The Killer Teacher
5. ACT 2-2 (Scene 48-59)

48. EXT. PEMANDANGAN DESA PESISIR — PAGI

Terlihat pemandangan matahari terbit,nelayan yang sedang menjaring ikan dan juga anak-anak yang sedang mandi di bilik samping rumah.


CUT TO:


49. INT. RUMAH BU YOHANA-DAPUR — PAGI

SANTI dengan berpakaian seragam guru sedang menggoreng ikan di tungku. Asap mengudara dari pembakaran tungku. Sembari menggoreng ikan, SANTI sibuk memotong daun pepaya.

BU YOHANA (42), wanita paruh baya asli NTT dengan muka masih mengantuk masuk ke dapur.

BU YOHANA
Loh Nona, kamu masak pakai seragam. Ya bau ikan bajumu nanti.


SANTI
Santi udah telat, Ma.


RONI (23),laki-laki tinggi manis khas Jawa dengan pakaian rumah masuk ke dapur dan mengambil alih sodet SANTI.

RONI
Udah sana pergi, kamu ke pasar dulu kan? Biar aku yang masak.


SANTI tersenyum lebar, kemudian menepuk pelan bahu RONI.

SANTI
Thank you Ron, nanti malam aku bantu kamu ngoreksi jawaban.


SANTI mengambil tas, kemudian berlari kecil keluar rumah diikuti oleh BU YOHANA.


50. EXT. HALAMAN RUMAH BU YOHANA — PAGI

SANTI mengeluarkan SEPEDA dari dalam rumah. SANTI kemudian menyalami dan mencium tangan BU YOHANA.

SANTI
Santi berangkat dulu ya, Ma.


BU YOHANA
Hati-hati jalan licin, Non.


SANTI melambaikan tangan kemudian mengayuhkan sepeda meninggalkan rumah.


50. EXT. JALAN DESA PESISIR— PAGI

SANTI mengayuh sepeda sembari sesekali membunyikan lonceng begitu bertemu dengan SISWA BERSERAGAM TANPA ALAS KAKI.

SISWA SEKOLAH
Selamat pagi, Bu Guru!


SANTI
Pagi!


SANTI mengayuhkan sepeda menuju pasar ikan.


51. EXT. PASAR IKAN — PAGI

Kita melihat keramaian pasar ikan dengan penjual yang menjajakan dagangannya. SANTI memarkirkan sepedanya, kemudian berjalan untuk menemui seorang siswa berseragam merah putih yang tengah menjual ikan kakap. SISWA PENJUAL IKAN langsung mencium tangan SANTI.

SANTI
Masih banyak kah Nak?


SISWA PENJUAL IKAN
Baru terjual tiga, Bu Guru.


SANTI kemudian menjajakan ikan bersama SISWA PENJUAL IKAN.

SANTI
(Berteriak)
Ikan kakapnya satu kilo 15.000. Silahkan dibeli Mama, Bapa,Ba'i,Nene,Nona,Nyong!


Beberapa orang kemudian menghampiri dagangan SANTI.

SANTI
Beli berapa, Bapa?


BAPAK PEMBELI
Satu kilo aja, Bu Guru.


SANTI memasukan ikan ke dalam plastik kemudian menerima uangnya. Setelahnya SANTI kembali melayani pembeli lain.


CUT TO:

52. EXT. JALAN DESA PESISIR — PAGI

Santi menaiki sepeda dengan SISWA PENJUAL IKAN yang membonceng di belakang.

SANTI (V.O)
Ini potret setiap pagiku. Aku ingin mengatakan bahwa tidak setiap orang memiliki jalan mulus untuk menuntut ilmu, tapi semuanya memiliki hak untuk menggapai bintang, begitupun anak-anak didikku.


53. EXT. HALAMAN SEKOLAH "SDK PELITA HARAPAN" — PAGI

Sepeda yang SANTI naiki masuk ke dalam halaman sekolah berdinding papan ketika para siswa dan guru sudah berbaris bersiap melaksanakan upacara bendera. SANTI segera memarkirkan sepedanya kemudian berlari kecil menuju barisan guru dengan keringat yang menghiasi kening. RONI kemudian berbisik di telinga SANTI.

RONI
Pulang sekolah nanti ada rapat.


SANTI
Oke.


SANTI dan RONI kemudian mengikuti jalannya upacara.


CUT TO:

54. INT. RUANG KELAS — SIANG

Kita melihat SANTI sedang mengajar di depan 7 anak di sebuah ruangan sederhana dengan papan tulis dan kapur.

SANTI
Good afternoon students, how are you?


Suasana kelas hening seketika. SEORANG SISWA YANG DUDUK DI POJOK mengacungkan jari.

SISWA POJOK
Good morning, Bu!


Seluruh siswa di ruangan itu tertawa.

SISWA BERTUBUH TAMBUN
Huuu.. Good morning itu selamat pagi!


SANTI
(Tersenyum)
Hayo, anak-anak belum hafalin lagu dari Ibu ya?


SISWI DENGAN RAMBUT BERKUCIR DUA mengacungkan jarinya.

SISWI BERKUCIR DUA
I'm fine, Bu.


SANTI
Ya, cerdas sekali Nita. Biar ingat lagi, kita nyanyi lagi sama-sama ya.


SANTI dan SISWA menyanyi bersama sembari bertepuk tangan.

SANTI DAN SISWA
(Menyanyi bersama)
Good morning, Selamat pagi
Good afternoon, Selamat siang
Good evening, Selamat malam
Good night, Selamat tidur
What's your name,siapa namamu
How are you, Bagaimana kabarmu
I'm fine, Jawabannya


CUT TO:


55. EXT. LUAR RUANG KANTOR — SIANG

Seorang guru laki-laki keluar dari kantor kemudian membunyikan lonceng.

EXTABLISHING SHOT, Kamera shooting siswa berhamburan keluar dari ruang kelas.


CUT TO:


55. INT. KANTOR-RUANG SHALAT — SIANG

RONI dan SANTI sedang menjalankan shalat dzuhur di sebuah ruangan sempit dan sederhana yang masih menjadi bagian dari ruang kantor.


INTERCUT:

56. INT. KANTOR-RUANG RAPAT — SIANG

Disebuah ruangan sederhana dengan dua meja kayu yang disatukan, RONI dan beberapa guru duduk melingkar, sedang melaksanakan rapat.

KEPALA SEKOLAH
Bu Florentina izin cuti melahirkan dan kita kekurangan tenaga pendidik untuk mengajar kelas III.


GURU 1
Apakah tidak ada tenaga pendidik lain yang bisa mengisi lebih dulu Pak?


KEPALA SEKOLAH
Kan seperti yang Pak Roni tahu sendiri, sulit mencari guru yang mau ditempatkan di SD kita.


GURU 2
Tapi kita sudah ngga memungkinkan untuk mengajar dua kelas, Pak.


RONI dan SANTI keluar dari ruang shalat dan bergabung duduk mengikuti rapat.

RONI
Apa kita mencari lebih dulu orang yang sekiranya bisa mengajar walaupun mungkin tidak sesuai spefisikasinya Pak?


Orang yang di ruangan rapat menghela napas panjang.


CUT TO:


57. EXT. PESISIR PANTAI — SIANG

RONI dan SANTI bersepeda bersama pulang melewati jalan tepi pantai. SANTI melihat SAMUEL dengan pakaian basah sedang menjaring ikan bersama NENE MARNI di bawah terik matahari.

SANTI
(Berteriak)
Nene!


SAMUEL dan NENE MARNI menoleh ke arah SANTI dan RONI. NENE MARNI melambaikan tangan. SANTI menyenderkan sepedanya, kemudian menghampiri NENE MARNI diikuti oleh RONI.

NENE MARNI
Bu guru dan Pak guru ini baru selesai mengajar ya?


SANTI
Selesai mengajarnya sih udah lama Ne, tapi tadi rapat dulu. Oh iya ini Nene kenapa panas-panas masih njaring ikan?


NENE MARNI
Nene juga udah pengen pulang, tapi ini anak masih pengen njaring ikan. Kalian temanilah Neo, Nene mau pulang dulu.


NENE MARNI beranjak dari pantai dan meninggalkan tempat. SANTI menatap SAMUEL yang masih fokus menjaring ikan.

SANTI
(Berbicara ke Roni)
Ron, kenalin dia cucunya Nene Marni dari Jakarta. Namanya Neo, yang aku ceritain kemarin.


RONI memperhatikan penampilan SAMUEL.

RONI
Jakarta? Pantesan njaring ikan aja ngga bisa.


SANTI melotot ke arah RONI. SAMUEL berhenti menjaring ikan,keluar dari air dan berdiri di depan RONI dengan tersenyum.

SAMUEL/NEO
Terimakasih atas pujiannya, Pak Guru yang mulutnya ngga pernah ikut sekolah!


Tawa SANTI meledak. RONI merangsek maju tetapi kemudian dilerai SANTI.

SANTI
Hust udah dewasa juga masih berantem. Ngga malu tuh dilihat anak-anak? Mending kalian bareng-bareng njaring ikan aja sana.


RONI
Ogah banget mbantuin dia.


SANTI
Oh ya udah, aku aja kalau gitu.


SANTI hendak melepaskan tas punggungnya, tetapi di tahan RONI.

RONI
Aku aja, kamu kan alergi air laut.


RONI melepaskan seragam gurunya menyisakan kaos hitam dan menggulung celananya selutut kemudian masuk ke air laut.

RONI
(Berteriak ke Samuel)
Kenapa bengong, cepat ke sini!


SAMUEL mencebik kemudian turun ke air laut. SANTI duduk di tepi pantai, mengeluarkan botol minum dari tas kemudian meneguknya sembari melihat RONI dan SAMUEL yang berdebat.

RONI
Ini pegang jaringnya yang bener dong!


SAMUEL/NEO
Mau njaring ikan aja ribet banget si lu!


RONI
Ya lo megangnya salah, gimana dapat ikan?!


SAMUEL/NEO
Berisik lu!


EXTABLISHING SHOT, Kamera shooting menampilkan pemandangan laut.


CUT TO:

58. EXT. LUAR RUMAH NENE MARNI-MALAM

Terlihat baju dan celana SAMUEL digantung di luar rumah dengan air yang masih menetes.


CUT TO:


59.INT. RUMAH NENE MARNI — MALAM

Terlihat di pojok ruangan keranjang yang dipenuhi ikan. NENE MARNI sedang mengolesi kaki SAMUEL dengan salep.

NENE MARNI
Kenapa njaring ikan sampai kaya gini kakinya?


SAMUEL/NEO
Panjang ceritanya Ne, ini semua gara-gara Pak Guru yang ngeselin itu.


NENE MARNI
Pak Roni maksudnya? Dia orang baik, kamu pasti yang buat Pak Roni marah.


SAMUEL/NEO
Itu cuma pencitraan Nek, lidahnya lebih tajam daripada parang.


NENE MARNI
(Tertawa)
Sudah sudah, sana makan dulu.


NENE MARNI bangkit, kemudian menjahit baju SAMUEL yang berlubang. SAMUEL kemudian makan dengan tangan.

NENE MARNI
Mau kau apakan itu ikan sebanyak itu? Nyong mau masak besok pagi?


SAMUEL/NEO
Jual saja Ne, besok Neo ngga bisa masak.


NENE MARNI
Ikan layu mana ada yang beli. Lagian Nyong mau kemana ngga bisa masak?


SAMUEL/NEO
(Terdiam sejenak)
Neo mau mencari paman Neo, Ne.


NENE MARNI berhenti menjahit.

NENE MARNI
Oh, Neo mau ninggalin Nene ya?

SAMUEL terdiam.

NENE MARNI (CONT'D)
Haduh, sakit kepala Nene kambuh lagi. Nene mau tidur dulu, Nyong makanlah yang banyak.


NENE MARNI beranjak pergi ke kamarnya. Terdengar O.S suara tangis NENE MARNI. SAMUEL duduk diam di kursi mendengarkan suara tangisan NENE MARNI.


FADE OUT



Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar