Foggy FF

@foggy81
A storyteller at heart, an amateur naturalist by choice.
Kata Umak, Perempuan Tak Boleh Guna Perhiasan
Goebahan R
Saya seperti diajak membaca Perempuan di Titik Nol karya Nawal El Saadawi. Merasakan bagaimana dunia memuliakan laki-laki sembari mengabaikan perasaan dan pengorbanan perempuan. Perspektif feminis yang ditonjolkan dalam novel ini menggarisbawahi perjuangan perempuan dalam menggapai pengakuan dan tempat yang setara di masyarakat yang sering kali memprioritaskan kaum laki-laki. Melalui Hamidah dan Safiah, tulisan Rumi ini menjadi refleksi bagi para pembaca akan kesunyian yang mengiringi jiwa-jiwa yang terpinggirkan.
Penulis yang juga seorang pemenang kompetisi kwikku tahun lalu, dengan penuh kepekaan menggali sisi kemanusiaan tokoh-tokoh yang dibuatnya, sebagai simbol perlawanan diam-diam dan harapan akan keadilan bagi perempuan. Dari tulisan Rumi ini, saya sebagai pembaca seolah diajak untuk merenung: soal ketangguhan, harga diri, dan bagaimana mencari makna hidup bagi perempuan di tengah dunia yang cenderung timpang.
Tabik Rumi! Bismillah.
Margin
Aliurridha
Tulisannya Mas Ali selalu lugas. Kali ini, novel "Margin" pun mempertemukan elemen kehidupan sehari-hari dengan ranah politik yang rumit, dengan mengusung gaya yang reflektif sekaligus sederhana. Mas Aliurridha berhasil menyajikan daya tarik utama cerita melalui dialog yang memancing rasa penasaran, tentang pekerjaan seorang notulen yang penuh intrik. Dialog-dialognya bernas, mengungkapkan latar belakang tokoh yang kontras antara ekspektasi dan kenyataan hidup karakter utamanya.
Margin memadukan pendekatan yang personal dengan dunia politik secara 'sinis', dibalut dengan drama satir yang bikin gemes dan berdecak-decak.
Jangan Ganggu Mbah Kung di Bulan Oktober
Ferry Herlambang
Momen paling menarik saat baca novel ini, adalah ketika potongan tombak itu akhirnya bertemu dalam suasana Gestok, pertemuan yang justru ujungnya jadi pertarungan sesama pewaris keluarga. Buat saya, ini jadi gambaran kalau warisan bisa menjadi tragedi pengkhianatan dan trauma sejarah yang berulang.
Penulis juara kompetisi tahun lalu ini, meramunya dengan apik. Tema konflik identitas, layaknya membaca Bumi Manusia karya eyang Pram, begitu menggambarkan bagaimana tragedi sejarah memengaruhi kondisi manusia, memperlihatkan bahwa masa lalu yang berulang hanya menghasilkan luka baru, seolah hidup dalam kutukan sejarah itu memang tidak bisa dihindari. Bagi saya pribadi, pandangan kritis pada budaya kolektivisme di tulisan ini, mengingatkan saya pada kritiknya Pram, kalau masyarakat, yang hidup di masa kolonialisme, bahkan dalam ideologi politik yang represif, bisa sangat... sangat menindas kebebasan. Sepertinya akan kembali ke tangan juri yang sama. Semoga.
Fatamorgana
Layaly
Saya sangat mengenal penulis ini, karena beliau begitu apik dalam menyusun kata, dan menyisir diksi yang tak baku. Tulisan Teh Layaly ini mengingatkan saya pada novel "Tenggelamnya Kapal van der Wijck", karena menggambarkan cinta yang terhalang oleh kesedihan mendalam dan perjuangan berat yang menguji para karakternya. Kalau Hamka mengungkap perbedaan kasta dan nilai-nilai sosial sebagai latar konflik, nah, kalau Teh Layaly ini menggunakan kegelapan dunia perkebunan dan trauma yang mendalam dalam menggambarkan luka batin karakternya. Bismillah... Teh!
Tabu di Tanah Tuba
Ariyanto
Sebagai seorang mantan jurnalis, penulis ini handal meramu isu sosial ke dalam bentuk karya fiksi. Kisah dan perjuangan Wira sebagai juru parkir dari Solo, sungguh menggugah. Tekadnya menyelamatkan anak-anak penderita HIV/AIDS dari cengkeraman diskriminasi dan persekusi, memang sangat berani. Di dunia yang keras ini, memang sungguh tidak adil, kalau anak-anak yang tidak bersalah menjadi korban stigma masyarakat. Novel karya penulis ini, sekali lagi, seperti kisah lainnya yang selalu disorot oleh juri kompetisi, dapat menggugah empati dan seolah memberi garis tebal, kalau welas asih dan keberanian melawan ketidakadilan itu sangat dibutuhkan. Respek!
MELAWAT
Aldi A.
Novel ini bercerita dengan emosi yang sangat kuat, mempertanyakan cara manusia mengatasi duka, mempertanyakan apakah kenangan akan selalu terjaga atau hanya membekas sebentar sebelum pudar. Kisahnya mengalir dengan melankolis. Novel ini, seolah mengajak kita memahami, kalau kehilangan itu punya caranya sendiri mengubah seseorang, bahkan saat kita kelihatannya cuma melanjutkan hidup saja. Siapkan kertas tissue, karena setiap bab mengandung bawang. Keren, Aldi!
Kecuali Monyet
DMRamdhan
Penulis selalu berkisah tentang hal-hal menarik, dari sudut pandang yang tak lazim. Kali ini, ia menulis dari sudut pandang seekor monyet, yang kisahnya menarik dan menyegarkan, tentang gerombolan monyet liar yang mendadak berkeliaran di kota Bandung dan sekitarnya. Fenomena ini memicu pertanyaan: apa yang sebenarnya membuat mereka meninggalkan hutan dan "berurbanisasi"? Dengan mengusung pendekatan yang ringan dan menghibur, naskah ini membawa kita pada spekulasi yang melampaui teori habitat rusak dan krisis pangan. Sebuah cerita yang memungkinkan para monyet "bercerita" dan memberikan perspektif lain tentang realitas manusia, mengingatkan kita pada kutipan T.S. Eliot, "Humankind cannot bear very much reality." Buat saya, tulisan ini menawarkan pengalaman bacaan yang unik, selain juga satir, yang pasti tulisan ini sangat reflektif. Keren Bang Penulis!
TWIN BUT NOT TWINS
Lirin Kartini
Novel ini punya kedalaman emosi, kompleksitas psikologis, dan memberi perspektif mendalam tentang tekanan keluarga serta upaya karakter utamanya dalam meraih kebebasan.
Meski, pembaca perlu waspada, karena ada beberapa bagian yang memicu trauma karena emosinya yang intens. Ini menggambarkan, bahwa penjiwaan penulis saat menulis novel ini juga dalam.
Namun, yang nggak kalah keren adalah, penulis menggambarkannya dalam narasi yang ringan dan page turning. Apik... Mbak.
Perjalanan Dinas (Napak Tilas)
Nadya Wijanarko
Hmm... nyaris speechless.
Novel ini mengajak pembacanya untuk menyelami dunia birokrasi dengan latar cerita yang seru dan menegangkan, sambil mengeksplorasi emosi terdalam karakter-karakternya, karena penulis membuat narasi yang detail, yang saya tangkap sebagai penggambaran dunia birokrasi yang penuh krisis dan ancaman.
Soal riset, saya yakin penulis mumpuni mengenai persoalan kebijakan dan drama-dramanya.
Soal bagaimana novel ini menggambarkan kisah nyata, pun demikian, pembaca seolah dibuka matanya, bahwa menjadi seorang abdi negara juga seperti lazimnya profesi pekerjaan lain, punya sisi gelap dan rapuh.
Kalau daging steak, ini well done.
Tabik!
DANTE
Dewanto Amin Sadono
Gaya bertutur Pak Dewanto selalu khas dan punya emosi mendalam, karena saya membaca karya-karya beliau yang dimuat di beberapa media. Perpaduan unsur emosional dan politik di dunia hukum, menurut saya mampu memberi ruang bagi pembaca untuk merenungkan dampak dari pengkhianatan, kekuasaan, dan kehancuran seseorang. Tulisan Pak Dewanto ini nggak cuma bisa dinikmati sebagai hiburan, tetapi seolah jadi refleksi atas kekacauan moral dan sosial yang terjadi secara nyata. Semoga kembali memincut hati juri, seperti tahun sebelumnya. Aamiin.
Surealis Bawah Sadar
Lukita Lova
Membaca ini, saya jadi ingat beberapa penulis favorit aliran 'stream of consciousness'. Kamu tidak perlu kritis, kamu tidak perlu mengindahkan kaidah yang membelenggu, cukup masuki alam bawah sadar karaktermu, selami dan meracaulah.
Kudos Luki, buatku ini menyegarkan dan cukup 'berontak' 🔥
Bismillah.
Saksi Bisu Misteri As-Sihran
Nimas Rassa Shienta Azzahra
Dari awal dikirimi bab per-bab novela ini untuk dibaca, saya excited karena tahu, penulis ini begitu mumpuni sebagai seorang santriwati (apalagi urusan gaib 🙈).
Cara berceritanya yang punya karakter sendiri, dan alur yang menanjak dan menukik, memang menjadi ciri khasnya selama ini.
Sudut pandang awam yang diambilnya, membuat saya berpikir kalau jadi Lek Slamet saya pun mungkin penasaran (kok bisa seseram itu?).
Overall, nice! Semoga menang!
Ayat yang Tak Terucap
DMRamdhan
Sepanjang saya membaca karya-karya penulis ini, tema inilah yang paling tepat sebagai mediumnya bercerita.
Caranya mengambil sudut pandang yang unik, menjadi ciri khasnya dalam mengeksplorasi teknik berkisah, tetapi tak abai pada silogisme dan pengetahuan agama yang dipahaminya.
Dari banyak karyanya yang saya kagumi, tulisan ini yang membuat saya "bow" hormat.
Menang atau kalah bukan yang utama, tapi kisah ini disampaikan dengan sangat apik dan menarik sungguh luar biasa.
Tabik!
Layang-Layang Putus Tak Pernah Salah
DMRamdhan
Pemilihan diksi yang enak buat dibaca, penuturan yang sederhana tapi rapi dan tersusun dengan apik, terlebih suasana yang dibangun pun membawa pembaca ke alam nostalgia tahun 98. Tulisan ini punya daya magisnya tersendiri. Dan, ternyata naskah ini bisa membuat salah satu juri terbius dan jatuh cinta. Selamat! 🤍
Akar Randu, Debu dan Kisah-Kisah Pilu
Ferry Herlambang
Baru tiga bab, saya sudah dibuat terpukau. Penataan simbol-simbol yang dinarasikan dengan apik dan punya makna sangat mendalam. Akar randu, debu, dan peluru. "Mereka" saling memilin dan berkisah dari sudut pandangnya (yang multi-interpretatif), bercerita tentang muramnya negeri kita. "Akar randu dan debu masih bertemu, tapi peluru tak terdengar lagi kabarnya. Terkunci pada dinginnya kotak besi." Tiga bab, dan saya hampir tahan napas membacanya. Lanjutkan, Mas. Perjalanan akar randu masih panjang untuk berkisah dan bersaksi. Salam, dari pengagum karya ini 🙏
Ternyata saya tidak tersesat di 3 bab pertama, karena naskah ini dinyatakan sebagai pemenang oleh salah satu juri. Selamat! 🙏
BUKAN KISAH SINETRON
Rudie Chakil
Ini naskah, waktu awal baca udah bikin alis berkerut, kok ngalir terus?? Karena, selama baca naskah teman-teman yang lain, setiap bab punya bomnya sendiri. Sekitar 75% menuju akhir, saya mulai curiga... Persis sama sensasinya, ketika nonton film Parasite (tau dong ya, dia dapet piala apa... Oscar, cuy!) Begitu selesai, mata melotot lantas tepok jidat! Eksekusi yang keren, Mas! "This is so page-turning! And really succeed to deliver!" (sungkem)
Sulur Waktu
Foggy FF
Menulis ulasan untuk tulisan sendiri, punya beban ternyata. Namun, saya ingin menghantarkan tulisan ini, dengan ucapan... good luck my dear! (Iggi & Otto) Kenapa saya mengambil perspektif fantasi (dengan dibalut beberapa riset faktual tentunya), karena... ketika penulis memiliki keterbatasan untuk menyuarakan sebuah kebenaran versinya, maka ia akan mengubah pakaiannya menjadi seorang pendongeng. Percayalah, dongeng sanggup merasuk ke dalam sebuah tatanan masyarakat, dan mengubah cara pandang sebuah generasi. Mengutip apa yang Iggi bisikkan pada Otto. "Ingatlah, ada generasi di sana... yang bisa kita selamatkan."
Ruang Bersamamu
F. Chava
Premisnya menarik. Karena 98 nggak cuma kenangan tentang duka, trauma, dan semangat aktivisme. Ada cinta yang terekam dalam memori. Sama sepertimu, Rud! Saya juga penasaran sama Nadya. Semangat, Kak! Narasinya keren. 🩷💙
KARMA SAMSARA
Nimas Rassa Shienta Azzahra
Sejak awal saya tahu, naskah ini pasti seperti roller coaster bagi emosi pembacanya. Betul saja, saya nggak salah: sedih, mencekam, ngeri, seolah kejadian tragis itu hadir di depan mata. Good job, Teh! Deskripsi yang apik!
Untung pake peringatan: Parental Advisory dulu hehehe...
Semangat, lanjutkan!
Rumah untuk Pulang
Lirin Kartini
Bagus, Mbak! Saya baca beberapa tulisan Mbak Lirin, dan nggak pernah gagal bikin penasaran. Selalu ditunggu update-nya. Good luck!