Suami untuk Istriku
1. Bagian #1

1   EXT. GEDUNG PERNIKAHAN – PAGI

FADE IN

Gedung pernikahan dengan jalanan yang ramai di depannya.

CUT


2   INT. GEDUNG PERNIKAHAN – PAGI

START OF MONTAGE

1. Janur kuning di gerbang gedung.

2. Pintu masuk yang sudah terdesain indah.

3. Koridor yang dipenuhi bunga.

2. Beberapa foto pengantin dalam standing kayu yang artistik.

3. Kursi-kursi pengunjung yang sudah tersusun rapi, kembali dirapikan oleh beberapa orang.

4. Panggung pelaminan yang sudah indah.

5. Orang-orang terlihat sibuk di beberapa sudut.

END OF MONTAGE


Di salah satu sudut, Isara (25 tahun) nampak sibuk mengurus buket bunga di panggung pelaminan, sambil mengamati sekelilingnya mengamati para pekerjanya di beberapa sudut.

 ISARA
Jangan lupa, nanti bunganya dipindahi ke sini nanti ya, Yan!
 
YANTI
Ya, Mbak.
 
ISARA
Kursinya yang kainnya agak pudar itu, dipindahi ke belakang ya, Mas Yanto!
 
YANTO
Siap, Mbak.


CREDIT TITLE (Standard)

Isara membetulkan posisi kursi. Nunik (20 tahun) nampak mendekat dengan gerakan terburu-buru

NUNIK
Mbak, kakak client datang untuk pengecekan akhir.

ISARA
Ayo, Guys
(Isara bertepuk tangan, membuat semua orang yang ada di ruangan menoleh padanya) 


Semua sudah siap ya?

CREDIT TITLE (Standard)

ISARA (V.O.)
(Menarik napas dalam-dalam) Hmmm, semoga semua lancar.


Empat orang masuk ke dalam gedung. Mereka nampak gembira melihat hasil kerja yang ada di dalam ruangan. Bahkan tertawa melihat foto-foto di standing kayu.

Namun di atas panggung, Isara baru turun untuk mendekati para client, tiba-tiba nampak pusing.

Pandangan Isara nampak berkunang-kunang, hingga kakinya pun terlihat kabur.

Isara masih mencoba melangkah, namun ia tak lagi bisa menahan tubuhnya terjatuh, dan pingsan.

NUNIK
(Berteriak panik)
Mbak Isaraaaaa!


Semua orang yang ada di situ segera berlari panik, mendekatinya.

DISSOLVE TO

CREDIT TITLE (Standard)

 


3   EXT. GEDUNG KANTOR GARIS ARSITEKTUR – SIANG

Sebuah kantor biro arsitektur 5 lantai yang nampak unik dan minimalis, berdiri di jalanan yang cukup ramai dan padat.



4   INT. KANTIN - KANTOR GARIS ARSITEKTUR – SIANG

Jam istirahat, kantin nampak ramai. Para pegawai kantor Garis-garis Arsitektur nampak di semua sudut kantin. Beberapa yang lain masih nampak memasuki ruangan.

Girian (25 tahun) ada di salah satu meja bersama Riga (25 tahun) dan Barie (25 tahun). Mereka sedang menyantap makan siang masing-masing.

BARIE
Besok-besok kita harus makan di luar. Bosen aja tiap hari makan begini.

RIGA
(Menoleh melihat piring Barie)
Kamu aja yang makannya itu-itu aja. Pilih yang lain kan banyak...

BARIE
Pelayan yang di situ kadang SKSD banget, belum juga mesen, dia sudah nyiapain aja...


Barie melirik ke arah kantin. Di balik meja pemesanan makanan, Lili (18 tahun) tersenyum manis.

RIGA
(Balik tersenyum)
Seakan-akan dia bilang... apa sih yang gak kutahu tentang makanan kesukaanmu, Mas... Hehe...

BARIE
Jangan didramatisir...

RIGA
(Balik tersenyum)
Gak didramatisir. Wong memang begitu. Kan aku sama Girian, gak diperlakukan begitu.


Barie hanya bisa mendengus.

Kemudian masih di antara keramaian kantin, muncul 4 gadis cantik dengan seragam yang sedikit dari yang lain, memasuki ruangan dan memesan makanan. Mereka kemudian duduk di meja tak jauh dari meja Girian, Riga dan Barie.

RIGA
(Menyenggol siku Girian)
Itu anak finance gebetanmu, Gir!

GIRIAN
(Menoleh)
Ah, iya... Seperti deja vu...

RIGA
Yaelah, jangan sok romantis gitu. Kan kita ketemu hampir tiap hari, Senin sampai Sabtu. Kita sering duduk di sini, dan mereka sering duduk di sana... Yaaa, deja vu tiap hari...


Di meja seberang terlihat Pipiet (20 tahun), Mantha (22 tahun) dan Zoe (22 tahun) makan makanan pesanan mereka sambil sesekali berbincang dan bercanda.

Sambil makan, Girian, Riga dan Barie tak henti memperhatikan gadis-gadis itu.

RIGA
Emang kamu belum tahu kontaknya, Gir?

GIRIAN
Gak, aku kan cuma suka aja ngeliatin wajahnya yang imut.

RIGA
Kalau sudah digandeng orang baru nyesel... Meratap, sambil ngeluh, “Kenapa selalu begini kisah cintakuuuuu...”

GIRIAN
(Nyengir)
Ya, gak, gitulah.


Girian kembali melirik Pipiet.

Sesaat keduanya bertatapan, dan saling tersenyum. Tapi tiba-tiba, Pipiet nampak bangkit dari kursinya dan berjalan mendekati meja Girian.

BARIE
(Kaget)
Duh duh, mau ngapain dia ke sini?

RIGA
Mau ngegampar kali...

GIRIAN
Paling mau ambil sambel...
(melirik di sekitar meja, tapi gak ada tempat sambel sama sekali)

RIGA
Tampang kalian mesum sih, jadi cewe-cewe bawaannya pengen ngegampar!

BARIE
Kamu juga!


Pipiet berdiri di depan Girian. Ia tersenyum manis.

PIPIET
Hmmm, boleh nanya, Kak?

GIRIAN
Eh...iya, boleh.

PIPIET
Kakak kog selalu ngeliatin aku? Dari beberapa bulan lalu sejak aku pindah di kantor ini, kakak selalu ngeliatin aku...

GIRIAN
Eh, aku cuma...
(Menelan ludah)

PIPIET
Kakak... naksir aku ya?


Girian kaget.

Riga dan Barie hanya bisa membuat ‘Woooo’ di mulut mereka, tanpa suara.

PIPIET
Maaf ya, Kak, kalau ge-er. Awalnya aku gak yakin juga... Tapi kawan-kawanku semua bilang begitu...
(Melirik 2 kawannya yang ada di belakangnya)

GIRIAN
Aku...
(Kembali menelan ludah)

PIPIET
Tapi... kenapa kakak cuma ngeliatin aja? Kalau kakak naksir harusnya langsung bilang kan? Jangan bikin orang nunggu-nunggu begini!

RIGA/BARIE
Woooo...
(Kali ini agak terdengar)

RIGA
Iya nih, Mbak, kakak ini memang pemalu. Kadang kalau gak ada siapa-siapa dia langsung berubah warna ngikutin warna meja sama kursi!

GIRIAN
Lo kira gua bunglon!

BARIE
Dia naksir banget kog. Soalnya sering diam-diam... motret Mbak. Ayo, Gir, tunjukin foto-fotonya!

GIRIAN
Foto apa? Kamu malah nambah-nambahi Bar!
(Balik menatap Pipiet)
Jangan didengerin, Mbak! Dia cuma... eh, hape saya memorinya sudah full, gak bisa nyimpen apa-apa lagi, kalau ada update apps aja harus diruwat dulu biar memorinya cukup...

PIPIET
Apa Kakak akan kayak begini terus? Diam terus... sampai Aldi Taher jadi presiden? Atau sampai Pesulap Merah luntur jadi Pesulap Merah Jambu?

GIRIAN
Eh...

PIPIET
Ih, makin banyak saja cowok gak peka!


Pipiet meninggalkan Girian.

RIGA
Ayo, Gir! Kejar!

BARIE
Ayoo! Jangan bikin prosentase cowok-cowok gak peka makin banyak!

GIRIAN
(Akhirnya berdiri)
Eh, Pipiet! Eh, Mbak Pipiet, tunggu!


Girian mengejar Pipiet.

FADE OUT / FADE IN.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
GG si isinya ada hal baru seperti start of montage, izin sebagai rujukan bang
1 tahun 6 bulan lalu