Perguruan Silat

Sudah saatnya Wirota turun gunung. Dia merasa ilmu silatnya sudah cukup untuk hidup di wilayah Majapahit yang sedang kacau dan berada di ambang ketuntuhan. 

Wirota berjalan menuju sisi lain gunung untuk menjenguk Wilis, sahabatnya, yang belajar di perguruan silat lain.

Sesampai di dekat perguruan tempat Wilis belajar, Wirota melihat gadis-gadis yang sedang diseret oleh gerombolan penjahat, tetapi baik Wilis maupun saudara seperguruannya tak ada yang membantu.

“Kenapa kalian diam saja?”

“Bagaimana kami bisa menolong, aku keliru masuk perguruan silat. Ternyata ini perguruan silat lidah,” jawab Wilis dengan susah payah. Lidahnya kini tajam dan panjang, karena sering diasah dan diadu.

2 disukai 5K dilihat
Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Saran Flash Fiction