasar dengan DUA PREMAN di DEPAN dan TIGA PREMAN di BELAKANG.

DONI
Nanti kamu bisalah tinggal di rumahku selama yang kamu mau. Rumahku di daerah pegunungan, jadi amanlah buat sembunyi.

SAMUEL berhenti berjalan.

SAMUEL/NEO
Pegunungan?


DONI
Ya, apa yang salah?


SAMUEL berjalan kembali dengan pandangan yang tidak tenang. DUA PREMAN yang berjalan di depan SAMUEL berbicara lirih.

PREMAN 1
(Berbisik)
Nanti, aku arahkan mobil ke Kelapa Lima atau Kupang Kota?


PREMAN 2
(Berbisik)
Kelapa lima aja, lebih dekat.


72. EXT. PASAR TRADISIONAL-TEMPAT PARKIR — SIANG

Sebuah mobil JEEP sudah terparkir di sana. DONI dan PREMAN sudah masuk ke dalam mobil, sementara SAMUEL masih berdiri ragu.

SAMUEL/NEO
Bang, aku mau ke toilet dulu.


DONI menendang kaki PREMAN 1 yang duduk di sampingnya.

DONI
Oy Jon, kau tunjukan arah toilet ke Samuel.


PREMAN 1 turun dari mobil. SAMUEL kemudian berjalan mengikuti PREMAN 1.


73. EXT. PASAR TRADISIONAL — SIANG

SAMUEL berjalan mengikuti PREMAN 1 yang berjalan di depannya. Ketika berada di lokasi pasar yang ramai pengunjung, SAMUEL mengambil jalan yang berbeda dan berlari cepat. Tidak lama kemudian, PREMAN 1 menoleh ke belakang dan mengejar SAMUEL.

SAMUEL berlari kencang di area pasar ketika tiba-tiba SOUND UPBEAT, RONI menarik SAMUEL untuk bersembunyi. PREMAN 1 berhenti di dekat SAMUEL dan RONI bersembunyi, kemudian menelepon.

PREMAN 1
Bos, anak itu melarikan diri.


PREMAN 1 kembali berlari meninggalkan tempat persembunyian RONI dan SAMUEL. RONI memandang tajam ke arah SAMUEL.

RONI
Ada banyak hal yang harus lo jelasin ke gue sekarang!


CUT TO:

74. EXT. TEMPAT SEPI — SIANG

RONI berdiri bersender di samping MOBIL BUTUT sembari meneguk minuman kemasan. SAMUEL berdiri tidak jauh, memperhatikan RONI.

RONI
Ayo mulai!


SAMUEL/NEO
(Menghela napas)
Gue dikejar sama preman tadi tapi gue ngga buat salah apapun sama mereka.


RONI melemparkan botol minuman kemasan ke SAMUEL.

RONI
Lo kira gue bego? Mana ada orang di kejar-kejar kaya gitu kalau ga buat tingkah? Trus ngapain lo di sini? Udah kelar masa liburan lo?

SAMUEL terdiam.

RONI (CONT'D)
Lama-lama gue curiga sama lo. Identitas lo bener-bener abu-abu tahu. Dan anehnya Nene Marni sama Santi segitu percayanya sama lo.


RONI berbalik dan membuka pintu mobil.

SAMUEL/NEO
Oke, fine. Gue buronan polisi Ron, puas lo sekarang? Sekarang apa, lo mau nyeret gue ke penjara kaya orang-orang tadi? Panggil aja semua polisi buat nangkep gue Ron!


RONI tersenyum menyeringai kemudian kembali berbalik menatap SAMUEL.

RONI
Ngaku juga lo, SAM.


Mata Roni terbelalak SAMUEL mendengar RONI menyebut namanya.

RONI
Lo mungkin bisa nipu penduduk desa tapi lo ga bisa nipu gue. Well, gue belum ngenalin nama lengkap gue kan?


RONI menjulurkan tangannya ke depan SAMUEL.

RONI (CONT'D)
Kenalin, nama gue Roni Ariyanto. Familiar dengan nama belakang gue kan?


SAMUEL terperangah hingga mundur beberapa langkah.

RONI
Gue sepupu dari orang yang lo bunuh itu. Asal lo tau, gue berusaha keras nahan ketawa pas ketemu lo. Disaat gue bolak-balik ke kota buat nyari kabar tentang lo, lo justru muncul sendiri di depan gue.

RONI tersenyum.

RONI (CONT'D)
Tapi gue ngga kaya mereka kok. Gue tahu lebih tentang tentang keluarga besar gue yang menghalalkan segala cara buat nangkap lo. Dan gue juga tahu lebih tentang kasus itu di bandingkan lo. Tapi yang jelas, sekarang lo ngga ada pilihan lain selain balik ke desa kan?


SAMUEL/NEO
Mau lo apa?


RONI merebut tas punggung SAMUEL dan menggeledahnya. SAMUEL berusaha mengambil tasnya kembali tetapi di halangi RONI. RONI mengambil ijazah SAMUEL.

RONI
Wih, Lulusan filsafat dengan IPK cumlaude. Cerdas juga lo.


SAMUEL berhasil merebut ijazah dan tasnya kembali.

SAMUEL/NEO
Buat apa IPK bagus kalau nyatanya dunia kerja selalu nolak ilmu yang gue punya?


RONI
Kata siapa? Ilmu lo sangat berguna buat kelangsungan hidup lo saat ini.


SAMUEL/NEO
Maksud lo?


RONI
Gue ngasih lo penawaran menarik. Lo ngajar di SD gue dan gue bakal tutup mulut. Setuju?


RONI menjulurkan tangannya ke depan SAMUEL dan SAMUEL memandang tangan RONI.


CUT TO:

75. EXT. HALAMAN RUMAH NENE MARNI — SORE

Sinar matahari sunset yang hangat, NENE MARNI keluar dari rumah dan mengangkat jemuran baju SAMUEL ketika terdengar bunyi MOBIL dari kejauhan. NENE MARNI berdiri di tepi jalan, memperhatikan MOBIL yang terlihat dari jauh berjalan ke arahnya.


INTERCUT

76. INT. DALAM MOBIL — SORE

SAMUEL duduk di kursi penumpang, di samping RONI yang mengendarai mobil. SAMUEL melihat NENE MARNI, kemudian menjulurkan setengah badan keluar melalui kaca mobil sembari melambaikan tangan ke arah NENE MARNI. SAMUEL melihat NENE MARNI terlihat senang dan menangis melihat dirinya.

NENE MARNI
Neo! Cucuku kembali, Ya Tuhan!


76. EXT. HALAMAN RUMAH NENE MARNI — SORE

Mobil yang dikendarai RONI berhenti di depan NENE MARNI. SAMUEL keluar dari mobil kemudian memeluk NENE MARNI yang menangis.

SAMUEL/NEO
Maaf...


RONI mengelus punggung NENE MARNI.

SAMUEL/NEO (V.O)
Aku sudah menemukan cahaya yang dimaksud di sini. Aku ingin, meneruskan perjalananku sedikit lama di sini. Bisakah Engkau memperpanjang skenarioku di sini, Tuhan?


FADE OUT


Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar