"Cape"
Satu kata yang kurasa setelah beranjak dewasa, kamu tau rasanya seperti apa? Tak perlu ku jelaskan karena kuyakin kamu sendiri pun tengah bertarung dengan dirimu sendiri. Sebetulnya, wajar merasa cape di posisi seperti ini. Karena semasa sebelum memasuki dewasa aku menganggap dunia ramah-ramah saja. Belum sesulit sekarang.
"Kamu pernah enggak sih ngerasa cape?"
"Kalau kamu cape, yah jangan dipaksa ca"
"Tapi setelah dewasa aku seolah tidak punya waktu untuk istirahat"
"Itu perasaan mu saja ca"
"Coba kamu lebih ramah ke diri sendiri mungkin kamu tidak akan se-asing ini" lanjutnya
"Apa aku yang kurang perhatian sama diri aku sendiri?"
"Jangan terpaku sama waktu ca, waktu itu abadi kata pak Sapardi, begitu. Tidak bisa mati ca. Kalaupun berhenti bukan waktu yang berhenti tapi kamu sendiri ca, kamu mati"
Bersama matahari tenggelam, burung camar yang berpulang, riak air yang kian menghilang. Dia berjalan di atas pasir putih sambil terus bertanya pada diri sendiri di jawab pun sendiri.