LANJUTAN:
CUT TO:
INT. KAMAR MANDI - MALAM HARI
Jara langsung menuju kamar mandi.
Jara melihat pemutih lantai yang ia tatap terus tanpa henti, berfikir untuk bunuh diri.
Ia mengambil pemutih itu dan membuka penutup botolnya.
Perlahan Jara ingin menuangkan isi botol ke mulut Jara yang sudah siap terbuka.
Jara gemetaran begitu hebat, ragu dan takut untuk menuangkan ke mulutnya.
Hampir tertuang tetapi ia menolak dan menangis begitu kencang.
Jara perlahan dari berdiri hingga jongkok bersandar di pintu kamar mandi. Menangis memegang botol pemutih dan tutupnya.
Menunduk diantara dua kaki yang ia himpitkan untuk jadi sandaran ia menangis.
CUT TO:
INT. KAMAR JARA - MALAM HARI
Jara masih menangis dengan seragam putihnya, tidur menghadap jendela, lalu,
IBU JARA
[membuka pintu sambil menangis dan masuk]. Jara, maafin mama nak.
Ibu Jara menghampiri Jara dan mencoba memeluk Jara yang meminta maaf.
IBU JARA
[menangis kencang], maafin mama nak. Mama salah nak.
JARA
[dipeluk dan ditelentangkanlah Jara di atas paha ibunya sambil menangis tersedu-sedu].
IBU JARA
[menangis sambil berkata], kita mulai lagi dari awal nak,[mengusap air mata Jara dan memeluk Jara], ayo nak, bangun.
JARA
[menangis dipelukan ibunya], enggak mah. Enggak.
IBU JARA
[menangis kencang], ayolah nak. Maafin mama, kita mulai lagi dari awal ya,[menatap Jara dengan senyum dan tangisnya sambil mengusap air mata Jara].
JARA
[menangis], enggak bisa mah. Enggak bakal bisa balik lagi kayak di awal.
IBU JARA
[menangis kencang], ayolah nak. Jangan begitu sama mama, kamu kasian kan sama mama. Kita berdua itu sama nak. Gak kayak papa kamu.
JARA
[menangis kencang].
IBU JARA
[melepas pelukan dan bangun], ayo nak. Kita makan yuk keluar.
JARA
[tetap tidur dan menangis], enggak mah, aku mau sendiri aja. Jangan ganggu aku.
IBU JARA
[kembali ke atas Jara], ayolah nak. Jangan begini sama mama.
JARA
[menangis sambil tertidur], enggak mah. Mama keluar sekarang.
IBU JARA
[menangis], jangan begitulah nak. Ayok.
JARA
[berteriak sambil menangis], KELUAR MAH.
Ibu Jara kaget karena teriakan Jara dan keluar perlahan sambil menangis.
IBU JARA
[membuka pintu],Kamu akan menyesal nak suatu hari nanti,[menutup pintu].
Ibu Jara keluar.
Jara dan ibunya bertengkar begitu hebat, menangis tersedu-sedu.
CUT TO:
INT. RUMAH JARA - PAGI HARI
Keesokan harinya, isi rumah tidak terasa sama.
Jara bangun dari tidurnya. Ia tidak kuliah lagi. Ia hanya ingin menyendiri dan pergi dari rumah setiap pagi hingga malam.
Jara turun dari kamarnya dan menuju lantai satu.
Ibu Jara dan Jara saling melihat tetapi Jara membuang muka dan langsung pergi begitu saja dari rumah. Ibunya yang melihat hanya bisa diam dan lanjut bekerja dirumah ditemani suaminya.
Kondisi rumah benar-benar dingin.
CUT TO:
INT. STARBUCKS - PAGI HARI
Setiap pagi, Jara menuju ke Starbucks untuk nongkrong, menyendiri ditemani rokok, kopi dan lagu yang ia setel lewat handphone-nya.
Sesekali hari itu hujan di Starbucks tetapi Jara tidak menghiraukan dan lanjut nongkrong disana.
Jara dengan muka datarnya sering kali termenung. Rasanya setiap teriakan, tangisan yang ia lihat dan dengar terngiang-ngiang didalam kepalanya. Lalu,
IVANA
Hei, Jar.[duduk dimeja Jara saat istirahat].
JARA
Hei Ivana.[terbangun dari renungngannya dan tersenyum menyambut Ivana].
IVANA
Lu kenapa Jar? Keknya bengong terus.
JARA
Oh enggak.
IVANA
Oh...
JARA
Gimana toko, rame?
IVANA
Ya begitulah, cuman jual furniture gw disini.[menunjuk kedalam toko]. Pinjem ya[mengambil korek Jara].
JARA
Iya. Haha...
Ivana membakar rokok.
JARA
Gimana cowok lu? Kok jarang kesini.
IVANA
Iya, gw abis berantem sama dia.
JARA
Oh gitu. Ada apa?
IVANA
Ya adaklah.
JARA
Oh.
Mereka berdua mengobrol dengan rokok dimasing-masing jemari tangan.
IVANA
Lo sore gak kemana-mana kan?
JARA
Enggak, emang ada apaan?
IVANA
Temenin gw yuk.
JARA
Kemana?
IVANA
Jalan-jalan aja, muter-muter pake motor lu.
JARA
Hah? Seriusan?
IVANA
Iye serius. Mau gak?
JARA
O...oke.
IVANA
Yaudah tunggu gw kelar kerja ya disini.
JARA
Oke.
Mereka lanjut merokok hingga Ivana selesai istirahat dan masuk.
Saat Ivana masuk, Jara melanjutkan renungannya.
CUT TO:
INT. STARBUCKS - SORE HARI
Ivana sudah selesai kerja dan keluar menghampiri Jara dengan jaket, tas rangkul dan botol minumnya.
IVANA
Ayok Jar. Udah blum?
JARA
Oh udah.
Jara membanting rokoknya yang masih setengah.
Mereka menuju parkiran tempat Jara memarkirkan motornya.
IVANA
Botol gw taro disini ya.[menaruh botolnya di dashboard motor Jara].
JARA
Oh iya taro aja.[Jara duduk dikursi motor]. Ayo naek.
IVANA
Oke,[duduk dibelakang Jara]. Lo gak ada helm dua?
JARA
Gw gak pernah bawa dua helm, haha...
IVANA
Terus gw gak gimana gak pake helm.
JARA
Yaudah gw juga gak pake helm.
IVANA
Haha..., oke.
JARA
Udah siap?
IVANA
Siap,[memeluk Jara].
JARA
Oke.
Pergilah mereka dari sana.
CUT TO:
EXT. DIJALAN - SORE HARI
Jara dan Ivana berduaan mengitari jalan sambil mengobrol.
Mereka berdua senyum bahagia, mengobrol ringan diatas motor.
JARA
Ini kita muter-muter doang. Mau kemana?
IVANA
Muter-muter aja dulu. Nanti aja berhentinya.
JARA
Oke.
Jara lanjut berputar mengendarai motornya mengikut kemauan Ivana.
Jara ditemani Ivana, menyusuri indahnya kota layaknya pasangan kekasih. Ivana menunjuk pepohonan dan Jara tertawa. Melewati berbagai gedung pencakar langit. Melihat icon dari berbagai tempat di Jakarta dan kembalilah Jara ke Kemayoran dekat dengan Starbucks tempat Ivana bekerja hingga malam.
CUT TO:
EXT. TAMAN KEMAYORAN - MALAM HARI
Sampailah ia di Taman Kemayoran, terdapat tiang-tiang tinggi dengan lampu warna-warni disana.
Jara berinisiatif untuk berhenti dan istirahat disana.
JARA
Kita istirahat disini ya.
IVANA
Oke.
Jara menepi disana.
JARA
Gw mau beli minum dulu, haus.
IVANA
Oke.
Jara membeli minum di gerobak yang parkir dan berjualan disana.
Jalanlah mereka menuju kursi yang disediakan di taman dengan botol minum masing-masing.
Duduklah mereka disana saling berhadapan.
IVANA
Gw gak pernah kesini. Ternyata bagus juga kalo malem-malem.
JARA
Iya gw juga, sering lewat tapi gak pernah singgah.
IVANA
Haha...
Mereka ngobrol sejenak dan membakar rokok masing-masing.
JARA
Lu enggak dicariin sama mak lu?
IVANA
Kagak, gw nge-kost sendiri disini.
JARA
Oh gitu. Mak lu emang tinggal dimana?
IVANA
Dia tinggal diluar kota. Sama keponakan gw.
JARA
Oh gitu, terus kalo cowok lu datang, dia datengnya ke kost-an lu?
IVANA
Iya.
JARA
[menaikkan alis matanya dan juga bibirnya sambil mengangguk mendengar jawaban Ivana].
IVANA
Lu gak dicariin mak lu Jar?
JARA
Oh kagak, gw mah bebas kemana aja.
IVANA
Oh..., kalo sama pacar lu?
JARA
Heheh. Gw gak punya pacar.
IVANA
Oh...[mengangguk-angguk sambil merokok].
Terlihat canggung dari Jara.
IVANA
Tapi lu pernah pacaran kan?
JARA
Kagak juga.
IVANA
Hah? Serius Jar?
JARA
Iye serius, gw gak pernah pacaran.
IVANA
Kenapa?
JARA
Ya gitu, males aja. Ribet kalo punya pacar.
IVANA
Tapi kan ada yang nemenin lu kemana-mana.
JARA
Iya sih, tapi ya gitu. Gak bebas aja. Dapet pacar mah gampang menurut gw tapi jalaninnya yang susah.
IVANA
Bener-bener, haha...
IVANA
Jadi lu gak ada niatan?
JARA
Enggak ada.[menghisap rokok].
IVANA
Hmmm...[mengangguk dan menghisap rokok].
Mereka terdiam sejenak karena bingung mau membahas apa lagi. Lalu,
IVANA
Lu pernah ciuman gak?
JARA
Ya pernahlah, dicium pipi sama orang tua.
IVANA
Bukan itu, tapi ciuman bibir sama cewek gitu yang seumuran.
JARA
Kagak pernah, haha... kok tiba-tiba nanyain gituan.
IVANA
Haha..., enggak tau.
Mereka cekikikan dan canggung.
IVANA
Jar.
JARA
Hmmm...?[menghisap rokok].
IVANA
Lu mau gak rasain gimana ciuman?
JARA
Hah?[batuk-batuk karena tersedak asap rokok]. Gimana-gimana?
IVANA
Gak jadi deh, lupain aja.
Ivana tersenyum dan menoleh dari tatapan Jara.
JARA
Gw mau.
IVANA
[langsung menatap Jara begitu dalam dan perlahan menghampiri muka Jara].
JARA
[menatap dalam Ivana dan menghampiri muka Ivana].
Lalu mereka menutup mata perlahan dan saling ciuman mesra. Bibir merah saling bersentuhan layaknya ikan cupang dan mereka berdua saling memegang muka dengan lembut dan rokok dijemari mereka.
Mereka mulai melepas bibir mereka yang bersentuhan secara perlahan dan juga melepas tangan mereka dari masing-masing lawan main mereka. Dengan tatapan dalam mereka, mereka mulai tersenyum.
JARA
Wow.
IVANA
I know.
Mereka melepas ciuman mereka dan lanjut duduk dengan santai sambil menikmati rokok.
JARA
Jadi begini rasanya.
IVANA
Iya.
JARA
Mubazir rasanya kalo gak ciuman se-intense itu ditempat kek gini.
IVANA
Haha...
JARA
Makasih ya Ivana.[senyum kecil menatap Ivana].
IVANA
Sama-sama.
JARA
Boleh lagi gak?[tersenyum malu].
IVANA
Enggak..., sisanya lu cari sendiri.
JARA
Haha...
Mereka tertawa malu dengan manis layaknya sepasang kekasih yang baru pacaran.
CUT TO:
INT. RUMAH JARA - PAGI HARI
Jara jadi lebih semangat setiap harinya. Ia terbangun dari tidurnya dengan ceria dan langsung berbenah dan pergi.
Tanpa menghiraukan orang rumah, Jara tidak berinteraksi sama sekali dirumah. Langsung pergi saja.
CUT TO:
INT. STARBUCKS - PAGI HARI
Ia datang pagi sekali hari itu dan memesan kopi seperti biasa dan duduk diluar untuk merokok. Lalu terdengar suara tidak asing bagi kuping Jara yaitu motor harley yang kencang dari arah karcis parkiran dan Jara melihat Ivana dan cowoknya berboncengan datang ke Starbucks.
Melihat itu Jara hanya bisa terdiam, sadar bahwa mereka adalah sepasang kekasih yang masih menjalani sebuah hubungan asmara. Jara mencoba untuk santai disana dengan rokoknya.
Tiba-tiba,
Handphone Jara bergetar ada yang menelpon. Jara melihat nomor tidak ia kenal menelpon dan,
JARA
[mengangkat telepon], halo.
AYAH JARA
[terdengar resah], Jara.
JARA
Iya? Paan?
AYAH JARA
Mama kamu, masuk rumah sakit.
JARA
Kok bisa?[teriak dan panik].
AYAH JARA
Tadi kecelakaan dirumah.
JARA
Terus gimana?[tambah panik dan resah].
AYAH JARA
Cepetan kamu kerumah sakit. Mama sama papa baru nyampe disini.
JARA
Iya-iya.
Jara langsung terbangun dari kursinya dan tidak menghiraukan kopi yang baru ia pesan dan berbenah menuju parkiran.
Ivana yang baru sampai ke dalam toko melihat Jara pergi dari sana. Ivana hanya bisa melihat Jara dengan muka datar merasa bersalah. Ia pikir Jara pergi karena baru saja datang dengan cowoknya.
(BERLANJUT)