Perjalanan Dinas (Bagian 1: Bandung-Cirebon)
11. BANDUNG - 10

70. (BANDUNG) EXT./INT. BENGKEL — DAY


Bengkel tampak ramai. Beberapa mobil berjejer menunggu diperbaiki. Beberapa mekanik tampak berkumpul di beberapa mobil yang mendapat giliran.

Fitra tampak duduk di ruang tunggu. Terdapat sofa dengan meja kaca kecil di tengahnya. Sebuah botol berisi teh tampak sisa separuh. Jam dinding menunjukkan pukul 12 lewat sedikit, satu atau dua menit. 

Fitra masih melanjutkan membaca buku yang tadi. Hingga kemudian Gya masuk dan duduk di sebelahnya.


GYA
Makan dulu. Jangan baca melulu. (menyodorkan sebuah kotak makan berisi masakan Jepang)

FITRA
(meletakkan buku dan menerima kotak makan tersebut) Terima kasih, Mbak. 


Fitra membuka kotak, kemudian membuka plastik pembungkus sumpit, lalu mulai makan. Sedangkan Gya meraih remote dan menyalakan televisi. Tampak tayangan berita.


PEMBAWA BERITA (OS)
Polisi memperketat pengamanan terutama di lokasi-lokasi strategis sehubungan dengan maraknya ancaman teror oleh kelompok radikal. 


Fitra menoleh ke arah televisi. Tampak seorang perwira polisi berbicara.


POLISI (OS)
Kami telah mendeteksi pergerakan kelompok-kelompok yang berpotensi mengancam keamanan negara. Beberapa dari mereka telah kami amankan berikut barang bukti yang menunjukkan keterkaitan mereka dengan kelompok teroris internasional….


Gya memindahkan saluran dan kini tampil tayangan variety show yang menampilkan host latah.


HOST (OS)
Eh … copot … copot … copot! Ah, elu ngagetin aja!


Gya kembali memindahkan saluran dan tayangan pun kembali berganti.


GYA
Acara nggak jelas. (mendengkus)


CUT TO


71. (BANDUNG) INT. BENGKEL — DAY


Perhatian Fitra kembali ke buku. Namun, ia segera menoleh lagi ke televisi ketika kembali terdengar tayangan berita, dan karena ia merasa familier dengan suara di televisi tersebut.


GYA
Wah, ada Pak Menteri. (mengeraskan suara televisi)

MENTERI INFRASTRUKTUR (OS)
Saat ini, fokus kami adalah melaksanakan target yang telah ditetapkan presiden. Seperti, menyambung jalur tol Trans Jawa dan pembangunan bendungan untuk irigasi.

GYA
Wah, nggak nyangka, ya. Bos besar di tempatmu, sekarang beneran jadi menteri.


Fitra menatap televisi. Raut wajahnya seperti menyiratkan kekesalan. 

Tayangan televisi menampilkan sosok Menteri Infrastruktur yang tengah dikerubuti wartawan.


REPORTER 1 (OS)
Lalu bagaimana cara mengkoordinasikan pembangunan lintas-lintas sektor tersebut agar semua selesai sesuai target.

MENTERI INFRASTRUKTUR (OS)
(tampak sambil berjalan) Ya … kita, kan, punya unit organisasi yang sedari dulu bertugas merencanakan pembangunan-pembangunan lintas sektor tersebut.

REPORTER 2 (OS)
Tapi bukankah Ditjen Perencaaan Wilayah sudah dihapus nomenklaturnya dari Kementerian Infrastruktur?

MENTERI INFRASTRUKTUR (OS)
Ya … kita sedang membentuk unit baru. Sebuah badan yang akan menjalankan fungsi perencanaan wilayah.


Fitra tersentak mendengarnya. Matanya kini fokus menatap layar televisi.


CUT TO


72. (BANDUNG) INT. BENGKEL — DAY


Televisi masih menayangkan acara berita yang menampilkan wawancara dengan Menteri Infrastruktur. Tampak di televisi Menteri Infrastruktur yang tengah berjalan sambil diikuti beberapa reporter.


REPORTER 3 (OS)
Tapi apakah nanti tidak akan overlapping dengan kementerian baru yang khusus mengurusi perencanaan wilayah?

MENTERI INFRASTRUKTUR (OS)
(berhenti dan berbalik menghadap reporter tersebut) Tidak … tidak. Tidak semua fungsi perencanaan dilepas. Kami tetap membutuhkan fungsi perencanaan khusus untuk pembangunan infrastruktur. 

REPORTER 4 (OS)
Kalau begitu, apa bedanya dengan Kementerian Perencanaan Wilayah nantinya?

MENTERI INFRASTRUKTUR (OS)
Itu yang sedang kami bahas sekarang.


Fitra mengernyit melihat tayangan berita tersebut, seperti sedang memikirkan sesuatu.


PAK SAEPUL
(masuk ruang tunggu) Teh Fitra, mobilnya udah jadi.

FITRA
(menoleh) Eh? Oh, baik, Pak. 


Fitra kemudian keluar bersama Pak Saepul sementara Gya masih serius melihat televisi.


MENTERI INFRASTRUKTUR (OS)
Kami sudah ada tim yang berasal dari ex-Ditjen Perencanaan Wilayah untuk membahas ini. Nanti akan disusun rancangan organisasinya seperti apa. (kembali berlalu)


Tayangan beralih ke reportase laporan dari reporter yang bertugas di lokasi.


REPORTER PEMBAWA ACARA BERITA (OS)
Sekian laporan kami dari rapat kabinet di Yogyakarta.


CUT TO


73. (BANDUNG) EXT. BENGKEL — DAY


Suasana bengkel agak lengang. Para mekanik tampak sedang beristirahat. Ada yang membuka bekal makanan dari rumah, ada yang membagikan nasi bungkus, dan ada yang hanya duduk sambil minum.

Fitra memeriksa seatbelt mobilnya yang sudah selesai diperbaiki. Seatbelt-nya memang sudah lancar dan tidak ada masalah lagi.


FITRA
Udah beres semua, ya, Pak? (menarik-narik seatbelt)

PAK SAEPUL
Seatbelt-nya udah. (PAUSE) Cuma….(PAUSE)

FITRA
Ada apa, Pak?

PAK SAEPUL
Begini, Teh. Tadi pas mesinnya saya nyalakan, saya merasa ada yang aneh. Suaranya kayak lemah. Jadi, saya coba periksa semuanya.

FITRA
(mendadak cemas) Kenapa itu, Pak?

PAK SAEPUL
Sepertinya ada masalah dengan dynamo starter-nya.

FITRA
(terkejut) Waduh. Terus jadinya bagaimana? Apa itu harus diganti juga?

PAK SAEPUL
Kalaupun harus diganti, saya juga lagi nggak ada barangnya. Jadi, untuk sementara saya perbaiki dulu.


CUT TO


74. (BANDUNG) EXT. BENGKEL — DAY


Fitra menatap mobilnya dengan cemas. Suasana bengkel masih lowong. Tampak para mekanik sebagian besar sedang istirahat makan siang.


FITRA
(mengusap wajahnya, rautnya kian cemas) Tapi, kuat nggak kalo cuma dibenerin?

PAK SAEPUL
Memangnya, Teh Fitra mau ke mana?

FITRA
Ke Yogyakarta, Pak.

PAK SAEPUL
Yah, Teh. (nada suara menyesalkan) Kalo mau ke Yogya, mestinya dicek semuanya dulu. 

FITRA
Iya. Tadinya saya mau ke Yogya hari Sabtu. Rencananya juga mau saya cek dulu sebelum berangkat. Tapi ini dadakan, jadi dimajuin sekarang berangkatnya.


Pak Saepul menatap mobil Fitra. Wajahnya tampak berpikir.


PAK SAEPUL
Kalo cuma sekali jalan, sih, harusnya kuat. Tapi, setelah sampai di Yogya, segera ganti sama yang baru kalo saran saya, sih.


Fitra kemudian mencoba menyalakan mesin. Mesin pun menyala dengan suara normal.


FITRA
Kayaknya nggak apa-apa. (PAUSE) Ya udah, deh. Saya bawa aja. Jadi, semuanya berapa, Pak?


CUT TO


75. (BANDUNG) EXT. BENGKEL — DAY


Gya dan Christie bersiap untuk kembali naik mobil. Sekilas, Christie bertatapan dengan Fitra. Keduanya menunjukkan sorot mata dingin tanpa bicara.

Christie segera masuk ke pintu belakang. Jadi, Gya yang kali ini duduk di depan di samping Fitra.

Mobil perlahan keluar bengkel. Pria paruh baya yang tadi kembali keluar gerbang bengkel untuk menghentikan kendaraan yang lewat.

Lampu sign kanan menyala, kemudian mobil pun berbelok ke kanan.


FITRA
Haturnuhun, Pak.

PRIA PARUH BAYA
Sawangsulna, Teh.


CUT TO



Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar