FADE IN:
EXT. JALAN MENUJU RUMAH - HUJAN - REMANG LAMPU JALAN - PAGI HARI
Jara merupakan seorang laki-laki dengan tinggi 176cm yang cuek, spontanitas, canggung, mellow dan moody.
Berjalanlah ia menyusuri barisan rumah dibawah lampu-lampu jalan, ditemani oleh payung merah dan sebatang rokok yang ia hisap berkali-kali.
Sambil menangis memikirkan hal-hal yang sudah ia lakukan selama ini. Sesekali dia mengusap air matanya dengan lengan jas yang dikenakannya.
Sampailah Jara didepan rumah sederhana, membuka pintu dan masuk. Ia disambut oleh seekor kucing dan seorang pembantu disana.
Layar hitam memunculkan judul : andai
SUPER : 19 SEPTEMBER 2016
CUT TO:
INT. RUMAH JARA - KAMAR JARA - MENDUNG - PAGI HARI
Flashback - Terbangun dari tidur, perlahan dia membuka mata dengan muka bantalnya. Jam setengah tujuh pagi dia terbangun oleh alarm. Mematikan alarm yang bersumber dari handphone miliknya.
Jara melihat ke jendela yang tidak memancarkan cahaya tertutup hordeng bermotif batik berwarna coklat keemasan dan mengetahui bahwa pagi dimulai dengan mendungnya awan. Bergegaslah ia menuju kamar mandi membawa handphone.
CUT TO:
INT. KAMAR MANDI - PAGI HARI
Jara bercermin dengan kaca berbingkai biru yang di gantung di kamar mandi, melihat bahwa Jara sudah memiliki kumis tipis tanda bahwa ia sudah mulai dewasa.
Dia memegang kumis tipisnya dengan wajah datar dan mencoba mengambil pencukur di atas toilet. Mencukur habis kumisnya, mengedepankan wajahnya ke arah cermin melihat kembali apakah ada kumis yang tersisa.
Selesainya ia mencukur kumis, dia menggapai handphone yang ia taruh di atas rak-rak sikat gigi.
Mencoba mencari playlist klasik piano untuk mendukung suasana di pagi hari. Lagu instrumen klasik piano bermain didalam kamar mandi Jara.
CUT TO:
INT.KAMAR JARA - PAGI HARI
Berpakaian seragam putih abu-abu dan mencoba mengikat dasi abu-abunya. Mengambil tas yang berada di atas kursi. Bergegas dia menuju lantai satu.
CUT TO:
INT. RUMAH JARA - TANGGA RUMAH - DAPUR RUMAH
Menyusuri tangga kayu yang sudah usang, menuju anak tangga ke-empat mencari sepotong roti.
Jara melihat satu piring berisikan roti, potongan buah melon dan satu toples selai kacang disamping piring itu. Jara memilih untuk hanya mengambil roti itu.
Ibu Jara, seorang ibu ulet dan detail dengan indera yang tajam sedang memasak dengan karyawan lain mendengar Jara yang tiba di dasar tangga.
IBU JARA
Jara, buru-buru sekali. Habisin makanannya.
Sambil teriak melihat Jara berlari dengan sebuah potong roti dan sudah di depan pintu samping rumah, Jara membalas.
JARA
Enggak mah, udah telat.
Ibu Jara yang mendengar itu hanya menggelengkan kepalanya.
CUT TO:
EXT. GANG SAMPING RUMAH - PARKIRAN MOTOR - PAGI HARI
Menuju motor matic berwarna hitam dan kotor yang terparkir di samping rumahnya dengan helm yang sudah tercantol di atas spion.
Menghampiri keduanya agar bisa kesekolah sambil mengunyah roti sebagai energi ‘tuk memulai hari.
Jara pergi dengan motor matic dengan satu tangan kanannya memegang gas dan tangan kiri memegang roti setengah habis dan juga mulut penuh berisikan roti.
CUT TO:
EXT. SEKOLAH BAKTI DIDIKA - PARKIRAN MOTOR - PAGI HARI
Jara sampai disekolah melewati gerbang dan ramainya siswa/siswi yang sedang berjalan membuntuti barisan para pemotor yang juga mempunyai tujuan yang sama.
Sampailah Jara di parkiran dan memarkir motornya diantara motor-motor yang berbaris.
EXT. LAPANGAN SEKOLAH - PAGI HARI
Berlarilah Jara diantara siswa dan siswi yang sedang berjalan santai.
Mereka melihat Jara dengan wajah aneh dan sinis karena merasa terganggu dengan kehadirannya.
INT. LANTAI 3 SEKOLAH - LORONG KELAS - DEPAN KELAS JARA
Dengan wajah senang dan nafas terengah-engah melewati banyaknya anak tangga menuju lantai 3 mengetahui bahwa barisan bagian belakang pojok kelas belum terisi oleh siapapun.
Sampailah Jara didepan kelasnya yang tak berpintu.
Masuklah dia ke kelas.
INT. RUANG KELAS - PAGI HARI
Masuklah dia ke kelas dan mengisi bangku bagian pojok belakang kelas tempat favoritnya dengan mengorbankan satu potong roti tadi sebagai asupan energi.
Tujuannya adalah menghindari “kontak” dengan gurunya.
Beberapa menit berbunyilah bel sekolah kemudian mulailah para siswa dan siswi memasukki kelas mengetahui bahwa pelajaran hari itu akan dimulai.
Masuklah seorang guru ke kelas Jara yang akan memulai kelas pertamanya.
Para murid pun berdiri dan memberikan salam kepada guru. Guru pun membalas.
MURID-MURID
Selamat pagi ibu.
IBU GURU
Selamat pagi semua.
Duduklah ibu guru setelah membalas dan serentak para murid pun juga.
IBU GURU
Jadi kelas kita akan dimulai dengan pelajaran Bahasa Indonesia dan tolong buatlah grup diskusi berisikan empat orang. Dan ingat bahwa minggu depan kita akan melaksanakan ujian akhir sekolah untuk lulus dari tingkat SMA. Jadi tolong keseriusannya.
Lalu tiba-tiba anak laki-laki didepan Jara pun mengangkat tangan setelah mendengar kata ujian.
Anak laki-laki itu bernama Nathan, seorang tampan nan cerdas yang dapat menarik semua orang dengan karismanya.
Ia merupakan ketua kelas disitu dan mulai bertanya.
Entah mengapa Jara tidak menyukai orang ini karena ketenarannya.
Menggerutu lah Jara dibelakang Nathan.
NATHAN
Bu, ada nilai minimal untuk lulus gak?
Mendengar pertanyaan dari Nathan, ibu guru menjawab sembari teriak agar jawabannya didengar oleh semua murid.
IBU GURU
Oh ya, jadi untuk nilai kelulasannya, kalian minimal harus mendapatkan angka lima puluh lima.
Pertanyaan Nathan pun terjawab dan pencarian anggota grup-pun dimulai kecuali Jara yang tidak ingin berdiri karena tidak mau tempat “tak terlihatnya” direbut oleh orang lain.
Jara yang benci belajar kelompok tetap duduk santai di singgasananya.
Kelas yang diisi oleh dua puluh orang itu pun masing-masing sudah memiliki grup kecuali Jara yang malas bangun.
Terdapat dua orang “buangan” sedang berdiri, melihat sekitar untuk mencari teman dan dijadikan anggota grup.
Akhirnya mereka melihat Nathan yang mengajak mereka untuk bergabung menjadi grup.
Nathan melihat sekitar karena kekurangan satu orang dan melihat kebelakang dan menemui Jara sendiri tidak ada kelompok.
Nathan pun mengajak Jara untuk gabung.
NATHAN
Oy Jar, gabung kelompok gw ya.
JARA
Yaudah.
Jara hanya bisa pasrah.
Mulailah pelajaran berdiskusi.
CUT TO:
IBU GURU
Oke semua sudah memiliki grup, jadi buka buku kalian halaman 128. Terdapat bahasan tentang “Pentingnya komunikasi formal bagi siswa lulusan SMA.”. Tolong kalian diskusikan hal ini dengan rekan kalian dan ingat bahwa semua jawaban kalian merupakan opini.
Semua murid membuka buka sesuai perintah dan mulai berdiskusi.
Dengan posisi tegak dan senyum, Nathan membuka obrolan.
NATHAN
Ok...ke, pagi man-teman. Udah siap belajarnya?
Nathan membuka obrolan dengan seisi grupnya.
TEMAN LAKI PERTAMA GRUP JARA
Gw gak siap, lu pada aja yang diskusi. Kalo gw ngorok, masukkin aja ke lembar jawaban.
Mendengar jawaban dari Teman Laki Pertama, Nathan mencoba mengabaikan dan menanyakan yang lain.
NATHAN
Ok..ke, yang lain?
JARA
Siap...
Jara terlihat lemas.
TEMAN LAKI KEDUA GRUP JARA
Pagi-pagi udah diskusi aje. Langit mendung gini harusnya gw lagi mimpi dipojokkan.
Dia menunjuk ke meja awalnya dia duduk di pojok kiri belakang kelas.
NATHAN
Mimpi apaan? Nanti celana lo basah.
TEMAN LAKI KEDUA GRUP JARA
Males banget belajar Bahasa Indo. Tiap hari pake Bahasa Indonesia, masih... aje dipelajarin.
NATHAN
Ya namanya belajar gak ada batasan. Lagian juga ada temanya.
TEMAN LAKI KEDUA GRUP JARA
Ya tetep aje, ngapain belajar ginian mending gw tidur.
Dia menunjuk ke buku yang sudah terbuka di atas meja.
Jara terbangun karena melihat grupnya yang mulai bertengkar dan melihat argumen mereka seperti penonton catur sambil melipat tangan.
NATHAN
Udah ngocehnya?
TEMAN LAKI GRUP JARA
Udeh.
NATHAN
Cebok gih. Ngoceh mulu. Tinggal ngikutin aja susah amat.
Dia menjawab sambil melihat selakangan si cowo itu.
JARA
Okay... pemenangnya Nathan.
Jara tersenyum dan mencoba memecah karang es yang sudah terbuat dengan ayunan siku.
Keduanya melihat Jara.
CUT TO:
EXT. LAPANGAN SEKOLAH - SIANG HARI
Berbunyilah bel sekolah yang menandakan akhir dari belajar disekolah.
Jara pun langsung bergegas menuju parkiran untuk mengambil motornya dan pulang kerumah.
Saat menuju keparkiran ia dikagetkan oleh kedatangan temannya yaitu Tomi saat berjalan di lapangan sekolah.
Tomi dengan tinggi 165cm ini mengendap-endap, mengatur suara langkah kakinya menghindari adanya suara tapak sepatu miliknya dan menyeimbangi kecepatan jalan dari Jara agar tidak ketahuan olehnya.
Sampailah Tomi disamping Jara.
TOMI
Jara.
Berjalan beriringan dengan ekspresi datar disamping Jara sambil menyapanya.
JARA
Astaga.
Sukses Tomi menghampiri Jara dengan cara klasik milik Tomi untuk mengagetkan Jara yang tidak terdeteksi miliknya yang membuat Jara kaget.
JARA
Lu gila ye? Lu mesti ilangin itu cara Tom. Nanti lu susah dapet temen.
Tanpa menghiraukan omongan Jara, Tomi membalas.
TOMI
Jar, biasa ya. Online jam tiga, nanti gw yang invite.
JARA
Iye ah, jangan dibiasaain.
Tomi pun pergi berjalan cepat berlawanan arah karena ia sudah dijemput oleh orang tuanya diluar sekolah.
CUT TO:
INT. RUMAH JARA - LANTAI 1 - SIANG HARI
Sesampainya dirumah, Jara melihat kedua orang tuanya sibuk dengan pekerjaannya masing-masing.
Melihat situasi terkontrol, Jara bergegas kelantai dua menuju ke kamarnya.
Mendengar bunyi langkah kaki Jara seperti senapan mengetahui Jara pulang, ibu Jara pun meneriaki Jara sambil mengerjakan kerjaannya.
IBU JARA
Jara, makan dulu.
JARA
Iya, nanti.
CUT TO:
INT. KAMAR JARA - SIANG HARI
Jara langsung menaruh tasnya di lantai, mengambil handuk yang tercantol di belakang pintu dan mengambil handphone untuk mulai berbenah.
JARA (V.O.)
Taroh ini (tas), ambil ini (handuk) jangan lupa yang ini (mengambil handphone)
CUT TO:
INT. KAMAR MANDI - SIANG HARI
Jara pun memulai ritual mandinya dengan buang air besar terlebih dahulu sambil memainkan handphonenya. Lalu tiba-tiba ada yang menelpon.
JARA
Halo?
Jara mencoba sopan untuk mengawali panggilan handphonenya tidak mengetahui bahwa Tomi lah yang menelpon Jara.
Jara tidak mengetahuinya karena langsung mengangkat telponnya.
TOMI
Halo-halo, buruan.
Dengan nada kesal dia membalas basa-basi Jara.
JARA
Belum, santai ae sih. Baru juga jatoh sebatang.
TOMI
Sebatang apaan? Lu ngerokok ye, gw bilangin mak lo ye.
JARA
Apaan ngerokok. Ini emas gw yang jatoh.
TOMI
Hah, emas? Ngerampok dimane lu?
JARA
Disebelah Kota Tua. Masa masih gak ngerti. Ini ampas gw.
TOMI
Pantesan, baunya ampe sini.
JARA
Itu mulut makanya pindahin ke jidat biar kagak kecium.
TOMI
Oh enggak. Hahahaa..., Yaudeh buru pengen menang nih.
JARA
Menang-menang, itu juga gw yang gendong. Kagak dibeliin koyok lagi.
TOMI
Ahh... bacot. Buruan online.
Tomi pun langsung menghentikan percakapannya dan Jara pun mulai bersih-bersih.
CUT TO:
INT. KAMAR JARA - DEPAN MONITOR - MALAM HARI
JARA
Astaga..., akhirnya menang.
Jara melakukan stretching setelah menang.
JARA
Wooohhh......
Sambil teriak di depan microphone.
TOMI
Berisik goblok, telinga gw sakit.
JARA
Hahahaha..., Mampos.
TOMI
Lagi gak?
JARA
Kagak deh, capek banget gw. Besok ae lanjut.
TOMI
Mau menang aja susah lu.
JARA
Inget, itu juga gw yang gendong.
TOMI
Ahhh... enggak. bye.
Tomi langsung menyudahi percakapan dan Jara mematikan komputernya dan siap untuk tidur.
FADE TO:
EXT. SEKOLAH TARA DIDIKA - LAPANGAN SEKOLAH - PAGI HARI
Di pagi itu Jara datang kesekolah bersiap untuk ujian.
Dengan siap dan senang karena pagi hari itu dimulai dengan cerahnya langit.
Datanglah Tomi disamping Jara seperti pengedar narkoba.
TOMI
Udah belajar lu?
JARA
Astaga tom, biasain ngetok dulu.
Terkaget Jara karena cara menghampirinya.
TOMI
Apanya yang mau diketok? Pantat lu?
JARA
Kagak, hati nurani lu.
JARA
Soal belajar, udah gw pas di kelas.
TOMI
Lah..., belajar dirumahnya kagak?
JARA
Kagak, dirumah gw maen. Disekolah baru belajar.
TOMI
Haha..., kalah anak SD dibuat lu Jar.
JARA
Ya bener kan, kalo misalkan nih dateng ujian terus nilai gw jelek berarti selama ini gw gak pernah belajar bener-bener di sekolah. Bener kgk tuh?
TOMI
Bener sih, tapi yang gw liat di Youtube kgk gitu.
JARA
Hahaha..., Tom... tom... kurang-kurangin nge-tu-be-nya.
Lalu bel sekolah berbunyi.
JARA
Tom-tom, lari tom. Udah bunyi tuh.
Jara berlari terlebih dahulu meninggalkan Tomi yang masih bingung soal pembicaraan tadi.
TOMI
Woi... Jar, tungguin!
Berteriak lah Tomi.
(BERLANJUT)