MANUSIA DI NEGERI SEBERANG

Irwan sang anak kampung baru saja memiliki sahabat bernama Anthony, anak kaya raya dari negeri seberang. Suatu hari mereka sama-sama menuliskan surat satu sama lain. Begini isi suratnya.

 

Dari Irwan Untuk Anthony

Apa kira-kira yang manusia dinegeri seberang itu makan setiap pagi? Lapisan roti panas dengan selai buah-buahan, coklat, keju dan juga pilihan minuman-minuman sehat seperti jus buah atau susu yang bisa menyehatkan kulit dan tulang?

 

Apa kira-kira Kasur yang manusia dinegeri seberang itu pakai ketika tidur, springbed? Kingbed? Kasur busa bersprei sutra? Entahlah, yang pasti tidak diubin seperti kami.

 

Apa kira-kira rasanya punya mobil dan rumah mewah bak istana yang sering kami lihat dicerita-cerita dongeng, memiliki kebun buah yang luas walau hanya menjadi hiasan, kolam renang yang besar seperti yang kami lihat di tv.

 

Apa kira-kira yang dilakukan manusia-manusia dinegeri seberang ketika sedang bosan? Beli tiket pesawat kemudian liburan dipulau yang jarang tersentuh manusia, kemudian berjemur seharian tetapi seminggu kemudian kulitnya sudah kembali seperti semula karena perawatan gila-gilaan.

 

Apa kira-kira rasanya sekolah tinggi seperti manusia-manusia dinegeri seberang? Apakah akan berbeda pola pikirnya dengan kami, dengan kami yang merupakan anak kampung sejati. Lulus SMA saja sudah menjaga kebanggaan kampung, bagaimana ya rasanya bisa mendapatkan gelar sarjana seperti mereka?

 

Apa kira-kira rasanya setiap weekend jalan-jalan menghamburkan uang yang terlalu banyak direkening? Apa rasanya beli pakaian mahal ratusan juta? Apa rasanya memakai parfume yang ketahannya bisa berhari-hari?

 

Apa rasanya jadi kamu? Hidup kaya raya seperti disurga, bisa membeli segalanya, keinginan setiap manusia..

 

SURAT ANTHONY UNTUK IRWAN

Apa ya kira-kira yang orang-orang dikampung seberang lakukan ketika kami para anak-anak kesepian karena tidak ada teman bermain dan orangtua kami yang gila bekerja seperti tiada sudahnya?

 

Bagaimana ya rasanya bermain dengan sahabat hujan-hujanan, bebas kesana kemari tanpa ada yang melarang?

 

Bagaimana ya rasanya setiap makan malam selalu bersama dengan keluarga? Menonton tv bersama, tertawa-tawa bersama, tidur nyenyak delapan jam sehari.

 

Bagaimana ya rasanya hidup bahagia dengan kesederhanaan? Kami bahkan tidak tahu jawabannya. Kami selalu iri ketika melihat orang-orang dikampung seberang berlari tertawa dan menari bersama dari balik jendela kamar, ingin rasanya bergabung tetapi tidak bisa.

 

Bagaimana ya rasanya mendapatkan cinta kasih dari tetangga kanan kiri yang sudah seperti keluarga sendiri? Kami ingin mendapatkannya juga, tetapi ditempat kami satu rumah dengan rumah yang lain tidak ada kepeduliannya sama sekali, jangankan bertamu, menyapa saja sudah tidak sempat.

 

SELESAI

7 disukai 3 komentar 5.5K dilihat
Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Can
yap karena bahagia itu.....😊
apa adanya
Masing-masing punya bahagia yang berbeda
Saran Flash Fiction