LANJUTAN:
CUT TO:
INT. STAND HALGA - WEEKEND - SORE HARI
Gerobak es pun tiba, tim Fikri berteriak-teriak,”Es..., Es...”. Memasukkan karung es itu kedalam ruangan mereka.
Jara datang kembali dengan gerobak kardus yang penuh dan tim Jara estafet menerbangkan kardus satu per satu ke dalam gudang yang disusun oleh Berly.
Para SPG, SPB dan usher menebarkan senyum mereka kepada orang-orang yang berjalan sekitar stand HALGA, menjajahkan barang HALGA.
SPG rokok datang menawarkan barangnya.
Hari terakhir disana benar-benar ramai dengan pengunjung untuk meriahkan.
Jalan begitu sesak dipenuhi mereka.
CUT TO:
INT. STAND HALGA - WEEKEND - MALAM HARI
Jara membagikan makan kepada SPG, SPB dan usher seperti biasa.
Dan tibalah di penghujung acara.
PENYANYI DARI SHEILA ON 7
Oke, selamat malam semua. Terima kasih untuk berkunjung ke event besar ini. Mari kita meriahkan hari terakhir ini dengan suka cita.
Stand HALGA dipenuhi oleh pengunjung, semua berdesakkan.
Mobil yang mengitari daerah PRJ pun dijadikan tempat berdiri oleh pengunjung anarkis untuk menonton band Sheila On 7.
Semua melihat ke arah panggung, merebut posisi untuk bisa lebih dekat dengan panggung.
Band Sheila On 7 pun memainkan lagu andalannya yaitu “Seberapa Pantas”.
Tibalah dibagian reff dari lagu “Seberapa Pantas” dan semua loncat-loncat ditempat masing-masing, berteriak menyuarakan lirik andalan Sheila On 7.
Melupakan rasa malu, melompat-lompat, berteriak saling beradu lirik satu sama lain.
Ada beberapa dari mereka pingsan dan singgah di stand HALGA karena ramainya PRJ.
Mengabaikan orang yang berdesakan semua melompat dan menari dan berteriak.
Jara dan yang lainnya pun ikut bernyanyi. Karena terlalu ramai semua berhenti bekerja karena tidak bisa lewat untuk mengambil barang.
Hari itu tidak akan pernah Jara lupakan seumur hidupnya.
Jara melihat sekitar dengan senyum yang lebar dan tertawa dengan yang lain.
Jara sedikit mengeluarkan air mata karena terharu dengan semua yang ia lihat, dengar dan rasakan saat itu.
CUT TO:
INT. STAND HALGA - WEEKEND - SUBUH HARI
Keramaian mulai berkurang karena hari itu sudah selesai, tetapi Sheila On 7 masih perform membawakan lagu “Itu Aku.” sebagai penutup.
Para pengunjung mulai berhamburan, berjalan menikmati lagu penutup dari Sheila On 7. Lalu,
YOSEPH
Oke tepuk tangan semua.
SEISI STAND HALGA
Woh...[bertepuk tangan].
YOSEPH
Hari ini udah kelar. Walaupun ada barang-barang yang ilang tapi gak masalah.
SEISI STAND HALGA
[semua tertawa].
YOSEPH
Dan kita menang untuk stand terbaik tahun ini, tepuk tangan.
SEISI STAND HALGA
Woh...,[bertepuk tangan meriah].
Yoseph menunjukkan secarik kertas bertuliskan,” Juara 1”.
YOSEPH
Terima kasih semuanya sudah bekerja sangat baik sampai hari ini. Sampai berjumpa lagi di tahun depan.
SPG, SPB DAN USHER
Makasih kak.
Seluruh SPG, SPB dan usher pergi untuk pulang.
YOSEPH
Untuk helper dan runner jangan pulang dulu. Semua mesti beresin.
TIM HELPER DAN RUNNER
Yah...
FIKRI
Gak asik luh.
JARA
Haha...
Tim helper dan runner ditahan karena harus merapihkan stand hingga rapih.
FADE TO:
SUPER : BELUM BERAKHIR
INT. KAMAR JARA - PAGI HARI
Hari berganti, Jara terbangun dengan muka ceria. Sinar masuk kedalam kamarnya melewati hordeng kamar. Jara mendapat pesan dari Yoseph yang berisikan,” Udah gw transfer ya, ini fotonya.”. Jara mendapatkan pesan dari Yoseph yaitu bukti transfer uang dari hasil kerja di PRJ.
Jara membalas,” Oke, thank you ya Yos.”.
Jara benar-benar kegirangan karena melihat uang yang terkirim ke rekening dia.
Jara beranjak dari tempat tidurnya. Bersiap untuk kuliah dengan seragamnya yang rapih dan segera turun ke lantai satu.
CUT TO:
INT. RUMAH JARA - PAGI HARI
Jara turun untuk sarapan tetapi,
IBU JARA
Lu bukannya nurut aja ya. Cuman kek gitu aja lu ngoceh-ngoceh. Gw yang masak disini, lu didepan aja jualan.
AYAH JARA
Masa kek gitu lu biarin, lu mau dagang atau sedekah.
Orang tua Jara sedang berantem. Niat Jara untuk kuliah dan sarapan pun hilang dan langsung pergi begitu saja.
Dengan motornya ia pergi berputar-putar sambil merokok.
CUT TO:
EXT. DIJALAN - PAGI HARI
Jara berputar-putar di daerah ia tinggal, karena bingung ia mencoba pergi ke daerah PRJ.
PRJ saat itu sudah tutup dan sepi dan ia berputar-putar kembali dengan motornya sambil merokok.
Jara melihat kiri-kanan untuk disinggahi dan ia melihat tempat kopi dekat PRJ yaitu Starbucks.
CUT TO:
INT. PARKIRAN STARBUCKS - PAGI HARI
Mampirlah Jara kesana untuk menenangkan diri setelah menyaksikan apa yang ia liat di rumah.
Jara memarkirkan motornya melewati loket karcis otomatis dan menyusuri jalan untuk parkir di basement.
Jara memarkirkan motor dan naik berjalan menuju Starbucks.
Masuklah Jara untuk memesan.
BARISTA STARBUCKS
Selamat pagi kak, mau pesan apa nih?
Jara dijamu oleh seorang barista wanita yang membuat ia terpukau dan bengong tidak bisa berhenti melihat dengan tampang bodohnya. Otak Jara seolah-olah berhenti bekerja.
Jara berdiri didepan barista yang juga berdiri didepan Jara diantara meja kasir.
BARISTA STARBUCKS
Kak?
JARA
Oh i-iya.
BARISTA STARBUCKS
Mau pesen apa nih?
JARA
Oh iya, saya pesen americano ya.
BARISTA STARBUCKS
Oh oke. Dingin atau panas kak?
JARA
Eh, dingin.
BARISTA STARBUCKS
Ukurannya mau apa nih kak?
JARA
Eh ada apa aja ya?
Jara melihat-melihat menu yang terpampang di atas tembok.
BARISTA STARBUCKS
Oh ada ukuran tall, grande sama venti kak.
JARA
Venti boleh deh.
BARISTA STARBUCKS
Oke.[mengambil cup venti dan mencatat pesanan Jara di cup]. Atas nama siapa kak?
JARA
Eh..., atas nama Jara.
BARISTA STARBUCKS
Oke...[menulis nama Jara dan yang lain]. Pembayarannya menggunakan apa nih kak?
JARA
Kartu debit bisa?[menyodorkan kartu debit].
BARISTA STARBUCKS
Bisa kak.
JARA
Oke.[memberikan kartu].
BARISTA STARBUCKS
Saya terima ya kak.
Jara memberikan kartu debitnya untuk membayar.
Barista itu mengurus pembayaran dan mengembalikan kartu debit Jara beserta struk.
Sesekali Jara melihat name-tag milik barista yang tercantol di dadanya yang bertuliskan Ivana.
BARISTA STARBUCKS
Makasih ya kak.
JARA
Iya.
Jara pergi ke meja pick-up menunggu minumannya jadi.
Jadilah minuman Jara dan,
BARISTA STARBUCKS
Ice americano-nya kak.
Barista itu mendorong pelan ke arah Jara sambil mengucapkan pesanannya dan tersenyum ramah.
JARA
Oke.
Jara mengambil pesanan sambil membalas senyumannya.
BARISTA STARBUCKS
Makasih kak.
JARA
Iya sama-sama.
Jara mengambil dan berjalan keluar sambil melihat cup minumannya mendapati tulisan,”Good morning Jara, have a nice day :)”.
Jara senyum berjalan keluar karena melihat tulisan yang membuat ia semangat setelah menyaksikan apa yang barusan di rumah.
Jara duduk diluar, menikmati rokok yang ia bakar dan meminum pesanannya.
Karena ia bosan, Jara mencolokkan earset ke handphone-nya menyetel lagu mellow dan merokok dan menyeruput kopinya.
Beberapa jam kemudian Jara melihat barista yang membuat ia terbengong keluar untuk istirahat.
Barista wanita itu merokok, membawa botol minum dan bermain handphone beberapa meja didepan Jara.
Sedikit-dikit Jara melihat barista itu sedang melakukan urusannya.
Saat barista itu melihat Jara, Jara langsung menoleh dan mengambil cup kopinya dan menyeruput agar tidak ketahuan.
Hingga rokok barista itu habis, ia kembali masuk untuk lanjut bekerja.
Jara masih disana hingga sore hari menghabiskan isi bungkus rokok.
CUT TO:
INT. STARBUCKS - SIANG MENUJU SORE
Jara masih disana dengan rokok terakhir yang baru saja ia bakar dan menghabiskan minumannya.
Jara bermain handphone dan melihat barista itu keluar dengan jaket denim dan tas wanita yang imut menggenggam botol dan berlari keluar.
Karena dibatasi oleh kaca antara luar dan dalam, Jara melihat barista itu melambaikan tangan ke teman kerjanya untuk pamit.
Terdengarlah suara motor harley dari arah loket karcis parkir dan datang menggeber masuk ke depan pintu Starbucks.
Jara melihat motor itu berjalan dan melihat barista itu cipika-cipiki dengan orang yang mengendarai motor harley tersebut.
Setelah cipika-cipiki, mereka pergi meninggalkan suara yang nyaring dari motor tersebut dan juga meninggalkan memori yang membuat Jara sadar bahwa mereka adalah seorang pacar atau pasangan suami-istri.
Jara hanya bisa melihat kepergian mereka dengan menghabiskan rokok miliknya.
Setelah habis, dibuanglah puntung rokok ke jalan dan beranjak dari kursinya dan menuju keparkiran.
Jara menuju motor yang ia parkirkan di basement dan pergi.
Apalah daya Jara yang pergi hanya dengan motor matic yang kusam dan tua.
CUT TO:
INT. KAMAR JARA - PAGI HARI
Jara terbangun kembali dan bergegas untuk berbenah kuliah.
Dengan motornya yang butut ia pergi.
CUT TO:
INT. KAMPUS UTJ - PAGI HARI
Jara terlihat berlari-lari menyusuri anak tangga karena telat sudah telat.
Sampailah ia didepan pintu dan,
JARA
Permisi,[mengetok dan membuka pintu perlahan masuk dengan kepala terlebih dahulu secara perlahan].
DOSEN UTJ
Jam berapa ini?
JARA
Jam tujuh lewat lima pak.
DOSEN UTJ
Kamu telat, keluar sana.
JARA
Oh oke pak.
Dengan senyumnya untuk dosen dan seisi kelas, ia pergi dari sana tanpa memohon atau semacamnya.
Jara pergi turun ke bawah dengan lift dan bertemu dengan kepala jurusannya yaitu Miss Siska.
Masuklah Jara diantara kerumunan dosen-dosen yang juga ingin turun ke bawah.
MISS SISKA
Mau kemana kamu Jar? Kok gak kelas.
JARA
Telat miss, tadi di usir.
MISS SISKA
Emang telat berapa menit?
JARA
Telat lima menit miss.
MISS SISKA
Oh telat lima menit, yaudah.
Sampailah mereka di lantai satu.
MISS SISKA
Duluan ya.
JARA
Iya miss.[senyum mengangguk].
Jara dan seisi lift berpisah karena Jara ingin kembali ke parkiran motor dan pergi.
Jara terlihat murung berjalan menuju parkiran karena tidak dapat mengikuti kelas yang penting.
Tanpa menghiraukan kelas berikutnya, Jara langsung menuju Starbucks.
CUT TO:
INT. STARBUCKS - PAGI HARI
Sampailah Jara di Starbucks.
Seperti biasa ia mengambil karcis, turun ke basement, parkir dan berjalan ke atas.
Jara masuk ke dalam dan,
BARISTA STARBUCKS
Selamat datang.
Jara disambut oleh ucapan salam dari barista favoritnya.
BARISTA STARBUCKS
Mau pesen apa nih kak? Kaya biasa?
JARA
Iya.
Lalu ia menulis pesanan Jara.
BARISTA STARBUCKS
Bayarnya menggunakan?
JARA
Pake cash aja.
BARISTA STARBUCKS
Oke...[mengetik-ngetik komputer kasir]. Eh..., jadi tiga puluh sembilan ribu kak.
JARA
Oke.[memberikan uang lima puluh ribu].
BARISTA STARBUCKS
[mengambil uang Jara, memasukkan uang ke kasir dan memberikan kembalian Jara beserta struk]. Makasih ya kak. Ditunggu.
JARA
Oke sama-sama.
Jara menunggu di meja pick-up.
BARISTA STARBUCKS
Ini ya kak[mendorong halus minuman Jara]. Thank you.
JARA
Iya...
Jara mengambil dan pergi keluar.
Kali ini Jara melihat tulisan,” Hey Jara :), Good morning.”.
Kembalilah Jara tersenyum setelah membaca tulisannya.
Jara duduk di luar seperti biasa, menyetel lagu dengen earset yang tertancap di kuping Jara, merokok dan menikmati suasana Starbucks.
Jara membuka Instagram dan melihat sebuah quote dari film “Taxi Driver” yang di bintangi oleh “Robert De Niro” saat scene dimana ia sedang mengendarai taksinya dengan bertuliskan,”Loneliness has followed me my whole life, everywhere. In bars, in cars, sidewalks, stores, everywhere. There’s no escape. I’m God’s lonely man.”.
Jara membaca dan merenungkan quote itu dan memberi like. Lalu mematikan handphone dan lanjut menikmati suasana dengan merokok dan menyeruput kopi.
(BERLANJUT)