Suami untuk Istriku
7. Bagian #7

27  INT. RUANG RIGA & BARIE - KANTOR GARIS ARSITEKTUR – SIANG

Dalam kantor dengan arsitektur yang unik. Meja dan kursi dengan desain minimalis, ditata dengan tak biasa.

Girian melangkah mendekati Riga dan Barie.

GIRIAN
Aku butuh bantuan kalian!

BARIE
Apa,Gir?

RIGA
Naga-naganya berbau kriminal...
Jadi semangat!

BARIE
Dasar naluri preman insaf!

GIRIAN
Kalian bisa bantu aku cari orang ini?
Girian menunjukkan sebuah foto yang keadaannya sudah buram banget.

RIGA
Blurnya maksimal!

BARIE
Gak jelas seperti masa depan kita aja, hehe...

GIRIAN
Maklum dulu itu dipotret masih pakai kamera poket.

RIGA
Sudah dicek di mana aja? Di instagram sudah?

GIRIAN
Belum!


Riga merebut ponsel Girian.

RIGA
Siapa namanya?

GIRIAN
Ardhan!


Riga mengutak-atik ponsel Girian beberapa saat.

GIRIAN
Mana bisa ketemulah! Nama Ardhan kan bukan nama yang unik. Itu nama pasaran. Jadi kayak nyari jeans ori di antara pelapak jeans kw di Tokopedia aja!

                    

Riga sudah menunjukkan ponsel di depan wajah Girian.

Girian menatap tak percaya.


INSERT:

Akun Instagram bernama: HandsomeArdhan, yang berisi foto-foto narsis pemiliknya dari berbagai pose.

GIRIAN
Buset, narsisnya belum ilang juga. Sampai geli ngeliatnya!

RIGA
Semakin narsis orang, semakin gampang nyarinya di sosmed!

GIRIAN
Heran discroll sampai ke bawah, Cuma ada fotonya aja. Gak ketahuan juga ia sudah menikah atau punya anak...


Jari Girian terus scroll ke bawah. Ia sampai beristirahat berapa kali untuk memijat jari telunjukknya.

GIRIAN
Gila, ada 3.999 foto, dan semuanya tentang dia aja. Sumpah, sosmed ini totally tentang dirinya! Sialan!

CUT



28  EXT. CAFE BIRU – MALAM

Sebuah cafe yang cozy. Keadaannya tak terlalu ramai. Lampu-lampu terlihat temaram.

CUT


29  INT. CAFE BIRU – MALAM

Pipiet sedang duduk berhadapan dengan Girian.

Ia menyerahkan daftar pesanannya pada pelayan yang menunggu di sampingnya. Si pelayan mengangguk, dan berlalu.

PIPIET
Thanks ya, sudah mau nemenin ke sini...

GIRIAN
Cafenya memang keren.
(Girian membuang pandangannya ke seluruh susut)


Pipiet juga melempar pandangannya ke seluruh sudut cafe.

PIPIET
Tahu gak, Kak... berdua di tempat temaram begini, Pipiet ngerasa lagi selingkuh aja...

GIRIAN
Kalau kamu gak nyaman, kita di tempat yang sepi saja....


Mata Pipiet membulat.

PIPIET
Eh, Kakak sudah nakal ya...

GIRIAN
Maksudku supaya kamu nyaman saja. Aku gak sedang mikir macem-macem kog.

PIPIET
Bukan soal tempatnya kog, Kak. Tapi Kakak kan sudah...
(Berhenti sejenak)
Ya walau bohongan...

GIRIAN
Oh, itu... Maaf yaaa...

PIPIET
Gak papa sih. Kan Pipiet juga yang tetap mau pergi bareng Kakak.
Hmmm... Cuma sedang mikir aja, sedang apa Kak Isara di rumah... Apa ia marah Kakak pergi denganku...

GIRIAN          
(Tersenyum sambil mengibaskan tangannya)
Tenang saja, ia gak bakal marah. Aku sudah cerita kog tentang kita, dan ia... gembira untuk itu.

PIPIET
Syukurlaaah...


GIRIAN
Aku tahu sekali sifatnya. Isara itu teman sejak sejak kecil, rumah ortu kami ada di satu kompleks. Jadi dari kami bocil kami sudah barengan. TK bareng, SD bareng, sampai kuliah pun di kampus yang sama. Dia teman yang bisa diandalkan. Dia pemain benteng yang jago, sepak bolanya juga jago, kelereng dan layang-layang apalagi. Aku kalah semua dengannya... hehe... Dipikir-pikir memalukan juga. Tapi di kompleks kami, bukan aku aja yang kalahan dengannya, semua juga kalahan dengannya...

PIPIET
Waaaaah... begitu yaaa...

GIRIAN
Makanya kalau kamu gak tahu Isara itu perempuan, kamu yangkanya pasti dia laki-laki...


Pipiet tersenyum.

PIPIET
Hmmm... tapi seru juga ya, punya teman begitu. Teman yang bertahan hampir sepanjang umur kita... Ah, rasanya aneh di zaman sekarang ada yang begitu. Pipiet sendiri rasanya gak punya teman seperti itu....

GIRIAN
Iya ya.. aku baru sadar juga karena kata-kata kamu... Teman yang bertahan hampir sepanjang umur kita...

CUT



30  EXT. JALANAN MOBIL EESTILLO GIRIAN – SIANG

Langit cerah. Pohon-pohon tinggi di sepanjang jalan. Jalanan nampak tak begitu ramai.

Mobil Estillo Girian meluncur ke luar kota. Nampak Girian menyetir di depan, sementara Riga duduk di sebelahnya, dan Barie duduk di belakang.

CUT


31  EXT. DEPAN KANTOR KANOARCH BIRO ARSITEKTUR – SIANG

Mobil Estillo Girian berhenti di sseberang kantor Kanoarch

Kantor itu hanya berupa bangunan 2 lantai yang tak terlalu besar. Desain bangunannya nampak modern dan minimalis.

Girian, Riga dan Barie masih mengamati kantor itu dari dalam mobilnya.

GIRIAN
Aku merasa ini sedikit berlebihan...

RIGA
Mau gimana lagi? Sosmednya yang full foto narsis, sama sekali gak bisa dilacak alamatnya. Inboxmu juga gak dibalas. Untung ada foto dia pernah pakai jaket kantornya ini. Itu yang jadi satu-satunya tanda!

BARIE
Semoga jeketnya bukan dapet nyolong.
(Nyengir)


Ketiganya terus melihat keluar.

GIRIAN
Kayaknya ini pekerjaan yang gak agak sia-sia. Sebaiknya kita ke dalam, makan di kantin mereka...

RIGA
Hei, gak semua kantor punya kantin sendiri. Kalo pun ada, kantin mereka belum tentu terbuka untuk umum.

GIRIAN
(Menunjuk ke sebelah kantor KanoArch)
Itu ada resto, kita tunggu saja di situ, siapa tahu ada pegawai kantor itu yang datang.


Ketiganya pun keluar dan berjalan ke Resto itu.

CUT

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar