Jumpa lagi kita di Batavia

"Tuan Malena jika tak turun hujan esok hari izin mengantar tuan ke stasiun" ucap gadis pribumi dengan tersipu, sesaat sebelum pujaan hatinya menaiki andong.

Perempuan memang suka tarik ulur tadi diam saja, barulah ketika pujaannya hendak berpamit dia membuka suara.

"Tentu boleh sebelum berpisah hendaknya kita bertemu sebelum nanti berkirim surat" jawabnya dengan memegang ujung topinya tanda berpamitan.

Andong melesat melibas jarak, namun senyum gadis Hindia Belanda itu masih mengembang berbunga-bunga disetiap sudut kota Batavia.

Stasiun 

"Usah risau aku akan kembali, sekembalinya nanti akan kuajak kau berkeliling dengan sepedaku kita ke pelabuhan"

Suara sirine kereta menjadi musik penghantar perpisahan, gadis berselendang tipis berwarna putih yang membungkus rambutnya, tengah memilin ujung bajunya.

"Senang mendengarnya" jawabnya sembari terus memilih-milih ujung bajunya yang sudah kriting

"Tuan Jumpa lagi kita di Batavia"

Kereta pun melesat meninggalkan Batavia meninggalkan gadisnya.

1 disukai 4.3K dilihat
Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Saran Flash Fiction