andai
Penulis: Hank Wijaya
Drama
Kategori
2,093
Dilihat
0
Suka
Blurb
Jara merupakan anak laki-laki dengan sifat spontanitas dan moody yang cukup tinggi menemani ia menyusuri seluruh dunia miliknya dengan cara pandang yang menarik.

Berbagai hal dalam hidupnya yang indah nan kelam ia jalani dengan sepenuh hati. Berbagai kesempatan ia ambil untuk menerusi hidupnya itu.

Hingga tibalah Jara dengan problematika hidup yang kompleks yang membuat ia mendapatkan jati diri sebenarnya.

Tetapi terdapat hal yang tidak bisa Jara pungkiri dan membuatnya mengkahirinya ceritanya. Apakah itu?
Premis
Menceritakan seorang anak laki-laki bernama Jara semasa hidupnya setelah lulus. Berbagai kisah dari kehidupannya yang simple dan rumit. Mencari jati diri dan apa arti tujuan hidup baginya.
Pengenalan Tokoh
Jara Setiawan : seorang anak laki-laki yang spontanitas dan moody
Tommy : laki-laki unik dan misterius
Nathan : laki-laki kharismatik dan rendah hati
Sinopsis
Jara yang baru lulus dari SMA mencoba melanjutkan sekolahnya di sebuah universitas ternama jurusan teknologi komputerisasi. Dijalanilah perkuliahannya tetapi ia memilih keluar karena tidak sanggup dengan beratnya pelajaran sehingga memilih untuk berhenti walaupun baru terjun selama tiga bulan.

Awalnya ia tidak berani berbicara tentang keluarnya ia dari kuliah tersebut karena takut dimarahi oleh orang tuanya. Ia terus berbohong hingga Jara sudah kehabisan akal untuk berbohong untuk kesekian kalinya ke orang tuanya hingga ia berbicara jujur. Ia beradu mulut dengan ibunya untuk pertama kali dalam hidupnya. Tetapi hidup harus tetap berjalan.

Jara hanya sibuk membantu dirumah dan bermain komputer untuk "membunuh" waktu sampai ia sadar bahwa ia tidak bisa hidup seperti ini selamanya. Jara memilih untuk berkuliah lagi di sebuah universitas tata boga. Ia memilih jurusan-jurusan itu karena mengambil sebuah patokan dari rutinitas kesehariannya dirumah yaitu bermain komputer dan membantu orang tuanya masak dan berjualan.

Jara mengambil jurusan Hospitaliti dan Pariwisata dan mengambil penjurusan Food and Beverages untuk mencapai julukan chef nantinya. Ia bertemu dengan teman baru disana dan mencoba hal baru yaitu merokok. Jara dan rokok sekarang merupakan teman dekat.

Kehidupan perkuliahan begitu membosankan dan peraturan dari jurusannya-pun begitu ketat membuat Jara malas berkuliah dan disaat itu Jara sedang libur untuk menenangkan diri sebelum ujian akhir semester. Karena libur Jara memilih untuk menyenangkan diri dengan pergi ke bioskop.

Saat Jara sampai di bioskop, ia bertemu dengan kawan lamanya yaitu Tommy. Tommy bekerja sebagai kasir kantin di bioskop. Mereka mengobrol dan Jara ditawari bekerja di sebuah event di Jakarta sebagai helper. Karena Jara bosan dan ia pikir dapat mendapat uang jajan, maka Jara mengambil kesempatan itu.

Jara bekerja di event tersebut dan bertemu dengan teman-teman baru lagi. Tiap harinya ia jalani walaupun pekerjaan begitu berat baginya. Tetapi hal itu terasa tertutup karena lingkungan kerjanya begitu asyik bagi Jara. Tibalah ujian akhir semester dan juga hari terakhir ia bekerja disana. Jara mendapat kabar dari teman kuliahnya. Ternyata Jara sudah melewati dua hari ujian saat bekerja disana. Jara memilih untuk melanjuti pekerjaannya hingga detik terakhir.

Saat itu Jara sudah selesai bekerja dan ingin pergi ke kuliah, tetapi orang tua Jara selalu berkelahi dan membuat Jara malas untuk berkuliah. Jara memilih untuk cabut kuliah hari itu dan mampirlah ia disebuah coffee shop dekat tempat kerja ia sebelumnya.

Jara bertemu dengan wanita yang dimana wanita tersebut bekerja sebagai barista. Jara jatuh hati kepada wanita tersebut. Jara menghabiskan banyak waktu disana karena cabut dari kuliah sering ia lakukan karena Jara sudah mulai merasa malas untuk melanjutkan kuliah.

Jara dan wanita itu semakin dekat sampai suatu hari wanita tersebut bertengkar dengan pacarnya dan mengajak Jara untuk pergi mengitari kota dengan motor Jara.
Jara begitu senang saat itu dan pergilah mereka. Jara berhenti di sebuah taman untuk beristirahat. Mereka saling melempar obrolan hingga berakhir dengan berciuman ditengah taman yang begitu indah hasil dari tiang-tiang lampu warna-warni disana.

Tetapi hidup tidak pernah berjalan mulus bagi Jara. Orang tuanya mengetahui kebohongan Jara dan akhirnya muncullah pertengkaran hebat dengan orang tuanya. Karena pertengkaran tersebut, kondisi rumah Jara begitu dingin dan tidak seperti dulu. Karena Jara tidak betah dirumah maka ia memutuskan untuk pergi dari rumah setiap pagi menuju ke coffee shop tersebut untuk menemui wanita ia suka. Karena dia lah yang membuat Jara senang kala itu.

Tibalah dimana batas kesehatan ibu Jara, Jara mendapatkan kabar bahwa ibunya masuk kerumah sakit karena pembuluh darah pada kaki ibunya pecah karena terlalu capek bekerja. Jara yang mendapatkan kabar tersebut langsung menuju rumah sakit menemui ibunya.

Jara menangis melihat kondisi ibunya yang sudah tidak bisa lagi bekerja karena kakinya cacat permanen. Ibunya meminta Jara untuk melanjuti usaha makannya kepada Jara. Jara awalnya menolak karena tidak mampu melanjutkan usaha itu karena ia merasa ia tidak layak dan tidak mempunyai skill di dapur. Tetapi ibunya bersikeras dan hanya meminta satu hal itu kepada Jara. Jara mau tidak mau mewujudkan pesan itu.

Empat tahun berlalu dan Jara menjadi seorang laki-laki sukses. Ia memiliki sebuah restoran makanan fine-dining terkenal di Jakarta.

Jara mendapat surat undangan pernikahan dari wanita yang ia suka dan bergegas menutup restorannya dan menuju tempat pernikahan wanita itu.

Jara bertemu dengan wanita begitu cantik dengan gaun putih keluar dari sebuah altar pernikahan. Ia berterima kasih kepadanya dan mengucapkan perpisahan selamanya.

Jara pulang dari sana ditemani payung dan rokok menyusuri rumah-rumah dibawah lampu jalan yang remang. Jara sampai kerumahnya dan melihat berbagai foto-foto di dinding kamarnya. Begitu banyak pengalaman di tembok kamarnya. Ia menangis begitu kencang dan menulis surat tentang curahan hatinya. Walaupun disaat itu Jara sudah sukses, tidak menutup kemungkinan bahwa terdapat ruang kosong dalam hati Jara. Tibalah titik terakhir dari hidup Jara. Jara yang sudah pasrah dan lelah dengan beratnya hidup memilih untuk mengakhiri hidupnya dengan menggantungkan dirinya didepan kamera polaroid miliknya.
Rekomendasi