Amnesia
“Orang-orang menamai telaga ini telaga pengantin. Konon, sepasang pengantin bunuh diri di sini, karena cinta mereka ditentang orang tua mempelai wanita,” ujar Romi sambil memeluk erat pundak sang istri. Mereka berdua duduk pada batang pohon yang melengkung di atas pinggiran telaga.
“Mengapa mereka tidak melarikan diri saja?”
“Entahlah. Mungkin mereka masih sangat muda, belum memiliki pemikiran yang matang. Bahkan si lelaki sangatlah miskin. Karena itu, orang tua mempelai perempuan membencinya.” Romi menatap permukaan telaga. Tampak bayangan pohon yang didudukinya.
“Cinta buta,” ejek Ratna.
“Memangnya siapa sepasang pengantin bodoh itu?”
“Kita.”
4 disukai
1 komentar
5.1K dilihat
Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Habel Rajavani
Bagus-bagus, Kak... flash fictionnya. Salam kenal.
Saran Flash Fiction
ANGGREK
Nimas Rassa Shienta Azzahra
Gerbong Kereta No 3
Sika Indry
Putri Dangdut
Farida Zulkaidah Pane
Sandiwara
lidia afrianti
Best Brother
Wuri
Manusia hidup atas rahmat Tuhan yang pengasih
Grimmer
Kerinduan Kucing Jalanan
Sulistiyo Suparno
Menari Bersama Bidadari
Sulistiyo Suparno
Penerimaan Rasa
Elysiaaan
APPLY PURPLE LIPSTIK ON MY LIP
Riska Irmayadi