Perjalanan Dinas (Bagian 1: Bandung-Cirebon)
10. BANDUNG - 9

64. (BANDUNG) INT. MAL — DAY


Tampak suasana mal yang masih sepi meski tetap ada segelintir pengunjung berlalu lalang. Sebuah rombongan berisi anak-anak berseragam TK dan dua orang ibu-ibu muda tampak bergerombol di depan sebuah studio foto. Anak-anak itu tampak gembira. Ada yang berlompatan, ada juga yang berlarian meski segera diingatkan oleh salah satu orang ibu-ibu itu agar tenang.

INTERCUT TO sebuah kafe, tampak tampak seorang pria dengan pakaian kantoran duduk sendirian di kafe yang sepi, dan di depannya tampak sebuah laptop, sebuah tablet, dua buah ponsel pintar, dan beberapa lembar kertas. Sebuah cangkir berisi kopi yang nyaris utuh terletak di atas meja.

Sementara itu, di kafe yang sama, di sudut yang lain, Christie, Fitra, dan Gya tengah duduk dengan minuman masing-masing di hadapannya. Kopi hitam di depan Gya, cappucino di depan Christie, dan teh tawar di depan Fitra. Christie dan Gya tengah sibuk dengan ponsel pintar masing-masing. Sedangkan Fitra membaca buku.

Seorang pelayan datang membawa platter berisi kentang goreng, nugget, chips, sosis, dan lain-lain dalam satu piring besar dan meletakkannya di atas meja.


PELAYAN KAFE (PEREMPUAN, 21 TAHUN)
Silakan, Kak. (tersenyum)

CHRISTIE
(meletakkan ponselnya) Terima kasih. (tersenyum)


Gya juga meletakkan ponsel dan mulai mencomot penganan. Hanya Fitra yang masih asyik dengan bukunya.


CUT TO


65. (BANDUNG) INT. MAL — DAY


Fitra masih membaca buku dan seperti tidak sadar dengan sekelilingnya.


GYA
Fit, ini makan dulu.


Fitra menurunkan bukunya.


FITRA
Iya, Mbak. (tersenyum) Makasih. (kemudian mencomot sepotong kentang goreng)


Dua orang wanita tampak masuk kafe. Yang satu membawa setumpuk berkas yang ditaruh di dalam sebuah map plastik. Ada pun wanita yang satu lagi membawa tas kecil. Keduanya menuju tempat duduk dengan jarak satu meja dari tempat Christie, Fitra, dan Gya.


WANITA 1 (35 TAHUN)
Asuransi itu penting sebagai untuk proteksi seandainya terjadi hal yang tidak diinginkan. Sekarang, produk asuransi juga banyak yang sudah bundling dengan investasi.


Wanita kedua hanya mengangguk-angguk. Selanjutnya, wanita pertama mengeluarkan berkas dan kertas dari map plastiknya. Kemudian tampak menuliskan sesuatu di salah satu kertas.

Gya memperhatikan kedua wanita itu, lalu kembali beralih ke piring platter. Sekilas ia melihat Fitra yang kembali tenggelam dengan bukunya. Raut wajah Fitra tampak sedikit tegang. 


CUT TO


66. (BANDUNG) INT. MAL — DAY


Gya pun melirik Christie. Christie yang menangkap lirikan Gya, kemudian beralih ke Fitra.


CHRISTIE
Fit…. (memanggil pelan)


Fitra menurunkan bukunya, lalu menengadah menatap Christie.


CHRISTIE
Kamu … apa masih trauma sama kejadian yang dulu itu? (bertanya hati-hati)


Fitra menyandarkan punggungnya. Buku masih dipegangnya, sedikit ditutup dengan jempol sebagai penanda halaman terakhir yang dibaca.


GYA
Memangnya dulu itu ada apa?

FITRA
(melirik Christie) Ada sedikit … kejadian yang tidak mengenakkan….


CUT TO


67. (BANDUNG) INT. MAL — DAY


Pelayan yang bertugas berjaga di pintu kafe menyapa pengunjung yang datang. Kali ini sepasang pria dan wanita dengan pakaian kantoran, mungkin sepasang kekasih atau pengantin baru.


PELAYAN (LAKI-LAKI, 22 TAHUN)
Selamat siang. (tersenyum)


Kedua orang itu balas tersenyum, kemudian menuju ke salah satu tempat yang masih kosong.

Christie melirik ke kedua orang itu.

Jam dinding di kafe menunjukkan waktu pukul 11.00. Suasana mal mulai ramai.


CHRISTIE
Kejadiannya dulu banget. (melirik Fitra) Pas Fitra masih jadi CPNS. Lalu, ada semacam short course, salah satunya ke luar negeri, dan salah satu pesertanya Fitra.

FITRA
Saya tidak melakukan apapun. (menghela napas)

GYA
Terus? (menatap Fitra, kemudian Christie) Kalian nggak pernah cerita ke aku soal ini.

CHRISTIE
Fitra dicurigai. (kembali melirik Fitra) Setelah melewati metal detector, Fitra digiring ke pos pemeriksaan. Padahal, alarmnya nggak bunyi….

FITRA
(memotong) Nggak enak rasanya dicurigai hanya karena berbeda. (sinis) Saya dibawa ke sebuah ruangan, tangan saya diborgol, lalu menunggu lama sebelum datang orang yang nanya-nanya. (menghela napas) Saya stres luar biasa.


CUT TO


68. (BANDUNG) INT. MAL — DAY


Televisi di kafe tampak menyala menayangkan siaran “Breaking News”.


PEMBAWA ACARA BERITA (OS)
Pemirsa, polisi menggerebek sebuah rumah yang disinyalir menjadi markas kelompok bersenjata radikal di daerah….


SFX: PET (suara televisi dimatikan)


PELAYAN KAFE
Beritanya nggak enak.


Christie melirik sekilas ke arah suara televisi tadi. Namun, televisi sudah dimatikan.


CHRISTIE
Makanya kamu jadi milih kuliah di dalam negeri, ya? (menatap Fitra) Karena sebetulnya kamu udah diterima S2 di Australia, kan? Tapi nggak kamu ambil.

FITRA
(terkejut) Dari mana….

CHRISTIE
(memotong) … saya tahu? Kamu lupa, ya, kalau saya itu atasan kamu? Kamu lupa kalo urusan diklat pegawai pasti ke saya semua? Tentu saja saya dapat laporannya.


Fitra menunduk.


CHRISTIE
Berterima kasihlah karena saya membela kamu di depan Pak Sesditjen waktu surat pemanggilannya sampai ke beliau, tapi kamu nggak juga melaporkan diri. Saya bilang waktu itu kalo kamu sedang ada masalah keluarga. Makanya kamu nggak bisa berangkat.

GYA
(terbelalak) Ha?

CHRISTIE
(menoleh ke Gya, kemudian menatap Fitra lagi) Saya berbohong untuk kamu. Kamu pasti tahu, kan, kalau di tempat kita dilarang membatalkan beasiswa yang udah didapat?


Fitra masih menunduk. Raut wajahnya menyiratkan perasaan bersalah.


GYA
(memandang Fitra) Itu pas di mana? Maksudku, pas kamu diperlakukan seperti itu?

FITRA
Nggak usah saya sebut. Nanti dibilang mencemarkan nama baik. 

CHRISTIE
(menatap Fitra) Nggak semua petugas kayak gitu, Fit. Dan pemeriksaan kayak tadi, itu bukan untuk mencurigai, tapi keamanan.

FITRA
Supaya orang-orang aman dari orang-orang kayak saya? (nada suara kembali sinis)


CUT TO


69. (BANDUNG) INT. MAL — DAY


Jam dinding menunjukkan pukul 11.15. Kafe semakin penuh. Seorang pelayan mendekati tempat duduk Christie, Gya, dan Fitra untuk menawarkan menu.


PELAYAN KAFE (PEREMPUAN, 21 TAHUN)
Mungkin Kakak-Kakak apa mau pesan makanan? (menyodorkan menu)

GYA
(menerima menu tersebut) Kami lihat-lihat dulu, ya….

PELAYAN KAFE
Baik, Kak. Nanti panggil saja, ya. (kemudian pergi)


Fitra kembali mengalihkan perhatiannya ke buku. Namun, ia tidak tampak seperti sedang membaca. Alih-alih, raut wajahnya gelisah. Ia tampak membolak-balik halaman pada buku tersebut.


CHRISTIE
Mungkin kamu terlalu keras, Fit.

FITRA
(menengadah) Eh? Maksudnya gimana, Bu? (bingung)

CHRISTIE
Kadang, saya merasa sikap kamu itu terlalu keras. Mungkin itu yang dilihat orang dari kamu. (menatap tajam Fitra)

FITRA
Maksudnya … (melihat bukunya, kemudian membalik ke sampulnya dan menunjukkannya ke Christie) ini?


Tampak sebuah buku dengan judul “JALUR GAZA: TANAH TERJANJI, INTIFADA, DAN PEMBERSIHAN ETNIS”.


CHRISTIE
Bukan. (PAUSE) (menghela napas) Bukan berarti kamu nggak boleh bersikap. Hanya saja, apa yang menjadi sikap kamu, kadang terlihat keluar. Itu yang bikin orang, mungkin, jadi salah paham. (PAUSE) Termasuk sikap keras kamu di kantor.

FITRA
(menatap tajam Christie) Saya bukannya keras. Saya cuma nggak suka melihat ketidakadilan. (menutup buku) Entah di Palestina. (berdiri) Entah di kantor kita. (berjalan keluar kafe)


CUT TO



Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar