Disukai
5
Dilihat
1,202
April
Drama

"Saya punya sebuah kisah. Sebuah kisah yang tidak pernah diungkapkan. Sebuah kisah yang tidak akan pernah menjadi kenyataan."

"Apa kamu bersedia untuk mengungkapkannya sekarang?"

"Ya."

April, 2020. Sebuah waktu dimana dunia telah berhenti berputar dan keabadian malam membekukan kehidupan.

"Tiiiiittt ...."

Sebuah bunyi misterius yang mendengking dengan sangat keras berusaha meledakan kedua gendang telingaku disaat kegelapan berusaha menelanku hidup-hidup dalam sebuah momen yang tak terlupakan.

Tubuhku serasa membeku, seluruh inderaku mati rasa, pikiran dan akal sehatku berhenti bekerja saat satu-satunya cahaya dalam kegelapan itu menyinariku dengan lembut dan penuh kedamaian.

Namun sayang, bintang itu akhirnya pergi menghilang ditelan kehampaan tak berujung alam semesta.

Meninggalkanku yang kembali sendirian bersama sepi yang setia menemani.

Terperangkap dan terbelenggu di dalam sebuah dunia fantasi yang penuh dengan kepalsuan dan kebohongan.

Aku sekarat dan menangis sendirian di dalam kebusukan kegagalan.

Sama seperti hari-hari biasanya sepanjang hidupku selama ini, aku membuka kedua kelopak mataku yang sudah layu dan membusuk ini tanpa sedikitpun harapan yang tersembunyi di dalamnya.

Menjalani rutinitas yang penuh kepalsuan seumur hidupku, aku terjebak dalam sebuah film milik orang lain yang tidak pernah kuinginkan dan tidak akan pernah menjadi sang pemeran utama.

Terperangkap dalam sebuah karakter figuran yang selalu terbunuh atas kepalsuannya demi membuat sang pemeran utama mendapatkan akhir yang bahagia.

19 tahun berlalu, akhirnya topeng badut ini rusak juga dan aku bisa menunjukan warna asliku, biru yang menyedihkan, yang selama ini tertutupi oleh sebuah pertunjukan.

Tapi selayaknya anak kecil, mereka pasti ketakutan jika melihat dan mengetahui bahwa boneka kesayangan mereka selama ini telah rusak dan mampu bergerak sendiri tanpa mereka kendalikan.

Lalu setelah itu, hanya kebusukan tong sampah yang menunggu boneka malang itu di masa depan, atau bahkan lebih buruk, kematian.

Sang Pangeran akhirnya terbangun dari tidur panjangnya tetapi jeratan-jeratan senar yang membelenggunya kini semakin terikat dengan kuat hingga merobek kulit-kulit tipis itu hingga genangan merah mulai membanjiri dan menenggelamkannya kembali kedalam kematian.

Saat harapan itu benar-benar lenyap dalam sebuah mimpi buruk tanpa akhir, secercah cahaya datang dalam sebuah mimpi yang paling dalam, sebuah kenyataan akan masa depan yang tersembunyi atau sebuah imajinasi yang tidak akan pernah terjadi bahkan dalam imajinasi itu sendiri.

Seorang gadis bermata cokelat bak malaikat penolong yang kemudian berubah menjadi seekor monster kelabang raksasa yang kembali menelanku dalam sebuah kebohongan.

Dan lagi, aku kembali menemukan diriku kembali terjebak dalam sebuah film rusak yang terus berulang tanpa pernah berakhir bahagia, sebuah musim semi yang menghilang dan tak akan pernah ditemukan dalam keabadian musim dingin yang membekukan.

"Jadi, dimana sekarang gadis bermata cokelat itu?

"Di suatu tempat jauh di luar sana. Mungkin sedang menertawakan diriku yang menyedihkan ini."

"Apa kau tau siapa gadis itu?"

"Ya. Dan itu semakin memperburuk keadaan."

"Kenapa?"

"Karena kenyataannya kami tidak akan pernah bisa bertemu kembali bahkan di dalam mimpi yang sama sekalipun. Itu semua hanya sebuah delusi menyedihkan dari seseorang yang menyedihkan."

"Apa kau yakin akan hal itu?"

"Sangat yakin."

"Kenapa?"

"Karena saya lelah menanti dan berharap kepada sebuah kemustahilan."

"Tidak ada yang mustahil di dunia ini, nak."

"Tidak ada yang namanya dunia, yang ada hanya sebuah papan permainan kematian."

"Kenapa kau bilang seperti itu?"

"Karena saya sudah melihat semuanya dari balik kegelapan itu. Tidak ada yang namanya dunia atau kehidupan, setidaknya untuk diri saya sendiri."

"Itu hanya asumsi dari seseorang yang belum mendapatkan keberhasilan ataupun kebahagiannya."

"Saya pernah berhasil dan saya tidak bahagia. Kebahagiaan itu tidak ada, itu semua hanya sebuah kata yang digunakan oleh manusia untuk menipu diri mereka sendiri. Menutup mata dari kenyataan sebenarnya yang menyedihkan dan membangun sebuah ilusi kebahagiaan dalam imajinasi mereka."

"Kenapa kau bilang seperti itu?"

"Karena saya sudah melihat semuanya. Saya membuka mata dan melihat hanya ada mimpi buruk tanpa akhir di tempat yang disebut dunia ini. Tidak ada harapan, kebahagian ataupun cinta di luar sana. Mereka semua buta dan hanya memikirkan diri sendiri. Mereka tidak pernah peduli dengan orang lain. Mereka hanya saling memanipulasi dalam kebohongan yang mereka ciptakan sendiri. Kita bukan makhluk yang paling sempurna apalagi mulia. Kita hanya tumpukan kotoran yang sudah dibuang dan dipermainkan dalam sebuah permainan untuk saling membunuh satu sama lain hingga tidak ada lagi secuil kotoran pun yang tersisa untuk dibersihkan."

"Dunia ini, kehidupan ini, semuanya hanyalah sebuah kepalsuan mutlak."

"Kau sudah tenggelam terlalu dalam, nak."

"Ya. Dan tidak ada siapapun atau apapun yang bisa menyelamatkan saya."

"Saya sudah mati. Jauh sebelum saya dilahirkan. Tidak ada lagi sedikitpun kehidupan yang tersisa di dalam sana. Tidak setelah serangkaian kiamat itu."

Burung-burung berkicau, sementara puluhan kupu-kupu melayang-layang dengan penuh kedamaian di udara yang bersih dan jernih saat kumpulan awan kelabu selesai melakukan tugasnya untuk membersihkan semua kotoran dan memberikan kehidupan bagi semua yang hidup dan bernyawa.

Secara perlahan namun pasti, gerombolan kesedihan itu mulai pergi dan lenyap digantikan oleh sebuah cahaya warna-warni yang melengkung dengan indah bersama sebuah cahaya keemasan yang menyorotiku yang kelabu ini.

Udara dingin membelai lembut lapisan kulit yang kering itu.

Dalam pembiasan cahaya matahari senja, samar-samar aku melihat sesosok dengan senyum di wajahnya.

Tangan itu menyentuh pipi kiriku perlahan dengan penuh kehangatan.

Sekilas pantulan cahaya harapan terlihat dalam mataku yang kelam.

Aku menundukkan kepalaku perlahan, mencoba merasakan setiap rasa dan kehangatan yang ada.

Aku memejamkan kedua kelopak mataku yang mulai bermekaran kembali.

Namun, saat bunga-bunga itu bermekaran seutuhnya, musim dingin kembali menusuknya dalam keputusasaan dan menghancurkan harapan itu hingga berkeping-keping.

Aku masih terbelenggu dalam penjara yang disebut rumah.

Menatap ketiadaan yang mutlak di hadapanku, sepasang air terjun kembali mengalir dengan deras dari kedua lubang hitam itu.

Membanjiri lalu membekukanku dalam kesunyian.

Waktu benar-benar berhenti bekerja dan aku terjebak di abad kegelapan menunggu runtuhnya peradaban yang membohongi dirinya sendiri akan musim semi yang penuh harapan.

"Tolong ... hentikan pertunjukan horor ini ... keluarkan aku dari neraka ini."

"Tiiittt ...."

Semua menjadi gelap sekarang, lebih gelap dari kegelapan itu sendiri.

Sebuah background hitam yang memenuhi layar mulai mengalir keluar dan menggenangi Playground yang sepi ini, menyisakan seorang anak kecil yang melihat dunia dalam sepasang mata hitamnya.

"Bangun, bodoh."

"Sudah pagi, tidak, maksudku sudah jam 7 pagi."

"Bangun atau kau akan terlambat."

"Siapa disana?"

"Buka matamu."

"Ini sudah pagi tapi kau masih belum mengetahuinya?"

"Siapa?"

"Aku ...."

"My sin."

"Aku tau. Aku sangat mengenalmu dengan sangat baik. Kau seperti diriku yang lain. Kita serupa tapi berbeda dan tidak akan pernah bisa untuk bersama, selamanya."

Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
❤️❤️
diksi sungguh terlalu
Baca skrip saya ya kak
Good
Rekomendasi dari Drama
Rekomendasi