Perjalanan Dinas (Bagian 1: Bandung-Cirebon)
3. BANDUNG - 2

12. (JAKARTA) INT. RUANG KANTOR — DAY


FLASHBACK


Text: Jakarta, November 2014


Ruang kepegawaian tampak riuh karena penuh orang-orang yang datang silih berganti. Setiap yang datang pasti menghampiri pegawai bagian kepegawaian yang ada, siapapun dia.

Salah seorang pegawai, Rina (perempuan, 35 tahun), mendekati Christie yang sedang konsentrasi menatap ponselnya. Rina segera mengambil kursi dan duduk di dekat Christie.


RINA
Bu, apa benar yang saya dengar kalau ditjen kita bakal keluar dari Kementerian Infrastruktur? (nada cemas)

CHRISTIE
Kamu dengar dari siapa? (acuh tak acuh, matanya menatap layar ponsel)

RINA
Ya dari mana-mana, Bu. (nada semakin cemas) Saya dengar berita kalau presiden sudah menandatangani Perpres yang menyatakan bahwa fungsi perencanaan akan bergabung semua di Kementerian Perencanaan Wilayah.


Seorang pegawai laki-laki memutar kursinya hingga menghadap Rina.


IQBAL (LAKI-LAKI, 31 TAHUN)
Pastilah! Itu udah jelas! Bagus, karena artinya fungsi-fungsi perencanaan dan penataan wilayah akan lebih optimal.

RINA
Tapi, kita ini Kementerian Infrastruktur. Perencanaan wilayah yang selama ini kita lakukan justru lebih efektif karena berbasis pembangunan infrastruktur.

IQBAL
Efektif gimana? Justru selama ini kita kayak di-ceng-in sama ditjen lain karena pekerjaan kita lebih ke software. Kalo kita jadi kementerian sendiri, kita lebih bisa leluasa.

RINA
Omonganmu udah kayak Pak Ferdi. (mendengkus kesal) Ternyata bener, ya, omongan-omongan nggak enak selama ini, kalo orang-orang Ditjen Perencanaan Wilayah pada nggak merasa sebagai bagian dari Kementerian Infrastruktur?

IQBAL
Karena bidang perencanaan itu beda. Kita main di software, bukan hardware kayak ditjen lainnya. Selama kita menempel di Kementerian Infrastruktur, kita nggak akan berkembang. Sudah saatnya kita memisahkan diri dari Kementerian Infrastruktur.

RINA
(nada suara semakin kesal) Menurutku malah jadi kayak kacang lupa kulitnya. Ditjen Perencanaan Wilayah selama ini didengar dan jadi koordinator perencanaan karena nama besar Kementerian Infrastruktur!

IQBAL
Jangan ego sektoral gitulah! Kepentingan organisasi di atas segalanya!

RINA
Ego sektoral? Orang kayak elo kali yang ego sektoral. Bilang aja ngincer proyek sama jabatan! Sama aja lo kayak si Ferdi, semua juga tahu kalo dia pengen jadi menteri, minimal dirjen. (mendengkus, kemudian balik badan, keluar ruangan sambil membanting pintu)


Christie melirik ke arah Rina melangkah keluar. Wajahnya tampak bimbang. Dan semakin bimbang ketika beberapa kali tangannya memencet-mencet layar keyboard di ponselnya.


FLASHBACK OFF


CUT TO


13. (BANDUNG) EXT. RUANG RAPAT — DAY


Rapat di Balai Diklat masih membahas rencana pengembangan SDM untuk satu tahun ke depan. Masih membahas rencana untuk para pegawai Ditjen Perencanaan Wilayah.


CHRISTIE
Bu Sri, saya usul, bagaimana jika kita bahas ini secara khusus saja nanti? Karena rasanya akan ada banyak perubahan. Untuk saat ini, tim kami paling hanya berpatokan pada program-program yang telah dilaksanakan tahun lalu. Namun, jika nanti ditjen kami betul-betul keluar dari kementerian, tentu akan ada banyak lagi yang berubah.

BU SRI
(mengangguk) Saya juga berpikir demikian, Bu Christie. Kalaupun Ditjen Perencanaan Wilayah betul-betul keluar, Pusdiklat sebenarnya masih bisa memfasilitasi untuk satu tahun pertama. Tapi tentu saja ini membutuhkan komunikasi antar pimpinan tinggi.


Seisi ruangan tampak mengangguk-angguk.


BU SRI
Begini saja. Untuk Ditjen Perencanaan Wilayah, apa saya bisa meminta softcopy-nya dulu? Biar nanti tim kami yang akan mempelajari dan mungkin akan diagendakan pertemuan khusus dengan tim dari Ditjen Perencanaan Wilayah.

CHRISTIE
(mengangguk) Baik, Bu.

BU SRI
Baik. Untuk Ditjen Perencanaan Wilayah cukup dulu, ya? Selanjutnya … apa dari Ditjen Prasarana Permukiman sudah siap? Bu Gya, silakan untuk presentasinya.


Christie mencopot kabel proyektor dan mengopernya ke Gya yang duduk di sampingnya. Gya lalu menancapkan kabel tersebut ke laptopnya.


SFX: suara telepon masuk


Christie segera membuka tas dan mengambil ponselnya. Tampak tertulis di layar ponsel:


CU: Pak Ferdi-Direktur


CHRISTIE (VO)
(mengernyit) Ada apa Pak Ferdi telepon?


Christie kemudian keluar ruangan. Sementara peserta lainnya tetap melanjutkan rapat. Tampak tayangan paparan dari Gya yang mulai presentasi.


CUT TO


14. (JAKARTA) INT. RUANG KANTOR — DAY


Suasana di ruang kepegawaian Ditjen Perencanaan Wilayah tampak lengang. Beberapa pegawai tampak duduk di tempatnya masing-masing.

Alfi (perempuan, 28 tahun) duduk di meja resepsionis. Tangannya langsung sigap mengangkat telepon ketika berdering.


ALFI
Halo. Selamat siang. Dengan bagian kepegawaian Ditjen Perencanaan Wilayah Kementerian Infrastruktur, apa ada yang bisa dibantu?

CHRISTIE (OS)
Alfi … bisa carikan saya tiket?

ALFI
Ha? Eh … ini Bu Christie, ya?


CUT TO


15. (BANDUNG) INT. KANTOR — DAY


Christie tampak mondar-mandir di lobi gedung balai sambil menempelkan ponsel ke telinganya. Suasana lobi tampak lengang, sesekali ada orang lewat.


CHRISTIE
Iya. Bisa minta tolong carikan tiket ke Yogyakarta?

ALFI (OS)
Untuk kapan, Bu?

CHRISTIE
Besok … besoknya lagi juga nggak apa-apa. Pokoknya paling lambat hari Jumat saya sudah harus di Yogyakarta. (mondar-mandir)

ALFI (OS)
Baik, Bu. Pesawat, ya?

CHRISTIE
(spontan) Andong!


CUT TO


16. (JAKARTA) INT. RUANG KANTOR — DAY


Tampak Alfi sedang menerima telepon di meja resepsionis.


ALFI
Ha? (terkejut)

CHRISTIE (OS)
Pake nanya segala! Ya pesawatlah!

ALFI
Oh, ya. Hahaha. (tertawa garing) Sebentar, ya.


Alfi menahan telepon dengan kepalanya sementara tangannya mengetik sesuatu di keyboard komputer. Terdengar suara ketikan (SFX).


ALFI
Wah, Bu. Untuk besok habis itu.

CHRISTIE (OS)
Ha? Habis?


CUT TO


17. (BANDUNG) INT. KANTOR — DAY


Christie masih tampak mondar-mandir di lobi gedung balai sambil menelepon.


CHRISTIE
Kalau besoknya lagi? (PAUSE) Kereta api juga?


CUT TO


18. (JAKARTA) INT. RUANG KANTOR — DAY


Alfi masih menerima telepon di meja resepsionis sambil menghadap layar komputer dan tangannya mengetik di keyboard.


ALFI
Iya … sama. Penuh juga. Seminggu ini full. Ini ada apa, ya?

CHRISTIE (OS)
Mana saya tahu?

ALFI
Apa ada acara forum penting di Yogya, ya?


CUT TO


19. (BANDUNG) INT. KANTOR — DAY


Christie tampak menelepon sambil berdiri, sesekali tangannya menyeka rambut yang jatuh ke dahi.


CHRISTIE
Entah…. (menghela napas, tampak putus asa). Ya udah. Kalo nggak ada nggak apa-apa. Makasih, ya.


Christie mematikan telepon, kemudian menjatuhkan diri di sofa.


CUT TO


20. (JAKARTA) INT. RUANG KANTOR — DAY


Alfi meletakkan gagang telepon ke tempatnya. Pak Iwan (laki-laki, 50 tahun), seorang pegawai senior, berjalan mendekati Alfi.


PAK IWAN
Siapa itu?

ALFI
Bu Christie. Minta dibelikan tiket ke Yogya. Tapi semuanya full.

PAK IWAN
Rapat kerja kabinet paling. Kan di Yogyakarta. Entah rapatnya kayak apa. Tapi banyak wartawan yang meliput. Gara-gara itu kali.

ALFI
Iya, ya?

PAK IWAN
Ada itu beritanya di TV. (menunjuk ke arah TV di ruangan)


Alfi melongok TV yang ditunjuk Pak Iwan. Tampak televisi tengah menayangkan liputan khusus. Terlihat karpet merah serta orang-orang mengenakan jas dan dasi.


ALFI
Oh, iya. Itu Pak Bos, kan? (menunjuk ke arah televisi)


Zoom in: seorang pria tua berusia 60 tahun, mengenakan jas, kemeja putih, dasi, dan kopiah tampak di layar TV


PAK IWAN
(menatap layar TV) Pak Dirjen kita diangkat jadi menteri, tapi kita malah ditendang keluar dari kementerian. Ironis. (sinis)


CUT TO



Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
@donnymr ini nulis skrip pakai gaya bebas 🤭
1 bulan 2 minggu lalu
Jujur, sejauh ini adegannya kebayang banget! Mantap dah! Dukung jadi film! 😆👍
1 bulan 2 minggu lalu