Kisah Sang Lara (Script)
19. Bagian Delapan Belas

ACT. 1

1. INT. RUMAH LIORA - KAMAR LIORA - ATAS KASUR - PAGI HARI

Tokoh : Liora, Jessica, dan Rena (melalui sambungan video call)

Liora, Jessica, dan Rena sedang menghabiskan waktu minggu bersama melalui sambungan video call/zoom.

RENA

Mengoleskan masker pada wajahnya secara merata.

Menatap wajah Liora.(lewat layar laptop)

Udahlah, Ra.

Cowok brengsek kayak Reygan itu gak pantes lo tangisin!

JESSICA

Liora itu udah gue bilangin Ren.

Tapi emang dasar dianya aja yang batu.

Mengelupas masker peel of mask yang menempel pada wajahnya.

Eh aduh-aduh! (ekspresi meringis kesakitan ketika masker wajah dicopot)

RENA

Pelan-pelan Jess nyopotnya.

LIORA

Menghembuskan napas pasrah.

Lo berdua bisa ngomong kayak gitu karena lo nggak tau rasanya jadi gue.

Menatap Rena dan Jessica secara bergantian.

Capek tau jadi gue.

RENA

Hey, Ra!

Meletakkan mangkuk masker pada depannya.

Coba sini gue bilangin.

LIORA

Apa?

RENA

Sesantai-santainya dan seenjoy-enjoynya orang hidup di dunia ini, tetep aja mereka punya masalah yang harus mereka hadapi.

Siapa pun mereka, dimana pun mereka tinggal, dan bagaimana pun sifat mereka,

Nggak mungkin nggak ada masalah.

Nah, yang jadi pertanyaan utama disini adalah,

Menatap tegas wajah Liora dari kamarnya melalui sambungan video call yang ada di laptop.

siapkah lo menerima dan menghadapi masalah yang sedang menimpa lo sekarang?

dan bagaimana cara lo mengatasi masalah itu?

Paham? (menatap tajam Liora)

LIORA

Paham, Ren. Tapi--

JESSICA

Tapi apa sih, Ra?

Tapi takut lo gak bisa ngelupain Reygan?

Takut ketahuan sama bokap nyokap lo kalau kalian udah putus?

Takut apa lagi?

LIORA

Terdiam seribu bahasa.

RENA

Mendingan lo cari kesibukan apa kek, biar bisa lupain Reygan.

Main game kek, nonton film kek, atau apa gitu.

JESSICA

Gue sependapat sama Rena.

Memajukan tubuhnya kedepan layar laptop.

Denger-denger, lo diajuin buat jadi kandidat calon ketua OSIS.

Menatap ragu wajah Liora.

Bener gak sih, Ra?

LIORA

Mengangguk mantap.

Bener kok. Cuman gue belum mutusin gue bakal ngambil tawaran itu atau belum.

Dan Kak Alvin sendiri ngasih waktu gue tiga hari buat mikirin hal itu.

JESSICA & RENA

AMBIL BEGO! (Serentak)

RENA

Nih, ya, Ra, gue bilangin.

Kalau lo ambil kesempatan itu, lo bakal punya banyak kesibukan.

Kalau lo punya banyak kesibukan, lo bakal cepet ngelupain Reygan!

Menatap binar Liora

Cemerlang gak tuh ide gue?

JESSICA

Gue setuju sama Rena!

Dan lagi --

(fx : suara notifikasi chat masuk di hp Jessica)

JESSICA

Bentar-bentar ada chat masuk.

Membuka ponsel untuk membaca chat yang masuk.

Meletakkan handphonenya lagi lalu menatap wajah Liora.

Coba lo buka grup angkatan deh, Ra.

Ada pengumuman.

LIORA

Meraih handphonenya kemudian membaca chat di grup.

(hologram : tampilan chat masuk, pamflet lomba karya tulis ilmiah tingkat SMA 2019 yang diselenggarakan oleh Universitas Bakti Nusa yang dikirim oleh Alvin)

Menatap Rena dan Jessica secara bergantian.

Terus kenapa?

JESSICA

Ehm ... Lo nggak mau coba ikutan lomba itu, gitu?

Lumayan lho Ra kalau menang, bisa dipertimbangkan masuk Universitas Bakti Nusa.

RENA

Emangnya lomba apa sih Jess?

JESSICA

Lomba Karya Tulis ilmiah Tingkat SMA, yang nyelenggarain UBN, Ren.

RENA

Mengangguk paham.

Menatap wajah Liora penuh semangat.

Ikut aja, Ra! Siapa tau menang ya, kan?

Masa mantan pemenang lomba teknologi tepat guna tingkat nasional SMP Bakti Nusa tahun 2017, nggak mau ikutan?

Ekspresi menggoda.

LIORA

Ya gue tuh pengen ikut ini.

Apalagi emang gue dari dulu punya cita-cita buat ikut lomba karya tulis ilmiah pas SMA.

Tapi gatau kenapa, ragu aja gitu rasanya.

JESSICA

Berdecak kesal.

Gausah ragu, Ra.

Gue dan Rena yakin, lo pasti bisa menang.

Menatap Rena.

Ya gak, Ren?

RENA

Yups, bener banget.

Menatap layar ponselnya.

Lagian dari poster lombanya yang dikirim Jessica, deadline pengumpulannya masih lama kok.

Jadi gue yakin, lo bisa mempersiapkan ini dengan matang-matang.

LIORA

Menatap layar ponsel.

Iya sih, deadline-nya masih Desember, satu bulan lagi.

Kayaknya gue punya cukup waktu buat persiapan sehabis pemilihan ketua OSIS nanti.

Ekspresi menimang-nimang.

Menatap Rena dan Jessica yakin.

Ya udah deh, gue coba ambil aja kali, ya?

RENA & JESSICA

Nah, gitu dong! (serentak)

LIORA

Tapi, ini kan lomba nya ber-tim, nah, gue maju sama siapa coba?

JESSICA

Ya lo coba maju sama Kak Alvin aja coba. Kayaknya dia tadi bilang, kalau butuh partner tim dari kelas sebelas satu anak.

RENA

Nah! Gitu, Ra!

Cepetan hubungi dia gih!

LIORA

Oke gue hubungi dia sek--

Aduh-aduh masker gue! (merintih karena merasakan masker pada wajahnya sudah mengeras)

Menatap Jessica dan Rena secara bergantian.

Gue bilas masker dulu.

Menuju toilet kamar.

cut to

Tokoh : Liora, Jessica & Rena (sambungan vc), dan Alvin (sambungan telepon)

LIORA

Kembali ke kamarnya, menatap wajah Rena dan Jessica.

Gue telpon dia sekarang, kalian berdua matiin mic.

RENA & JESSICA

Oke.

(fx : nada sambungan telepon)

Liora. N

Halo, Kak Alvin

Kak Alvin

Halo, Ra

Kenapa telpon?

Liora. N

Saya ingin memberitahukan soal tawaran kandidat pengurus inti OSIS waktu itu...

Kak Alvin

Oh iya, gimana?

Liora. N

Menarik napas kemudian menghembuskannya perlahan

Saya bersedia mengambilnya, Kak (intonasi tenang & yakin)

Kak Alvin

Alhamdulilah (intonasi lega)

Syukur deh kalau lo mau

Liora. N

Iya, kak

Kak Alvin

Oh iya, lo udah lihat pamflet yang gue share tadi belum?

Liora. N

Sudah, Kak. Kenapa?

Kak Alvin

Itu, gue mau ngajakin lo sih sebagai partner tim gue.

Ya tapi gue nggak maksa kok kalau--

Liora. N

Iya, Kak. Saya mau.

Kak Alvin

Beneran?

Liora. N

Iya, kak.

Kak Alvin

Syukur deh kalau gitu.

Ya udah, ada keperluan lain lagi?

Liora. N

Tidak, kak.

Kak Alvin

Oke, kalau nggak ada, gue tutup ya?

Liora. N

Iya, kak. Terima kasih atas informasinya.

Kak Alvin

Sama-sama.

Mematikan telepon

(fx : nada sambungan telp terputus)

LIORA

Menatap teman-temannya pada layar laptop secara bergantian.

Gue udah ngomong. Semuanya beres.

RENA

Nah, Gitu dong!

JESSICA

Tertawa senang.

Nah, kalau gitu, lo harus persiapin diri lo mateng-mateng buat dua rencana besar lo tadi.

Pemilihan ketua OSIS bulan depan, sama lomba karya tulis ilmiah lo dua bulan lagi.

RENA

Mengangguk setuju.

Bener banget! (tersenyum lebar)

Mengepalkan tangannya.

Semangat Liora!

LIORA

Menatap haru kedua temannya.

Makasih Jess, Ren. Tanpa kalian, gue nggak bakalan tau gue harus gimana kedepannya.

JESSICA

Tersenyum tipis.

Gausah bilang gitu, itu udah tugas dan kewajiban kita sebagai sahabat.

RENA

Bener itu.

Menatap belakang kamarnya.

Ya udah kalau gitu guys, gue tutup dulu, yaa.

nyokap gue manggil-manggil mulu dari tadi.

JESSICA dan LIORA

Okey.

RENA

Mematikan sambungan video call.

LIORA

Berdiri menghadap jendela kamar.

Welcome back, the old Liora.

LIORA (V.O)

Gue bakal buat Reygan menyesal karena pernah nyia-nyain gue.

2. INT. BASECAMP REYGAN (DALAM GUDANG) - SIANG HARI - DEPAN PINTU MASUK BAGIAN DALAM

Tokoh : Reygan dan Saga

Reygan datang ke basecamp berniat untuk menagih janji taruhan Saga setelah ia berhasil memutuskan Bianca tadi siang.

REYGAN

Memasuki basecamp lalu menatap sekeliling ruangan tersebut.

Menatap Saga yang duduk di sofa rusak di tengah ruangan itu.

Berjalan menghampiri Saga.

Berdiri di samping Saga.

Gue berhasil tuntasin tantangan lo.

Menatap Saga.

Sekarang mana reward gue?

SAGA

(ekspresi datar) Gak ada.

REYGAN

(ekspresi bingung) Maksudnya?

SAGA

Berdiri dari sofa.

Menatap Reygan dengan ekspresi meremehkan.

Hadiah dari taruhan itu,

Mengangkat tinggi salah satu alis.

Gak ada.

Menatap tajam wajah Reygan.

Gue cuman main-main sama lo.

REYGAN

Maksud lo?

SAGA

Berjalan mengelilingi Reygan.

Kalau lo bingung dengan alasan gue ngelakuin hal ini sama lo,

Mendekatkan tubuhnya pada Reygan.

Coba lo tanya ke diri lo sendiri, gimana kelakuan keluarga lo ke keluarga gue.

Melemparkan selembar kertas pada Reygan.

REYGAN

Menerima kertas yang dilempar oleh Saga.

Menatap Saga dengan ekspresi kebingungan.

SAGA

Menatap Reygan tajam.

Nomor dua belas di daftar itu, nama bokap lo, kan?

Tertawa sinis.

Dia korupsi di perusahan keluarga gue.

Mendekatkan tubuhnya pada Reygan.

Nominalnya paling besar.

Menjauhkan tubuhnya kembali dari Reygan.

Menatap Reygan.

Udah cukup jelas kan apa alasan gue ngelakuin hal itu ke lo?

Tersenyum miring sesaat kemudian melangkah pergi meninggalkan tempat itu.

REYGAN

Menatap kepergian Saga sesaat.

Berlari menghampiri Saga kemudian memukulinya dengan sekuat tenaga hingga Saga lemah tak berdaya.

(fx : nada dering handphone Reygan)

REYGAN

Mengangkat telepon tersebut.

Halo,

Apa? (ekspresi terkejut)

Papah sama Mamah kritis? (nada terkejut)

Berlari meninggalkan Saga yang tergampar.

3. EXT. BASECAMP REYGAN - HALAMAN DEPAN / TEMPAT MOTOR REYGAN TERPARKIR - SIANG HARI

Tokoh : Reygan dan Bianca

REYGAN

Berlari menuju arah motornya namun langkahnya terhenti karena tangannya dipegang oleh Bianca.

Menatap Bianca.

Lo lagi, lo lagi!

Udah berapa kali gue bilang sih?

Hubungan kita udah berakhir. Dan gue, nggak pernah punya perasaan lebih sama lo! (penuh penekanan dan sarat emosi)

Melepaskan tangan Bianca.

BIANCA

Menatap sendu Reygan.

Lo jahat Rey sama gue.

REYGAN

Tersenyum miring.

Simpan air mata buaya lo itu, karena gue, udah nggak peduli sama lo!

Berlari menghampiri motornya.

Melesatkan motor menuju rumah sakit.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar