Suami untuk Istriku
16. Bagian #16

74  INT. KAMAR GIRIAN – RUMAH ORANG TUA GIRIAN – MALAM

Isara berdiri memandang Girian yang juga berdiri di dalam kamarnya.

ISARA
Jadi... selama ini kamu diam-diam mencarikan aku... suami?


Girian hanya menunduk.

GIRIAN
Maafkan aku, Is...
Aku hanya tak ingin di sisa hidup kamu, kamu terjebak bersamaku...

ISARA
Jadi itu alasannya kamu tiba-tiba mengingatkanku pada kakak angkatan di kampusmu? Juga mengajakku ke cafe Shooting Star yang tutup itu? Lalu... kamu menceritakan semua tentang kita pada Ranai?


Girian tak bisa menjawab.

GIRIAN
Aku hanya berpikir... itu jalan yang terbaik untukmu...

ISARA
Stop it, Gir! Stop it kalau kamu terus berpikir itu yang terbaik untukku...
(Isara memejamkan matanya kuat-kuat)
Aku tahu sulit bagi kita, terutama kamu, untuk bersama seperti ini. Ini semua memang terlalu cepat terjadi.


Mata Isara berkaca-kaca.

ISARA
Tapi... dari beberapa bulan ini bersamamu, maksudku benar-benar bersamamu, aku menyadari banyak hal... kisah-kisah masa lalu yang sudah kita lalui, hampir semuanya membuatku gembira... Itu semua begitu berharga...


Air mata Isara luruh.

ISARA
Itulah kenapa kemudian aku mulai yakin, kalau di sisa hidupku ini... aku hanya ingin terus mengulang kisah-kisah seperti itu di hari esok...


Isara menatap Girian lekat-lekat dengan mata penuh air mata.

ISARA
Dan aku ingin mengulangnya... denganmu...


Girian terdiam menatap Isara tak percaya.

Isara menyeka air matanya.

ISARA
Jadi sudahi usaha-usaha tak masuk akalmu itu, Gir! Bertahanlah saja satu tahun bersamaku. Apa itu... terlalu sulit untukmu?


Girian masih menatap Isara tak percaya.

Ia kemudian melangkah perlahan mendekati Isara.

GIRIAN
Tentu saja itu gak sulit buatku.
Awalnya aku yang berpikir ini sulit bagimu. Tapi aku kemudian menyadari belakangan, mungkin sejak bertemu Ranai, kalau aku juga merasakan apa yang kamu rasakan.... kisah-kisah masa lalu yang sudah kita lalui, itu semua begitu berharga bagiku...


Girian menatap mata Isara dalam-dalam

GIRIAN
Jadi aku juga tak pernah ingin pergi dari kamu...


Lalu Girian sudah memegang leher Isara, dan keduanya berciuman.

FREEZE

CUT



75  INT. RUANG TENGAH– RUMAH ORANG TUA GIRIAN – MALAM

Di luar kamar, Mama Girian yang masih menguping, memegang dadanya.

MAMA GIRIAN
Akhirnya, Paaa...

PAPA GIRIAN
Kenapa, Ma?

MAMA GIRIAN
Nak Isara benar-benar mantu idaman kita.

PAPA GIRIAN
Mengingatkan pada diri mama ya?

MAMA GIRIAN
Papaaa!
(Mendelik)

CUT                       



76  INT. KAMAR – RUMAH ISARA & GIRIAN – MALAM

Girian dan Isara sedang berbaring bersama di pembaringan. Keduanya memandang langit-langit.

ISARA
Senang semuanya berakhir begini... Kita tak perlu bersandiwara lagi...


Girian mengangguk.

ISARA
Gak kerasa kita sudah 3 bulan menjadi pasangan suami-istri. Tapi kita belum ngapa-ngapain ya?

GIRIAN
(Kaget)
Eh...

ISARA
Apa kamu... akan tetap gak ngapa-ngapain?

GIRIAN
Ih, omonganmu ini!


ISARA
Di hari esok, mungkin kondisi tubuhku akan memburuk... dan terus memburuk...


Girian bangkit dengan sikunya.

GIRIAN
Please, jangan bicara hal-hal buruk yang belum terjadi...


Girian mengecup bibir Isara. Isara membalasnya.

Sesaat keadaan hening, Girian masih menatap Isara.

Ia memandangi Isara yang hanya memakai baju tidur.

ISARA
Kenapa? Kamu lagi... nyari logo halalnya?


Girian tersenyum. Detik itu juga, Girian bergerak cepat melepas bajunya, gerakannya secepat Flash Gordon!

DISSOLVE TO



77  EXT. SETAPAK MENUJU PEMAKAMAN – PAGI

Langit cerah. Ada pesawat terbang kertas yang melayang di angkasa. Lalu muncul tulisan: 7 tahun kemudian


SLOW MOTION

Seorang gadis kecil (6 tahun) berlari-lari di setapak batu. Wajah dengan rambutnya mengingingatkan pada Isara.

Ia mendekati Girian yang sedang duduk membetulkan tali sepatunya, dengan wajah gembira. Namun setelah dekat ia malah menjatuhkan uang receh.

GIRIAN
Eh, Dik, Om ini bukan pengem...


Tapi Anak kecil itu sudah berlari menjauh.

GIRIAN
Bisa-bisa ia menyangka aku pengemis. Ada-ada saja...


Namun saat Girian menoleh, di sebelahnya ternyata duduk berderet-deret para pengemis.

PENGEMIS 1
Lain kali dress codenya jangan beda sendiri dong, Bang!

PENGEMIS 2
Iya nih, mentang-mentang sudah tahu diferensiasi, jadi bikin kita gak dilirik orang!

GIRIAN
Maaf, maaf!


Girian pergi dari situ. Ia melanjutkan langkahnya.


SLOW MOTION

Seorang gadis kecil (6 tahun) kembali terlihat berlari-lari di setapak batu. wajahnya dan rambutnya juga mengingingatkan pada Isara.

Ia melambai pada Girian. Girian membalasnya.

GADIS KECIL
Ayo, Om! Yang lain sudah menunggu!

GIRIAN
Ya, iya!

CUT



78  EXT. DI DEPAN NISAN ISARA – SIANG

Sejenak semua orang berdiri di depan sebuah nisan. Ada Papa Girian, Mama Girian, Papa Isara, Mama Isara, Riga, Barie, Dingding, Duwil, dan beberapa lainnya, termasuk Sri, gadis yang selalu memakai penutup mata bak superhero.


INSERT

Batu Nisan Isara.


Setelah itu semua orang berlalu, tinggal Girian yang berdiri di depan nisan Isara.

GIRIAN (V.O.)
Sudah tujuh tahun terlewati, tapi aku masih selalu gembira bertemu denganmu, walau hanya di sini.
(Tersenyum dengan mata berkaca-kaca)
Selalu baik-baik di sana ya, Is...


Tangan Girian tiba-tiba digenggam oleh tangan seorang gadis kecil.

Girian menoleh. Gadis kecil (6 tahun) yang nampak seperti Isara, memandangnya dengan tatapan sayang.

ANAK KECIL
Aku bukan anakmu loh, Om...


Girian kaget, dan anak kecil itu sudah berlari pergi...

GIRIAN
Asu nganti ping telu!


Lalu pesawat kertas melintas di atas kepala Girian.

Terbang terus menuju ke angkasa...

FADE OUT

LAYAR HITAM

CREDIT TITLE CONTINUE


T A M A T


Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Nganti ping telu apa artinya ya? Tak paham lah,melayu tak ada ping telu.
1 tahun 6 bulan lalu