Hari yang paling ditakutkan oleh seluruh keluarga dan masyarakat kerajaan Abirama pun datang, sesuai ramalan banyak peramal kerajaan tempo hari mengenai sang Raja Gelana yang akan menderita sakit parah yang susah disembuhkan, dan tepat hari itu sang raja sudah tidak bisa bangun dari tidurnya, hanya bisa berkata-kata dan itu terbata-bata.
Tempo hari peramal juga mengungkapkan bahwa Raja akan menderita sakit dan obatnya hanya satu yaitu bunga Mawar Hitam yang ada dikaki Gunung Ujung Tambah, tetapi untuk sampai ke Kaki Gunung Ujung Tambah bukanlah hal yang mudah, karena seperti pengalaman sebelumnya siapa yang mencoba mendekati Kaki Ujung Tambah akan hilang dan tak akan kembali.
Kinaya, sang permaisuri isteri Raja mengumpulkan ketujuh anak laki-lakinya dan memberikan pengumuman sesuai perintah Raja, yaitu Barangsiapa yang berhasil membawakan Mawar Hitam dari Kaki Gunung Ujung Tambah akan menjadi pewaris tahta Kerajaan Abirama seutuhnya.
Mendengar hal itu, keenam anak laki-laki Raja Gelana langsung berlomba-lomba menyiapkan semua peralatan untuk berangkat ke Kaki Gunung Ujung Tambah agar bisa menjadi Raja Selanjutnya di Kerajaan Abirama. Keenam anak laki-laki Raja Gelana pun tidak mau mengajak Petir, si bungsu yang baru berumur 15 tahun karena dianggap hanya akan menyusahkan mereka saja. Petir pun menuruti kemauan kakak-kakaknya.
Keenam anak lelaki Raja Gelana pun berangkat bersama-sama dengan keenam-enamnya memiliki tujuan yang sama, bisa menjadi Raja selanjutnya di Kerajaan Abirama. Setelah semua pergi, Petir pun langsung masuk kekamarnya dan membuka kotak yang ia simpan dibawah tempat tidurnya, dan ternyata itu adalah Mawar Hitam dari Kaki Gunung Ujung Tambah yang sudah ia simpan beberapa minggu yang lalu.
Sejak banyak peramal yang meramal sang ayah akan sakit dan obatnya hanya satu, Mawar Hitam dari Kaki Gunug Ujung Tambah, Petir langsung berangkat menuju kesana, dengan rintangan berat yang ia hadapi, mengahapi jalan yang terjal, bertemu hewan-hewan buas, hingga penyihir dan juga naga hitam yang berhasil ia luluhkan, disaat itu keenam kakaknya tidak ada yang percaya tentang peramal tersebut.
Petir masuk kekamar ayahnya, sesuai petunjuk peramal, untuk menyembuhkan sang Raja harus dihirupkan wangi Mawar Hitam tersebut. Petir pun melakukannya kepada sang ayah dan Raja akhirnya terbangun sembuh sedia kala. Raja sangat bersyukur dan bahagia, kemudian akan langsung menyematkan pewaris kerajaan Abirama kepada Petir, namun Petir meminta kepada Ayahnya untuk mewariskan semuanya kepada sang ibu, Permaisuri Isteri Raja.