Perjalanan Dinas (Bagian 1: Bandung-Cirebon)
6. BANDUNG - 5

32. (BANDUNG) EXT. TROTOAR — NIGHT


Christie dan Gya berjalan keluar Bandung Indah Plaza (BIP). Tangan keduanya menenteng plastik berisi barang hasil belanja.

Suasana di depan mal begitu ramai. Angkot-angkot banyak berhenti di depan mal. Ada yang menurunkan penumpang, ada juga yang menunggu penumpang. Beberapa satpam berseragam biru tua dan helm putih berkali-kali meniup peluit agar angkot-angkot itu pergi.

Beberapa kali, terlihat juga taksi berhenti. Mereka menurunkan penumpang, dan kemudian naik lagi penumpang yang lain. Beberapa muda-mudi tampak berjalan bergandengan tangan, sementara di sisi lain beberapa remaja tanggung berjalan bergerombol. 

Sebuah panggung kecil dengan banner perusahaan provider berdiri di salah satu sudut dengan speaker besar di kiri dan kanannya. Tampak di atas panggung sekelompok musisi amatir tampil memainkan musik.

Tak jauh dari panggung, sebuah papan elektronik penunjuk temperatur menampilkan angka 18 derajat Celcius.

Christie dan Gya berjalan menjauhi mal menyusuri trotoar di pinggir jalan raya menuju arah timur. Lalu lintas tampak ramai lancar, sesekali berhenti, dan sesekali terdengar klakson tertahan.


CHRISTIE
Kamu kenapa, sih, pakai ngusulin nebeng mobil Fitra segala? (agak jengkel)

GYA
Loh, memangnya kenapa? (heran) Kan kamu harus ke Yogya. Dan kamu sendiri yang bilang belum dapat tiket.


Christie diam saja.


GYA (CONT’D)
Kalau kamu mengkhawatirkan absensiku … tenang aja, nggak apa-apa. Kalaupun kenapa-kenapa, aku akan tanggung akibatnya. (PAUSE) Ok, aku memang rada slenge’an. Tapi aku bertanggung jawab, dan berusaha selalu jujur.

CHRISTIE
Bukan. (menoleh) Maksudku … aku, tuh, lagi agak nggak enak sama Fitra.

GYA
Kenapa? (heran) Bukannya kalian selama ini dekat?

CHRISTIE
Iya. (menghela napas)

GYA
Dia bikin ulah lagi? Bukannya kamu udah terbiasa sama ulahnya dia? Kamu masih mangkel sama soal … apa, tuh, yang dulu kamu pernah cerita ke aku? Soal dia kabur cuti itu?

CHRISTIE
Bukan! Kalo itu, sih, udah selesai. Aku nggak mikirin soal itu lagi.

GYA
Terus?

CHRISTIE
(kembali menghela napas) Kamu tahulah, kayak apa aku ke Fitra. Emang, sih, dia itu suka ajaib. Tapi aku justru paling nge-klik sama dia.

GYA
Nah….

CHRISTIE
Sampai kemudian ada isu mutasi….


CUT TO


33. (BANDUNG) INT. KAMAR KOS — NIGHT


Kamar kos Fitra tampak lengang. Sebuah carrier besar teronggok di sudut kamar. Bersanding dengan sebuah tas ransel kecil. Sebuah kasur terhampar di salah satu sisi. Fitra tampak merebahkan tubuhnya di sana. Pakaiannya masih lengkap dengan jilbab, kaos lengan panjang, rok panjang, dan kaos kaki. Sebelah tangannya menggenggam handphone slide dan jempolnya tampak mengutak-atik keypad. Di sisi Fitra, sebuah buku tergeletak dalam kondisi terbalik.


SFX: suara pintu diketuk


Fitra menoleh. Ternyata Mang Ujang, penjaga tempat kos yang ditinggali Fitra.


MANG UJANG
Teh, itu tasnya mau sekalian saya bawakan juga ke mobil?

FITRA
(bangkit duduk) Oh, boleh, Mang. Tapi yang besar aja.

MANG UJANG
Baik, Teh.


Mang Ujang masuk dan mengambil carrier Fitra. Lalu pergi ke bawah.


CUT TO


34. (BANDUNG) INT. KAMAR KOS — NIGHT


Mang Ujang kembali ke kamar Fitra yang pintunya masih terbuka lebar.


MANG UJANG
Udah semua, ya?

FITRA
(sedang memasukkan beberapa barang ke ransel kecil, lalu menoleh) Udah, Mang. Haturnuhun, ya? (mengangguk)

MANG UJANG
Sawangsulna, Teh.

FITRA
Eh, iya. Tunggu sebentar, Mang. (mengambil sesuatu dari dalam tas, lalu menghampiri Mang Ujang). Ini ada sedikit dari saya buat Mang Ujang. (menyerahkan sebuah amplop)

MANG UJANG
Duh, nggak usah repot-repot, Teh.

FITRA
(tersenyum) Nggak, kok. Ini khusus dari saya untuk Mang Ujang.

MANG UJANG
Sekali lagi. Haturnuhun pisan, Teh. (memasukkan amplop tersebut ke saku celananya)

FITRA
(tersenyum) Saya yang terima kasih banyak, Mang.


CUT TO


35. (BANDUNG) INT. KAMAR KOS — NIGHT


Tampak suasana kamar kos Fitra yang sudah lowong. Pintu kamar kos masih terbuka lebar. Mang Ujang masih di dalam kamar Fitra. Sayup-sayup terdengar musik ajep-ajep yang diputar dari kamar lain.


MANG UJANG
Duh, Mamang jadi sedih, Teh Fitra udah nggak di sini lagi. 

FITRA
Kan kuliah saya tinggal tesis, Mang. Penelitiannya juga di Yogya. Ya sekalian aja saya pindahan.

MANG UJANG
Kirain, Teh Fitra berangkatnya baru Sabtu besok.

FITRA
Dimajuin. Ada keperluan mendadak.

MANG UJANG
(menunduk, wajah sedih) Selama ini cuma Teh Fitra yang paling sering ngobrol sama Mamang.

FITRA
(tertawa) Mang Ujang ngobrol juga dong sama yang lain.

MANG UJANG
Mamang sungkan, Teh. Yang nge-kos di sini anak-anak orang kaya semua. Mamang, mah, nggak level.

FITRA
Ah, Mang Ujang jangan merendah gitulah. Kita semua sama di mata Allah, Mang. Yang membedakan itu cuma amalnya.

MANG UJANG
(tertawa) Kalo semua orang kayak Teh Fitra, damai dunia ini, Teh.

FITRA
(tertawa) Ah, Mang Ujang bisa aja.

MANG UJANG
Ya udah. Saya ke bawah dulu, ya?


Mang Ujang kemudian keluar kamar sambil membawa carrier Fitra.


CUT TO


36. (BANDUNG) EXT. TROTOAR — NIGHT


Christie dan Gya masih berjalan menyusuri Jalan Merdeka. Tampak sebuah minimarket berwarna dominan hijau dan merah berdiri di kiri jalan. Di depan minimarket, seorang pengemis dengan gangguan mental dengan pakaian compang-camping menadahkan tangan seolah meminta sesuatu.

Keduanya terus berjalan hingga persimpangan. Tampak di seberang jalan beberapa pemuda memainkan skateboard di Taman Vanda yang berada di depan gedung Bank Indonesia. Sementara di kejauhan, tampak menyembul bentuk bulat puncak bangunan Hotel Panghegar.

Christie dan Gya berbelok ke kiri memasuki Jalan Jawa.


GYA
Memangnya, ada apa dengan Fitra setelah santer isu mutasi? (penasaran)

CHRISTIE
(menoleh, lalu menghela napas) Dia ngancem mau resign.

GYA
(terbelalak) Hah?


CUT TO


37. (BANDUNG) INT. KAMAR BALAI DIKLAT — NIGHT


Christie dan Gya tampak memasuk-masukkan barang mereka ke dalam tas. Christie tampak memasangkan kemeja putih dan celana panjang hitamnya ke gantungan baju, kemudian menggantungnya di cantolan lemari. Dua buah kemeja putih dan dua buah kaos tampak tergeletak di atas kasur. Di sampingnya, terdapat sebuah dua buah kotak bertuliskan underwear.

Gya mengambil handuk dan ke kamar mandi. Tak lama, terdengar suara air pancuran yang dinyalakan.


SFX: suara panggilan telepon dari ponsel


Christie melihat ponsel yang tergeletak di atas kasur. Tampak tulisan “Yosafat Sayang” tertera di layar. Christie pun segera mengangkatnya.


CHRISTIE
Ya? Halo?

YOS (OS)
Halo? Sayang? Kamu beneran masih di Bandung ini?

CHRISTIE
(sambil memasuk-masukkan barang) Kan tadi aku udah kirim pesan.

YOS (OS)
Iya. Ngerti. Tapi kamu juga belum jawab.

CHRISTIE
Yang mana? (sebelah tangannya masih sibuk membereskan barang-barangnya)

YOS (OS)
Itu rapat apa? Apa kamu benar-benar harus datang? 

CHRISTIE
Ya iyalah, Mas. Yang nyuruh direktur langsung.

YOS (OS)
Sehari doang?

CHRISTIE
Sampai Jumat.

YOS (OS)
Lama bener? Nggak usah pulang aja sekalian. (agak ketus)

CHRISTIE
(berhenti berkemas) Maksudnya apa? Aku, kan, lagi tugas. Memangnya aku bisa nolak?


CUT TO


38. (BANDUNG) INT. KAMAR BALAI DIKLAT — NIGHT


Tampak Christie yang berada seorang diri di kamar. Sementara, terdengar kembali suara pancuran air dari kamar mandi.


YOS (OS)
Kamu ngerasa nggak, kalo kamu terlalu sering dinas luar? Anak-anak kamu tinggal terus ini.

CHRISTIE
Terus aku harus gimana? Nolak lagi kayak dulu pas aku nggak jadi ke Jepang?


SFX: suara pancuran air


CHRISTIE
Aku udah cukup direpotkan gara-gara kejadian ke Jepang itu. Diklatpim-ku sampai ditunda berkali-kali. Aku, sih, bukan mempermasalahkan jabatan atau apa. Aku cuma nggak enak sama orang kantor yang jadi repot semua.


Terdengar pintu kamar mandi dibuka. Tampak Gya sudah segar dengan rambut masih basah dan mengenakan kaos dan celana pendek untuk tidur.


YOS (OS)
Ya udahlah. Terserah kamu aja. Hati-hati di jalan. Jangan lupa nelpon kalo udah sampai.

CHRISTIE
Ya.


Telepon ditutup.


CUT TO


39. (BANDUNG) INT. KAMAR BALAI DIKLAT — NIGHT


Christie melempar ponsel ke atas kasur, kemudian merebahkan diri. Pandangannya menerawang dan rautnya sedikit kesal.

Gya duduk di kasur sebelah kasur Christie sambil mengeringkan rambut dengan handuk.


GYA
Suami?

CHRISTIE
(menoleh) Biasalah. Dinamika suami-istri yang dua-duanya kerja. (tertawa sinis)


SFX: suara pesan masuk


Christie mengambil ponsel dan melihat layarnya. Ternyata pesan dari Fitra.


CU: Besok jam 7?


CUT TO


40. (BANDUNG) INT. KAMAR KOS — NIGHT


Fitra masih tidur-tiduran di atas kasurnya dengan pakaian lengkap. Tangan kirinya meraih remote kunci mobil dan menekan tombolnya.


SFX: suara mobil dikunci


Tak lama, ponselnya yang berbunyi. Fitra segera mengambilnya dan melihat isi pesannya. Dari Christie.


CU: OK


Fitra menatap layar ponselnya. Tampak di atas pesan Christie ada pesan yang dikirimnya tadi. Kemudian, jempolnya menekan tombol panah ke atas. Dan terlihat pesan yang dikirimnya pada bulan November yang lalu.


CU:

12-Nov-2014

Saya akan mengundurkan diri. Surat saya menyusul.

Today 08.35 PM

Besok jam 7?


Fitra menekan tombol bulat sehingga layar kembali ke laman menu utama.


CU:

9-Mar-2015

08.38 PM


DISSOLVE TO



Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar