CUT BACK TO
INT. KAMAR TIDUR — MALAM
Hans masih duduk terpaku,diam, dengan sorot mata kosong.
LORA (VO)
Apa ada yang aneh dengan rumah ini? Ah tidak sudah selama setahun ini gak ada apa-apa. Hanya, ya hanya benda pindah itu, tapi mungkin itu aku yang lupa naruh.
Lora meraih tangan dan menggenggam jemari suaminya.
LORA
Kebekuannya mulai membuat Lora takut dan panik. Dia mencoba tenang, mengambil napas panjang, dan mengembuskannya pelahan-lahan. Mengulangnya terus menerus.
Keringat di dahi Hans makin banyak. Lora menghapusnya dengan tangannya. Hans diam saja, kediaman yang menakutkan.
Wajahnya amat beku dan dingin. Kulit kisutnya makin kentara dan rambutnya yang keriting tampak seperti mie yang dikeringkan. Jemari Lora merapikan rambutnya yang berantakan. Hans terdiam, kaku.
Lora melihat jam dinding menunjuk angka 02.30. Malam sudah larut.
LORA (VO)
Lora bergeser agar duduk tepat di depannya. Figur Hans yang beku terasa asing dan aneh.
LORA (VO)
LORA
LORA (VO)
Hans masih diam beku. Pandangannya kosong.
LORA
Melihat suaminya tetap diam, Lora mulai bingung. Matanya itu, tatapannya yang hampa itu, yang membuat Lora takut. Pikiran dan perasaannya seakan direnggut dari tubuhnya.
LORA (VO)
Lora tak tahan. Rasa takut dan panik bercampur menderas di pikirannya. Kalut, ia spontan memeluk Hans. Lora kaget.
LORA
LORA (VO)
OS
Lora kaget. Ia mencari siapa yang mengatakannya, rasanya aneh, tak ada orang lain di sini. Lora menengok ke belakang, tak ada seorang pun selain mereka.
Mata Lora mencari lagi untuk ke sekian kali. Tak ada orang!
Lora menarik napas panjang, dan mengembuskannya perlahan-lahan.
Ia kemudian sedikit lega saat melihat mata Hans berkedip.
LORA (VO)
Hans masih menatap tembok itu. Kini tak ada apapun di sana, tokek itu pun sudah lenyap.
LORA (vo)
Aku pegang tangannya, kugenggam erat. Kusentuh bahunya, kugoyang-goyang.
LORA
Matanya berkejap.
LORA (VO)
LORA
Lora memegang kembali bahunya dan menggoyangnya lebih keras.
LORA (VO)
Karena Hans tetap diam saja, Lora sudah tak tahan. Dia kembali menggoyang bahunya dengan keras hingga Hans terjengkang ke belakang.
Lora menarik tubuhnya lagi agar duduk, dan kembali menggoyang bahunya dengan keras, berulang-ulang!
HANS
LORA
Matanya telah kembali, sinar mata itu kembali seperti biasanya, napasnya terdengar berat.
LORA
Hans mengacuhkan pertanyaan Lora. Ia lantas berdiri, dan berjalan ke luar menuju ruang tengah.
Langkahnya terasa berbeda, lebih pelan, dan kaku, seperti robot. Terdengar pintu kulkas dibuka, dan botol berdenting. Dia pasti minum lagi.
LORA (VO)
Hans datang kembali memasuki selimutnya, dan rebah di samping Lora. Matanya terpejam, dan sebentar kemudian dengkuran halusnya terdengar.
Lora terbaring sambil melepaskan berbagai pikiran yang menusuk kepalanya, lalu melihat jam lagi.
LORA (VO)