43 EXT. PEDESTRIAN TOKO – SORE
Pedestrian nampak sepi. Hanya beberapa orang yang terlihat berjalan di situ, dan satu-dua mobil yang melintas.
Girian dan Isara berjalan di pedestrian toko.
ISARA
Seneng juga, kamu membawaku jalan-jalan!
GIRIAN
Biar kamu gak sumpek di rumah.
ISARA
Iya sih... Tapi kenapa ke sini? Ini kan kawasan lama, banyak toko-toko yang sudah tutup.
GIRIAN
Gak, papa, pengen ke sini aja...
Isara mengamati sekelilingnya.
ISARA
Ternyata sudah lama sekali gak ke sini ya...
GIRIAN
Inget gak, di sana ada penjual bakso yang ukurannya baksonya beda-beda...
ISARA
(Tertawa)
Iya, dulu kamu selalu minta bapaknya untuk selfservice aja... Kamu pasti milihin bakso-baksonya yang gede-gede!
GIRIAN
(Ikut tertawa)
Kamu juga!
Keduanya tertawa lepas. Waktu tawa keduanya terhenti, mereka sudah berdiri di depan sebuah ruko yang tutup. Dari papan namanya yang sudah rusak, masih terbaca tulisan: Cafe Shooting Star.
ISARA
Aaaah... Cafe Shooting Star... Hampir lupa di sini ada cafe yang dulu sering kita datangi...
GIRIAN
Ralat: kamu datangi ya. Aku cuma nemenin aja.
ISARA
Hihi... Ternyata sudah lama tutup, sejak ada kabar mau dijadikan kawasan gedung olahraga.
Tapi kalau ternyata gak jadi, kenapa tempatnya gak dikontrakin ke orang lain ya?
GIRIAN
(Mengangkat bahu)
Mungkin cuma ditunda saja...
Girian kemudian mencoba berjalan ke samping, melihat ke dinding kaca hitam.
GIRIAN
Udah gak ada apa-apa di dalam... Ironis ya. Dulu padahal ada yang selalu maksa nonton pertunjukan malam minggu? Nabung beli CD penyanyinya yang isinya cuma 2 lagu?
ISARA
Hahaha... Kamu kenapa mengingatkan sekarang?
GIRIAN
Kamu... masih ingat penyanyi kesukaanmu itu?
ISARA
Ingatlah.
GIRIAN
Gak penasaran seperti apa dia sekarang?
ISARA
Ya, kadang-kadang penasaran juga. Kapan itu aku mberesin barang-barang lama dan nemu Cd-nya lagi. Sayang gak bisa kusetel karena sudah rusak. Tapi itu jadi ingat kejadian-kejadian dulu aja...
GIRIAN
Ini kalau ya, Is, kalo orang itu tiba-tiba keluar dari gedung itu terus nemuin kamu... kamu akan gimana?
ISARA
Ih, ngapain berkalau-kalau...
GIRIAN
Apa kamu akan... happy?
ISARA
Ya, iyalah, masak aku manyun? Hihi...
Diam-diam Girian tersenyum.
ISARA
Yuk, pulang! Kayaknya malam ini tambah dingin. Lima menit lagi di sini aku bakalan pingsan, ntar kamu yang repot harus nggendong aku sampai ke parkiran...
GIRIAN
Kalo kamu pingsan, kugelindingin aja ke jalanan. Kan jalannya ke parkiran nurun, jadi malah cepet sampai...
ISARA
Yakin, kamu tega begitu...
Girian hanya tertawa.
Keduanya pun berjalan berbalik ke arah semula.
CUT
44 EXT. GEDUNG BIOSKOP – MALAM
Sebuah bioskop dengan beberapa poster film yang sedang diputar.
45 INT. GEDUNG BIOSKOP – MALAM
Layar bioskop menunjukkan tulisan: Tamat di layar hitamnya, disusul nama-nama pekerja film dan artis muncul dari bawah layar.
Di salah dua kursi penonton, terlihat Girian dan Pipiet sedang mempersiapkan diri untuk keluar gedung.
PIPIET
Filmnya bagus...
GIRIAN
Padahal kamu sempat ngantuk berapa kali...
PIPIET
Abis kebanyakan ngobrolnya. Wong main film kog ngobrol, mbok ngapain kek...
Girian tersenyum. Pipiet sudah mulai merapikan bajunya dan mulai bangkit. Tapi Girian menahan tangannya, membuat Pipiet kembali duduk di kursinya.
GIRIAN
Biar nunggu semua orang keluar dulu!
PIPIET
Gak takut disangka OB-nya? Hihihi..
GIRIAN
Kan bareng kamu, jadi gak mungkin disangka begitu.
Keduanya duduk melihat orang-orang mulai meninggalkan kursi mereka masing-masing.
GIRIAN
Dari dulu kalau nonton bareng Isara selalu begini. Ia orang yang suka mengamati orang-orang lain. Aku jadi ikut-ikutan.
PIPIET
Oooh...
(wajahnya merengut tipis-tipis)
GIRIAN
Percaya gak, kalau kita sering-sering merhatiin orang-orang yang keluar dari bioskop, kita bakal nemuin banyak hal...
PIPIET
Nemuin apa?
GIRIAN
Misalnya pernah ada loh... Cewek yang langsung keluar begitu film selesai, padahal ia datang bareng cowoknya. Tahu artinya kan?
PIPIET
Apa artinya? Ceweknya kebelet pipis?
GIRIAN
Hahaha... ya gak gitu.. Ternyata mereka berselingkuh...
PIPIET
Ooooh...
GIRIAN
Terus pernah juga kami lihat pasangan cowok-cewek yang ternyata selingkuh, kegap sama pasangan aslinya yang ternyata juga lagi bawa gandengan... Hahaha... rame banget waktu itu. Sampe gelut, di depan sana. Kami seperti dapat bonus sehabis nonton...
PIPIET
(Tersenyum tipis)
Hmmm... selalu ada-ada saja ya kisah Kakak dengan Kak Isara...
GIRIAN
Hahaha... iyaaa...
(Awalnya tersenyum lebar, tapi kemudian seperti tersadar dan buru-buru menghentikan senyumnya)
Eh, sudah sepi, yuk kita pulang.
Girian bangkit dan melangkah mendahului Pipiet, tapi Pipiet cepat menyusulnya dan langsung menggenggam tangan Girian erat-erat. Ia menjatuhkan kepalanya di bahu Girian.
CUT
46 EXT. JALANAN MOBIL ESTILLO GIRIAN – SIANG
Langit cerah. Pohon-pohon tinggi di sepanjang jalan. Jalanan nampak tak begitu ramai.
Mobil Estillo Girian meluncur ke luar kota. Nampak Girian menyetir di depan, sementara Barie duduk di sebelahnya, dan Riga duduk di belakang.
CUT
47 INT. MOBIL ESTILLO GIRIAN – SIANG
Mobil Estillo Girian meluncur di jalanan. Girian menyetir dengan mengikuti lagu dari tapedeck.
LAGU
When I'm bored, I kinda drift away/ I'm not sure quite why we work all day/ I've been thinking, and I've got this plan/Let's go, right now...
(Lagu Air Ballon – Lily Allen)
RIGA
Syukurlah kita bisa nemuin info penyanyi itu yaaa.
BARIE
Walau sudah lama gak aktif, ternyata masih banyak yang kenal.
GIRIAN
(Menoleh)
Iya sih, jadi gak susah-susah nyarinya.
RIGA
Dan kamu sudah dapat info orangnya belum kawin kan?
GIRIAN
Iya, dia masih single! Barie nemuin akunnya di tinder lagi nyari jodoh.
RIGA
Buset!
BARIE
Nggg, tapi... apa gak berlebihan ya kalau langsung datang begini?
RIGA
Gaklah, ini semacam permintaan tolong, orang yang baik hatinya akan mudah mengiyakan kog.
GIRIAN
Betul.
Mobil Estillo Girian terus meluncur di jalanan.
LAGU
Come meet me in the sky, I'll be waiting for you/ And we can't hear what they say/ Up in my air balloon, air balloon, air balloon (Ha)/
Sing, sing along, along any song you want to/ Now we're so high, it can't rain/ Up in my air balloon, air balloon, air balloon (Ha)...
(Lagu Air Ballon – Lily Allen)
CUT TO