Suami untuk Istriku
12. Bagian #12

52  INT. RUANG TENGAH - RUMAH ISARA & GIRIAN – MALAM

Girian masuk ke rumah dengan wajah lelah.

Isara keluar dari kamarnya.

ISARA   
Tumben telat banget pulangnya?

GIRIAN
Iya nih, dari luar kota tadi.

ISARA   
Sudah makan?

GIRIAN
(Mengangguk)
Tadi makan bareng Riga dan Barie.


Isara duduk di kursi. Menunggu Girian membersihkan diri di kamar mandi. Gak lama ia keluar sambil mengelap wajahnya dengan handuk.

ISARA
Tadi Mama Papa kamu ke sini...

GIRIAN
Ngapain?


ISARA
Ya nengok aja. Nanya keadaanku, terus ngobrol macem-macem.
Tapi pulangnya... Mama nanya...
(sengaja memotongnya)

GIRIAN
Nanya apa?

ISARA
Ya, biasalah kayak mama papaku juga. Apa kita sudah... you know-lah.

GIRIAN
You know apa?

ISARA
Ih, biasanya cowok kalo soal begini cepet banget nangkepnya...


Isara kemudian mengambil dua buah kue di meja, lalu menggesek-gesekkannya...

ISARA
Gini... Tahu kan? Tahu dong? Masak gak...
(Cemberut)
Masak harus dijelasin?

GIRIAN
Oooh, itu!
(Girian menutup mulutnya)
Ih, mama kepo banget!

ISARA
Ya, Mama Papa kita gak salahlah. Mereka kan memang berharap... aku bisa hidup lebih dari satu tahun, dan mungkin saja, mereka berharap aku masih bisa memberi cucu...

GIRIAN
Kenapa mikir sampai ke situ? Kamu kan sedang sakit, dan kondisimu kan...
(sengaja gak melanjutkan)
Gak seharusnya kamu dituntut macem-macem...


Isara hanya mengangkat bahu.

Girian melanjutkan membersihkan wajahnya di washtafel. Mengelap wajahnya, dan mencukur kumisnya. Sampai kemudian ia mengorek-ngorek hidungnya...

ISARA
Ih, ngupilnya gitu amat!

GIRIAN
Maaf, namanya juga dari perjalanan jauh.

ISARA
Bikin ilfil aja.

GIRIAN
Masak sih?
(Menengok dan nyengir)
Padahal dulu kamu semangat banget kalo soal upil?

ISARA
Hah, kapaaan?


Girian hanya ketawa...

CUT TO



53  EXT. LAPANGAN KOMPLEKS – SIANG - FLASHBACK

Isara Kecil, Girian Kecil, Dingding Kecil, Sri Kecil (masih dengan penutup wajah bak superhero), Duwil Kecil, Narai Kecil, Abdel Kecil dan Temon Kecil sedang berkumpul, mereka membuat satu lingkaran.

ISARA KECIL
Jadi sudah pada tahu semua kan? Yang menang dapat hadiah di sana!


Terlihat di dekat mereka, ada kresek putih yang di atasnya terlihat beberapa biji salak tergeletak.

DINGDING KECIL
Ih, hadiahnya gitu amat!

DUWIL KECIL
Apa kek hadiahnya, masak biji salak?

SRI KECIL
Aku berharap hadiahnya kekuatan super.

ISARA KECIL
Jangan cerewet, lombanya kan juga gak sulit-sulit amat! Masak minta hadiah yang mahal?

GIRIAN KECIL    
Emang lombanya apa?

ISARA KECIL
Kan kemarin sudah diputuskan, yaitu... gede-gedean upil!


Dingding Kecil langsung tertawa jumawa.

SRI KECIL
Ih, menjijikkan! Sangat tidak superhero! Pasti kamu yang ngusulin? (menatap Dingding Kecil)

DINGDING
Aku cuma usul, yang lain setuju kog!


Duwil Kecil, Narai Kecil, Abdel Kecil, Temon kecil hanya mangut-mangut.

DINGDING KECIL
Dari kelompokku aku yang maju. Kalau kelompokmu siapa?


Isara langsung mendorong Girian Kecil ke depan.

GIRIAN KECIL
(Protes)
Tapi... hidungku kan kecil, upilku pasti kecil-kecil!

DINGDING
Jangan alasan! Segala sesuatu kalo kita semangat, pasti akan menghasilkan hasil yang kita inginkan!

ISARA KECIL
Iya, Gir, kalo kamu ngoreknya lebih dalam, bisa dapat yang gede!


Lomba pun dimulai. Dengan semangat Dingding Kecil dan Girian Kecil mengorek-ngorek hidung masing-masing.

ISARA KECIL
Ayo, ayo, ayo, Gir! Terus... terus... terus...!


Keduanya masih bersemangat mengorek-ngorek hidung.

ISARA KECIL
Yap, waktunya habis!


Lalu Dingding dan Girian mulai mengulurkan ibu jarinya masing-masing. Upil Dingding Kecil jelas terlihat lebih besar.

DINGDING KECIL
Yeah, aku menang!


Girian menunduk kalah.

CUT                 



54  EXT. LAPANGAN KOMPLEKS – SIANG - FLASHBACK

Di hari lain, Isara Kecil, Girian Kecil, Sri Kecil, Narai Kecil datang ke pada Dingding Kecil.

ISARA KECIL  
Girian siap menantangmu, Ding!


Dingding tersenyum meremehkan.

DIDING KECIL
Ayo, tapi ada taruhannya! Yang kalah harus ngebeliin layang-layang! 4 layang-layang!

ISARA KECIL  
Ih, kog banyak?
(Menoleh pada Girian)
Gimana, Gir? Kamu punya uangnya kan?

GIRIAN KECIL 
Kamu kog mikirnya aku yang bakalan kalah sih?

ISARA KECIL  
Ya, emang kamu bisa menang? Hidungmu kan lebih kecil, produksi upil kamu pasti gak sebanyak Dingding!

GIRIAN KECIL 
Kali ini, percaya deh!


Lomba pun dimulai. Dingding dan Girian mulai mengorek-ngorek hidung mereka, dan tereeeng... saat keduanya mulai mengulurkan jari telunjuk mereka, upil di tangan Girian Kecil nampak jauh lebih besar.

ISARA KECIL  
Yeeeeeh, Girian menang!

DINGDING KECIL
Kog bisa?
(Menggaruk-garuk kepalanya tak percaya)


Isara Kecil, Girian Kecil, Sri Kecil, Narai Kecil berlalu dari tempat itu dengan membawa 4 layang-layang.

ISARA KECIL  
Kog bisa sih Gir, kamu menang?

SRI KECIL    
Apa kamu sudah menemukan password di hidungmu untuk mendapatkan upil lebih banyak?

GIRIAN KECIL 
(Tersenyum)
Ya, soalnya ini sudah kusiapkan sejak seminggu yang lalu!

ISARA KECIL  
Disiapkan? Maksudnya?
(Saling menatap dengan Girian tak mengerti)

GIRIAN KECIL 
Yaaa... setiap mau tidur aku ngupil, lalu kusimpan. Sampai hari ini, waktu akan lomba, kubawa diam-diam di telunjukku. Jadi, tadi aku Cuma pura-pura aja mengorek-ngorek hidung...


Isara menutup mulut.

ISARA KECIL  
(Bergidik)
Ih, tak menyangka kamu semenjijikkan itu, Gir?

SRI KECIL    
Kamu gak bakal jadi superhero.

BACK TO CUT



55  INT. KAMAR – RUMAH ISARA & GIRIAN – MALAM

Isara yang tiduran di pembaringan, masih tertawa.

ISARA
Kalau diinget-inget itu lucu banget. Aku masih inget wajah Dingding! Hahaha...


Girian mengambil baju di lemari, dan duduk di kursi.

GIRIAN
(Ikut tertawa)
Kubilang apa, kamu pernah semangat banget soal upil...

ISARA
Kalau ingat masa itu, aku sering malu sendiri. Tapi gak kupungkiri kog, kalo kita memang menjalani masa kecil yang seru ya?

GIRIAN
Iyaaa...
(Tersenyum senang)

ISARA
Lagian dulu itu... aku memang kayak pemimpin geng ya? Hahaha... dan yang paling nurut itu cuma kamu. Sri juga nurut, tapi suka membantah. Tapi kamu... kayaknya takut banget ya sama aku?

GIRIAN
(Tertawa)
Ya, gaklah... Tapi dulu itu... kayaknya aku merasa senang aja kalau bisa membuatmu senang...

ISARA
Ah, jawabanmu...

GIRIAN
(Girian bangkit)
Sudah ah, tidur sana!


Girian mulai beranjak keluar pintu. Di ambang pintu, Isara menghentikan langkahnya.

ISARA
Gir!

GIRIAN
(Menoleh)
Ya?

ISARA
Kamu... boleh kog tidur di sini...

GIRIAN
(Tersenyum)
Sebaiknya jangan!

ISARA
Seperti dulu, kalau kita bersama, kita juga gak melakukan apa-apa kan?

GIRIAN
Ya, tapi sekarang kita sudah dewasa...
Yuuuk, mimpi indah ya...


Girian keluar dari kamar.

CUT

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar