INT. RUMAH — MALAM
Lora terbangun ketika mendengar suara hantaman keras!
Ada suara yang menghantam dinding. Seperti ada orang memukul-mukul tembok. Lora melihat jam menunjuk pukul 01.05.
Dengan kepala berat dan sedikit pusing, Lora bangkit. Selintas dia melihat Bram juga terbangun. Mereka terkejut oleh teriakan keras:
Pergiiiiiiii!!!
Lora berlari ke ruang tengah, dan terkejut mendapati suaminya memukuli tembok, tangannya berdarah. Hans tampak marah. Bram langsung menghentikan dan menyeret kakaknya.
BRAM
Bram memaksa Hans duduk di sofa, darah berlumuran di sekitar ruas jarinya. Napasnya tersengal-sengal, wajahnya menakutkan.
LORA (VO)
Lora mengambil obat merah di kotak obat, dan menarik cepat tangan Hans. Ia metes-tetesi luka itu sambil melihat wajah Hans.
Air muka Hans tampak sesekali mengenali, namun lebih banyak menganggap Lora sebagai orang asing.
Sesekali Hans masih melihat ke arah tembok di bagian yang telah hancur itu. Tatapannya penuh kebencian.
Bercak merah menyemburat di sekitar bekas hantaman. Napas Hans yang terengah-engah mulai tenang.
LORA (VO)
OS
Suara itu terdengar lagi di telinga Lora. Ia menutupi kedua telinganya.
Bram mengambil segelas air, dan memberikannya ke kakaknya namun Hans diam saja.
Lora meraih gelas itu dan mengarahkan ke mulut Hans. Untung Hans mau meneguknya.
Perlahan api kebencian di mata Hans meredup. Napasnya yang ngos-ngosan mulai berkurang. Dadanya yang turun naik mulai reda.
LORA
HANS
LORA
Hans diam dan mengabaikan Lora lagi.
BRAM
Bram menyorongkan gelas itu ke mulut Hans. Ia kembali meneguknya. Syukurlah ia mau minum. Wajah Bram masih tampak cemas.
EXT. DEPAN RUMAH — MALAM
Terdengar keributan di luar. Lora melongok jendela, para tetangga bergerombol di depan rumah. Karena malam yang sudah sepi, pasti suara tadi terdengar hingga rumah mereka.
LORA (VO)
Lora terpaksa ke luar, ia mencoba ramah.
TETANGGA 1
LORA
TETANGGA 1
Lora terdiam.
LORA (VO)
TETANGGA 2
Lora kaget.
TETANGGA 3
Lora minta maaf sekali lagi, dan kemudian mereka bubar.
LORA (VO)
Mungkin lebih baik kami hidup di hutan, biar tak mengganggu siapapun
INT. RUMAH — MALAM
Lora masuk rumah, dan melihat suaminya telah tidur. Bram duduk termenung, air mukanya tampak terpukul. Suasana jadi muram.
Kepala Lora pusing. Suara tokek di kejauhan membuat perasaannya tambah tak enak. Ia tak suka suara itu.
OS
Lora cemas dan takut.
LORA
BRAM
Lora tersentuh oleh rasa pengertian dari Bram. Hal yang telah beberapa bulan ini tak ia dapatkan pada Hans.
Bram kemudian duduk, ia menghidupkan lampu baca, dan khusyuk membaca buku Lust For Life. Wajahnya sangat tampan, dan empatik. Perasaan Lora gemetar.