Perjalanan Dinas (Bagian 1: Bandung-Cirebon)
16. SUMEDANG - 3

108. (SUMEDANG) EXT. JALAN RAYA — DAY


Mobil berbelok ke kiri dan mulai memasuki jalan utama kota Sumedang. Jalan yang dilalui berada di tengah-tengah pasar. Di pinggir-pinggir jalan terlihat banyak kios. Terlihat juga orang-orang tengah melakukan transaksi jual-beli.

Angkutan-angkutan umum banyak yang berhenti di pinggir jalan sehingga membuat arus lalu lintas tersendat. Kerumunan orang tampak menggerombol di kios-kios, sesekali ada yang menyeberang jalan. Tampak juga sepeda-sepeda motor di beberapa titik. Terlihat juga becak dan andong yang ditarik kuda.


CUT TO


109. (SUMEDANG) INT. JALAN RAYA — DAY


Gya tampak menyetir dengan hati-hati.


GYA
Ikuti jalan ini saja, kan?

FITRA
Iya.

CHRISTIE
(memperhatikan ponsel juga) Terus nanti kita mau lewat rute yang mana?


Fitra menoleh ke belakang, lalu kembali mengutak-atik ponsel di tangannya.


FITRA
Bisa lewat Cirebon. (menatap ponsel di tangannya) Kan, jalan ini memang mengarah ke Cirebon. (kembali menoleh ke belakang)

CHRISTIE
Alternatif lain? (melihat ponselnya, sesekali mencubit layar keluar)

FITRA
Mungkin bisa ke selatan juga. Ini … (memperhatikan ponsel) ada jalur ke Ciamis setelah Majalengka.

CHRISTIE
Dipastikan saja. Kalo kita mau lewat Cirebon, kita nggak usah muter ke Majalengka. Kalo mau lewat Ciamis, baru ke arah Majalengka. (serius melihat ponselnya)


Perhatian Christie teralihkan ketika ada telepon masuk. Tertera di layar:


CU: Pak Ferdi-Direktur


Christie melirik Fitra sekilas.


FITRA
Kita lihat nanti saja, Bu.


ESTABLISH: mobil melaju di antara pepohonan.


CUT TO


110. (SUMEDANG) EXT./INT. JALAN RAYA — DAY


Mobil masih melaju di daerah pegunungan Sumedang. Gya tampak berkonsentrasi melihat jalan di depan. Tiba-tiba Gya menyentak ke kanan.


GYA
Wow!

FITRA
(menoleh keluar) Wah, itu lubangnya gede banget, ya?

GYA
Harus konsentrasi penuh ini.


Sementara itu, Christie tampak menimang-nimang ponsel di tangannya. Telepon masih berdering. Christie kembali melirik ke depan, ke arah Fitra. Akhirnya, ia pun mengangkatnya.


CHRISTIE
Halo?


CUT TO


111. (SUMEDANG) INT. JALAN RAYA — DAY


Gya mengemudikan dengan hati-hati. Beberapa lubang tampak di depan. Dan Gya semakin memelankan kendaraan ketika sebuah truk berada di depannya.

Truk tersebut tampak menyalakan lampu sign kiri. Gya masih setia membawa mobil di belakang truk tersebut.


FITRA
Susul aja, Mbak.

GYA
Eh? (menoleh sekilas)

FITRA
Iya. Lampu sign kiri itu kode, artinya aman kalo mau nyusul.

GYA
Oh, begitu ya?

FITRA
Pengalaman selama jalan, sih.


Gya kemudian menyalakan lampu sign kanan.


CUT TO


112. (SUMEDANG) EXT./INT. JALAN RAYA — DAY


Mobil tampak menyusul truk. Terdengar klakson tertahan sebagai kode terima kasih.


CHRISTIE
Iya, Pak?


Fitra tampak teralihkan perhatiannya gara-gara telepon yang diterima Christie.


CHRISTIE
Iya,Pak. Tapi ini masih di jalan….


Gya tampak mulai bisa menguasai jalan. Beberapa kali ia menyalakan lampu sign kanan untuk menyusul kendaraan di depannya.


CHRISTIE
Pasti saya usahakan, Pak. Saya sedang OTW. (PAUSE) Soalnya ini masih jauh banget. Paling baru nanti malam saya tiba di Yogyakarta.


Fitra kembali teralihkan. Ia menoleh sekilas ke belakang.


CHRISTIE
Iya, Pak. Ini soalnya benar-benar di luar perkiraan saya. Tapi pasti saya usahakan. (PAUSE) Selamat sore, Pak.


Christie menutup telepon dan kembali ikut memperhatikan jalan.


FITRA
Dari siapa, Bu?


CUT TO


113. (SUMEDANG) EXT./INT. JALAN RAYA — DAY


ESTABLISH: suasana pegunungan Sumedang, tampak beberapa kendaraan yang lewat, termasuk sedan putih yang dikendarai Gya.


GYA
Kayaknya penting, ya? (melirik Christie melalui kaca spion)

CHRISTIE
(terdiam sebentar, lalu menunduk) Dari … Pak Ferdi.


Tampak wajah Fitra berubah masam. 


FITRA
Mau apa lagi dia?


Gya melirik Fitra dengan raut cemas. Namun, ia tetap kembali berkonsentrasi dengan jalanan di depannya.


CUT TO


114. (SUMEDANG) EXT./INT. JALAN RAYA — DAY


ESTABLISH: suasana pegunungan Sumedang dengan banyak pepohonan dan beberapa mobil berlalu lalang.


CHRISTIE
Nanya … saya udah di mana.

FITRA
Bilang aja masih di jalan.

CHRISTIE
Memang.


CUT TO


115. (SUMEDANG) INT. JALAN RAYA — DAY


Gya memegang kemudi dan sesekali melirik Fitra dengan wajah cemas.


FITRA
Jadi … dia akhirnya dapat jabatan apa? (sinis)

CHRISTIE
Yah, Fit. (menghela napas) Mana saya tahu?

FITRA
Tapi lobinya tokcer, kan? (sinis)


Christie tidak menjawab. Gya pun diam saja.


FITRA
Ada gitu, ya, orang yang ambisius banget? Heroik banget. Eh … sok heroik banget, ding. (semakin sinis)

GYA
Udahlah, Fit.

FITRA
(mengambil ponselnya, menekan-nekan, kemudian membaca sesuatu di layarnya) Jadilah jiwa-jiwa petarung. Jadilah pelaut air asin, bukan air tawar. Seorang PNS sejati harus bersedia ditempatkan di mana saja. Orang-orang yang terlalu galau tidak mau dipindah sama sekali tidak mencerminkan jiwa korps Kementerian Infrastruktur.

GYA
(menoleh sekilas, lalu menatap ke depan lagi) Itu apaan, Fit?

FITRA
Tanya aja sama Bu Christie.


Christie tampak melempar pandangan ke luar. Terlihat pohon-pohon yang seakan tengah berlari.


CUT TO


116. (SUMEDANG) EXT./INT. JALAN RAYA — DAY


Mobil kembali berkelit dengan jalan yang rusak sehingga tidak bisa terlalu kencang melaju.


CHRISTIE
Itu WA dari Pak Ferdi. Saya yang mem-forward ke banyak orang.

FITRA
Oh, gitu ya? Bukannya itu cuma buat nyindir saya?

CHRISTIE
Saya forward itu ke grup WA, Fit. Kalo saya kirim lewat SMS ke kamu, itu karena kamu nggak ikut grup.


Fitra diam saja.


CHRISTIE
HP-mu jadul, sih.


Fitra kembali terdiam sambil melihat ponsel slide mungilnya yang bisa digenggam dengan tangan.


GYA
Kamu ngapain forward-forward itu segala?

CHRISTIE
Karena Pak Ferdi nge-broadcast ke semua pegawai. (mendengkus)


CUT TO


117. (SUMEDANG) INT. JALAN RAYA — DAY


Fitra meletakkan ponselnya ke dashboard, dan kembali serius mengamati layar ponsel Gya.


FITRA
Biar saya perjelas, Bu. Bu Christie setuju dengan mutasi, kan? (nada suara dingin)


Gya menoleh. Sedangkan Christie diam saja.


FITRA
Bu Christie sebagai kabag kepegawaian, pasti diminta untuk menyusun rancangan organisasinya, kan? (berkata dingin sambil terus memperhatikan ponsel Gya)


Gya kembali melirik, sedangkan Christie lagi-lagi melempar pandangannya keluar jendela.


FITRA
Itu bukan pekerjaan sehari-dua hari. Artinya, sejak awal, pemisahan ditjen itu bukan isu, tapi memang direncanakan. Betul nggak?

CHRISTIE
(menghela napas) Posisi saya terjepit, Fit.

FITRA
Tapi, Ibu kan bisa menolak?

CHRISTIE
Menolak bagaimana? Itu tugas negara, Fit. Saya hanya melaksanakan keputusan pimpinan….

FITRA
(memotong) Atau memuluskan lobi pimpinan? (nada suara masih dingin)


CUT TO



Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar