EXT. TERAS — PETANG
Lora mendekati Hans dengan ragu. Tapi ia terus melangkah, makin dekat, hingga sangat dekat.
LORA (VO)
Lora enggan menyapa karena Hans tampak sibuk dengan pikirannya, atau dengan “seseorang” yang ada di hadapannya. Namun karena peduli Lora tampak memaksa diri bertanya.
LORA
Hans seperti tak mendengar suara Lora. Padahal Lora sudah sangat dekat.
Mulut Hans masih bergerak-gerak, dan bahkan terdengar ada suara yang keluar dari mulutnya. Namun Lora tak mengerti apa yang diomongkannya, seperti kata-kata asing yang berasal dari negeri yang jauh.
LORA
Beat.
LORA (VO)
Beat.
LORA
Hans terdiam sejenak, berhenti bicara, melirik ke arah Lora... namun, kemudian kembali diam.
LORA (VO)
LORA
Lora masuk rumah. Pikirannya jadi keruh. Sambil duduk di sofa, Lora mengambil ponsel, dan berselancar di internet, mencoba mencari tahu yang lebih banyak tentang skizofrenia.
Lama-lama dia menemukan link lain macam halusinasi, bipolar disorder, kecemasan, gangguan jiwa, dan kerasukan iblis, dan ia membaca semuanya dengan teliti.
LORA (VO)
INT. RUANG TENGAH — MALAM
Di ruang tengah, Lora melihat Hans lagi santai. Dia duduk merokok sambil menonton televisi yang menayangkan berita demonstrasi dan kerusuhan massa.
Lora mendekat, duduk di sampingnya.
LORA
Hans juga tersenyum. Ia merokok. Rasanya asap tak pernah berhenti keluar dari mulutnya.
Sepertinya semua normal kembali. Karenanya Lora memberanikan diri bertanya soal kemarin.
LORA
Hans diam. Dia hanya menghisap rokoknya kembali.
LORA
HANS
Lora kaget, mendengar teriakan keras itu, ia memilih diam.
LORA (VO)
Lora pilih pergi ke kamar.
INT. KAMAR TIDUR — MALAM
Lora berhias. Saat bercermin dan memakai krim, dia teringat air muka yang kaku dari Hans dan bicaranya yang keras yang membuatnya bergidik.
Lora segera menghidupkan televisi di kamar, agar acara yang ditayangkan bisa mengenyahkan pikiran-pikiran yang membuatnya gelisah dan cemas.
Kecemasan bisa membuatnya berpikir aneh-aneh, dan keresahan bisa membuat Lora imsomnia.
LORA (VO)
Lora menelan sebutir pil penenang. Tak lama kemudian, ia pun mengantuk dan jatuh tertidur hingga hampir subuh. Saat terbangun, dari kisi-kisi jendela masih terlihat gelap.
Lora melangkah, menghidupkan lampu, jam dinding menunjuk pukul 4. Hans tak ada! Biasanya ia terlelap di sebelah kiri Lora, hanya ada sengkarut selimut yang tertindih guling.
INT. KAMAR MANDI — DINI HARI
Lora ke kamar mandi karena kebelet pipis. Kamar mandi dalam yang ada di kamar mereka. Ia membuka pintu kamar mandi yang tak dikunci, begitu kagetnya Lora melihat suaminya berendam, bagai anak kecil!
Bak mandi yang kecil, hanya berukuran 1x1 meter membuat tubuhnya memenuhi seluruh bak mandi. Kedua kakinya menjuntai ke luar bak. Kepalanya bersandar di bagian belakang. Dia seperti tertidur, dan kembali tak menyadari kehadiran Lora.
LORA
Hans seperti tak mendengar suara Lora. Kaos dan celana pendek Hans masih sama dengan yang kemarin.
LORA (VO)
Lora memegang wajah Hans dengan lembut. Dia masih diam.
LORA
Lora mendesah. Mata Hans terpejam, napasnya teratur seperti orang tidur.
LORA
Lora mengguncang bahu Hans. Tubuh Hans hanya bergoyang-goyang, matanya tetap terpejam.
LORA (VO)
Beat.
Lora menatap wajah Hans.
LORA
Hans masih diam, kulitnya tampak berkerut-kerut.
LORA
Hans masih diam. Seperti tak mendengarkan Lora. Matanya terpejam. Hidung betetnya terasa makin bengkok. Rambut keriting bagian belakang kepalanya terurai oleh air, sebagian bergoyang-goyang di dalam air.
Karena kebelet, Lora membuka kran dan kencing di sampingnya. Lalu membasuh muka, dan berberes cepat.
LORA (VO)
Lora keluar dan coba mengabaikan. Dia ke ruang tengah, tapi kemudian balik ke ruang kerja Hans.
LORA (VO)