The Killer Teacher
12. ACT 2-9 (Scene 116-124)

116. EXT. PASAR IKAN — PAGI

Kita melihat banyak KERUPUK KULIT dan ABON berjejer di atas meja yang sedang dijajakan oleh penjual. SANTI datang dengan sepedanya. Setelah memarkirkan sepedanya, SANTI menghampiri SISWA PENJUAL IKAN yang kini juga menjual kerupuk ikan dan abon.

SANTI
Sudah terjual banyak Nyong?


SISWA PENJUAL IKAN
Puji Tuhan, laris Bu Guru!

SANTI tersenyum kemudian mengacak sayang kepala SISWA PENJUAL IKAN. Dan setelahnya, SANTI membantu menjual.


CUT TO:

117. EXT. HALAMAN SDK PELITA HARAPAN — PAGI

SAMUEL sedang memarkirkan sepedanya bertepatan dengan SANTI tiba dengan memboncengkan SISWA PENJUAL IKAN di halaman sekolah.

SANTI
Semangat belajarnya ya, Nak!


SISWA PENJUAL IKAN
Baik, Bu.

SISWA PENJUAL IKAN mencium tangan kemudian bergabung dengan SISWA LAIN masuk ke dalam kelas.

SAMUEL/NEO
Tiap pagi kamu jemput dia?

SANTI mengangguk.

SANTI
Orang tuanya sakit dan dia anak yang baik kan? Kalau aku seusianya, aku mungkin ngga terpikir buat ngelakuin hal kaya gitu.

SAMUEL tidak menanggapi, hendak berjalan namun terhenti karena panggilan SANTI.

SANTI
Neo!

SAMUEL berbalik kembali menatap SANTI. SANTI membuka tasnya dan mengeluarkan bekal makan.

SANTI
Buat kamu.

SAMUEL membuka kotak makan yang berisi nasi goreng dengan telur.

SANTI
Emm.. Mama Yohana masak banyak tadi.

SANTI membuka kotak bekalnya yang juga berisi nasi goreng dan menunjukan ke SAMUEL.

SANTI (CONT'D)
Liat kan? Hahaha..

SAMUEL menatap KERUDUNG SANTI yang terdapat bekas coretan arang.

SAMUEL/NEO
Thank you, San.


SANTI
(Mengangguk dengan canggung)
Um

SAMUEL berjalan menuju ruang kantor. SANTI terlihat kesal sekaligus frustasi.

SANTI
(Berbicara kepada diri sendiri)
Astaghfirullah.. Astaghfirullah, maafin Santi Ya Allah!

118. INT. SDK PELITA HARAPAN-RUANG KANTOR — PAGI

SAMUEL meletakan kotak bekal di meja. SAMUEL duduk di kursi dan tak lama kemudian SANTI masuk ke kantor.

SOUND bel masuk berbunyi, GURU-GURU meninggalkan kantor menyisakan SAMUEL seorang diri. SAMUEL mengambil buku paket dan ketika sudah berjalan beberapa langkah, SAMUEL kembali untuk membenarkan letak kotak bekal dari SANTI.

TIME LAPSE, kamera shooting KOTAK BEKAL hingga waktu berganti siang.

119. INT. SDK PELITA HARAPAN-RUANG KANTOR — SIANG

Kamera masih shooting kotak bekal ketika bel pulang berbunyi. SAMUEL datang ke kantor, memasukan buku ke dalam tas. Ketika hendak memasukan kotak bekal dari SANTI, SEORANG GURU LAKI-LAKI memanggil SAMUEL.

GURU LAKI-LAKI
Pak Neo, ada yang mencari anda di depan.

SAMUEL meletakan kembali kotak bekal dari SANTI ke atas meja. SAMUEL berjalan ke depan kantor.

120. EXT. SDK PELITA HARAPAN-HALAMAN KANTOR — SIANG

MA MARGARETH berdiri di depan kantor.

SAMUEL/NEO
Ada apa ya Ma?


MA MARGARETH
Maaf mengganggu Pak Guru, tapi ini penting. Tadi ada laki-laki bertamu ke rumah Nene, pakaiannya hitam-hitam trus bertengkar sama Nene.

SAMUEL terlihat cemas, kemudian masuk kembali ke dalam kantor.

121. INT. SDK PELITA HARAPAN KANTOR-RUANG KANTOR — SIANG

SAMUEL mengambil tas dan tergesa-gesa pergi dan berpapasan dengan SANTI

SANTI
Kenapa buru-buru?

SAMUEL tidak menjawab dan meninggalkan SANTI. SANTI berjalan menuju mejanya dan melihat kotak bekal darinya masih berada di meja SAMUEL.


CUT TO:

122. EXT. HALAMAN RUMAH NENE MARNI — SIANG

SAMUEL datang dengan menaiki sepeda melihat NENE MARNI menyeret AJUDAN BRAMA keluar dari rumah.

NENE MARNI
Kamu itu udah salah tapi tetap aja ngga mau ngalah. Ini rumahnya Nene sama Neo, ngga ada Samuel-Samuel yang kamu cari.

SAMUEL turun dan menjatuhkan sepedanya begitu saja kemudian menghampiri NENE MARNI.

SAMUEL/NEO
Ini kenapa Ne?

NENE MARNI menggenggam erat lengan SAMUEL.

NENE MARNI
Ini orang jahat katanya mau jemput SAMUEL. Padahal ngga ada yang namanya SAMUEL di sini. Dia pasti culik yang mau jemput paksa kamu biar jauh dari Nene.


AJUDAN BRAMA
Bukan begitu Ne--

SAMUEL memberikan kode untuk diam dengan matanya. SAMUEL memeluk NENE MARNI dan mengelus bahunya.

SAMUEL/NEO
Samuel ngga akan kemana-mana, Ne.


NENE MARNI
Tapi semalam Nene mimpi Neo ninggalin Nene.

NENE MARNI terisak di bahu SAMUEL.


CUT TO:

123. EXT. PANTAI — SIANG

SAMUEL dan AJUDAN BRAMA berdiri di pinggir pantai.

AJUDAN BRAMA
Pak Brama nyuruh saya buat jemput Mas Sam karena situasi di sini sudah ngga aman. Polisi sudah mendeteksi keberadaan Mas di NTT.

SAMUEL terdiam sejenak.

SAMUEL/NEO
Gimana keadaannya?


AJUDAN BRAMA
Keadaan sekarang cukup genting, Mas. Pak Mahendra sudah bekerja sama dengan polisi NTT--


SAMUEL/NEO
(Memotong ucapan Ajudan Brama)
Mama.


AJUDAN BRAMA
Bu Reni sudah lama keluar dari rumah sakit.


SAMUEL/NEO
Papa?


AJUDAN BRAMA
Pak Brama dalam keadaan sehat, Mas.


SAMUEL/NEO
Kalau gitu, kamu tidak perlu pusing mengurusi kasusku. Aku menghubungimu bukan karena itu. Bisakah kamu mencarikan distributor buat produk warga sini? Itu produk kerupuk ikan dan abon. Kamu ngga perlu khawatir tentang kualitasnya, nanti aku yang memikirkan tentang itu.


AJUDAN BRAMA
Tapi Mas, Pak Brama--


SAMUEL/NEO
(Memotong ucapan)
Please...

AJUDAN BRAMA terdiam sejenak kemudian mengangguk.

AJUDAN BRAMA
Baik Mas, nanti saya akan mengusahakan apa yang anda perintah. Mas juga ngga perlu khawatir, Pak Brama, beliau selalu berusaha mencari jalan keluar untuk kasus Mas.

SAMUEL mengangguk.

AJUDAN BRAMA
Kalau begitu saya pemirsi, Mas.

AJUDAN BRAMA meninggalkan BRAMA sendirian di pantai.


FADE IN



Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar