Perjalanan Dinas (Bagian 1: Bandung-Cirebon)
19. CIREBON - 1

133. (MAJALENGKA) INT. POM BENSIN — DAY


Pintu mobil terbuka dan Fitra masuk sambil membawa bungkusan berisi 3 kotak makanan, 3 botol air mineral 500 ml, 3 bungkus makanan ringan, dan 1 bungkus biskuit.


FITRA
Nih, saya udah beli makanan buat makan malam. Jadi, nanti nggak usah bingung mau makan di mana.


Christie dan Gya menoleh. Mereka segera menghentikan pembicaraan. Christie mengambil bungkusan makanan ketika Fitra menyerahkannya, lalu meletakkan di sampingnya.


GYA
Mau jalan sekarang?

FITRA
Udah isi bensin?

GYA
(menggeleng) Bensinnya habis. (menunjuk arah tempat pengisian)

FITRA
(menoleh) Yah…. (agak kecewa) Ya udah. Nanti kita cari di tempat lain saja.

GYA
Jadi, kita ke Cirebon? Atau Ciamis?

FITRA
Bisa pinjam smartphone-nya?


Gya menyerahkan smartphone ke Fitra. Fitra pun langsung mengutak-atiknya. Tangannya tampak mencubit-cubit layar.


FITRA
Sekarang udah hampir magrib, Mbak. Kalo kita mau ke selatan, ke Ciamis, ini kayaknya jalanannya bakal naik-turun. (menunjukkan jalur peta di smartphone yang berkelok ke Gya). Takutnya medannya sulit. (menatap Gya) Aku nggak mau ambil risiko.

GYA
Jadi, ke Cirebon aja, kan?

FITRA
(mengangguk) Setidaknya, dari Cirebon kita masih punya pilihan, mau lewat utara atau selatan. (kembali menunjukkan peta)


CUT TO


134. (MAJALENGKA) INT. POM BENSIN — DAY


Gya menyalakan mesin mobil. Lagi-lagi ia mengernyit karena suaranya bertambah aneh. Suara mesinnya terdengar lebih lemah seperti kesulitan mengangkat. Mesin mobil tidak jadi menyala. Fitra pun menoleh.


GYA
Fit, ini nggak apa-apa, kan?


Gya kembali menyalakan mesin, dan kali ini menyala meski suaranya lemah. Ekspresi Fitra seperti terkejut.


FITRA
(tegang, tapi berusaha menguasai diri) Enggak … nggak apa-apa…. (gugup)


Gya menoleh.


FITRA
Lebih baik kita segera jalan.


Gya mengangguk. Ia pun melajukan mobil.

ESTABLISH pom bensin dan tampak mobil sedan putih keluar dan melanjutkan perjalanan.


CUT TO


135. (CIREBON) EXT./INT. JALAN RAYA — DAY


Langit sudah mulai gelap ketika mobil memasuki Cirebon. Sayup-sayup terdengar suara azan maghrib.

ESTABLISH jalan raya yang lebar dengan sempadan yang juga lebar, tampak beberapa kendaraan berlalu lalang. Seperti mobil, sepeda motor, dan juga kendaraan-kendaraan besar.

Samar-samar di kejauhan terlihat papan penunjuk jalan dengan petunjuk Jawa Tengah ke kiri (tanda panah).


GYA
(memelankan kendaraan) Itu bukan?

FITRA
(menengadah, kemudian melihat ponsel, lalu menengadah lagi) Iya. Tapi itu jalan tol. Berani?


Gya tidak menjawab. Namun, tangannya segera menyalakan lampu sign kiri.


FITRA
Hati-hati saja.


Mobil tiba di gerbang tol.


CU: Tol Palikanci


CUT TO


136. (CIREBON) EXT./INT. JALAN TOL — NIGHT


ESTABLISH: suasana jalan tol. Kendaraan-kendaraan berlalu lalang. Kerlip lampu bersinar seperti titik-titik. Mobil sedan putih yang dikendarai Gya tampak memilih lajur kiri. Beberapa kali mobil tampak disalip kendaraan lain.


GYA
Mau isi bensin di rest area aja, kan?

FITRA
Iya.

GYA
Jauh, nggak?

FITRA
Emm…. (melihat ponsel, kemudian mengangkat bahu)


ESTABLISH suasana jalan tol yang ramai dengan kendaraan.


CUT TO


137. (CIREBON) EXT./INT. JALAN TOL — NIGHT


Mobil melaju menyusuri jalan tol Palikanci di lajur kiri. Tampak pohon-pohon di kegelapan tampak seperti berlari berlawanan arah. Kerlip lampu jalan sesekali menghiasi lajur.

Di kejauhan, tampak papan petunjuk “rest area”. Lampu sign kiri menyala dan mobil memasuki rest area tersebut.

Mobil berjalan dengan memelankan kecepatannya. Terlihat ujung kubah masjid, dan mobil pun menuju ke sana.

Tampak sebuah masjid yang tidak terlalu besar dengan deretan tempat parkir di depannya. Tempat-tempat parkir tersebut tampak lowong.

Gya dengan lincah memarkirkan mobil dengan rapi di sela-sela dua garis.


GYA
Istirahat dulu, ya? Magrib soalnya. Tunggu magribnya turun dulu.


Fitra mengangguk.


DISSOLVE TO


138. (CIREBON) EXT. REST AREA — NIGHT


Christie duduk di tanggul yang membatasi tempat parkir dengan halaman masjid, menunggu Fitra dan Gya selesai salat. Sesekali terdengar suara pria mengimami salat dengan bacaan surat di Al Quran.

Christie tampak mengutak-atik ponselnya. Ia sedang berkirim pesan dengan seseorang.


CU: Pak Ferdi, mohon maaf, saat ini saya masih di Cirebon. Kemungkinan baru tengah malam nanti saya tiba di Yogyakarta.


Sent.


Christie mengedarkan pandangannya sambil menunggu balasan. Tampak beberapa orang menggelar tikar di bagian tempat parkir yang kosong dan duduk. Tampak juga satu-dua orang yang datang menghampiri.


PENGGELAR TIKAR
Mau pijat dulu, Pak?


Pria yang menghampiri orang yang menggelar tikar itu tampak berbicara sebentar, kemudian ia duduk, lalu menelungkup, sementara orang yang menggelar tikar tampak memijit-mijit punggung orang tersebut sambil mengolesi dengan semacam obat gosok.


SFX: bunyi pesan masuk


Christie segera melihat ponselnya.


CU: Bu Christie ini bagaimana, sih? Ini rapat yang sangat penting yang Bu Christie harus hadir. Karena ini kita sedang membicarakan reorganisasi perencanaan wilayah.


Christie mendengkus kesal, kemudian mengetikkan balasan.


CU: Sekali lagi mohon maaf, Pak. Ini saya sedang OTW. Tapi ada sedikit kendala di perjalanan. Besok pasti saya sudah tiba di Yogya, kok.


Sent.


Christie kembali mengetik sesuatu.


CU: Draf dan naskah akademisnya kalau tidak salah sudah pernah saya berikan bukan? Kalau belum, saya akan minta file-nya ke orang di ruangan.


Sent.


Dan tak lama, kembali terdengar balasan.


SFX: suara pesan masuk


Christie segera membacanya, dan dahinya langsung mengernyit bingung.


CU: Kami butuh Bu Christie untuk merancang organisasi yang baru lagi.


GYA
Jalan yuk?


CUT TO


139. (CIREBON) REST AREA — NIGHT


Christie menoleh ketika mendengar suara Gya di belakangnya.


GYA
Tadi kami salatnya dijamak, kok. Kan ini di perjalanan, jadi boleh dijamak. Biar nggak usah mampir-mampir lagi. (PAUSE) Kata Fitra begitu. (menoleh ke Fitra yang berdiri di sampingnya)

CHRISTIE
(memandang Fitra) Aku nggak ngerti, Fit. (bingung)

FITRA
(nyengir) Ya … pokoknya gitulah.


Ketiganya kemudian beranjak menuju mobil. Namun, langkah mereka terhenti ketika ponsel Christie berbunyi.


SFX: suara panggilan telepon masuk


Christie memandang kedua temannya, kemudian mengangkat telepon tersebut.


CHRISTIE
Halo?


DISSOLVE TO



Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar