Kirim izin baca kepada penulis skrip ini?
Blurb
Jon. Mahasiswa idealis yang ingin mewujudkan mimpi-mimpinya tetapi gagal dan harus menghadapi serangkaian peristiwa pahit pasca drop out. Pada akhirnya, berdamai dengan diri sendiri adalah pilihan terbaik. Merelakan segala hal yang telah hilang dan berlalu. Kembali melanjutkan hidup, berusaha sebaik mungkin, merawat dan mewujudkan harapan yang masih tersisa.
Premis
Kegagalan adalah kesuksesan yang batal terwujud. Kegagalan terjadi bukan semata karena takdir tapi karena kelalaian pelakunya
Pengenalan Tokoh
JON (25) adalah mahasiswa S1 jurusan Sastra Indonesia yang terancam drop out. Skripsinya terbengkalai karena sibuk dengan kegiatan di luar kampus yaitu mengurus teater dan taman belajar anak-anak. Jon cukup keras kepala. Jon merasa apa yang ia perjuangkan di luar bangku kuliah itu lebih penting dan lebih nyata. Jon tinggal bersama ibunya, NARTI (50)di rumah sederhana peninggalan ayahnya. Ibu Jon bekerja sebagai penjahit dengan penghasilan pas-pasan.
Jon bertemu dengan DINDA (22) mahasiswi S1 jurusan pendidikan bahasa Indonesia yang sedang bingung mencari topik untuk skripsinya. Mereka berkenalan usai pementasan. Jon mampu membuat Dinda merasa nyaman, ngobrol nyambung, dan dari Jon ia mendapatkan banyak pengalaman baru. Jon menjadi "tempat berteduh" bagi Dinda, terlebih ketika ia sedang merasa tertekan berada di rumah. Jon juga banyak membantu Dinda dalam mengerjakan skripsi (meski skripsinya sendiri terbengkalai).
Berulang kali Dinda meminta Jon untuk segera menyelesaikan skripsi. Tetapi Jon masih saja menunda dan lebih memilih untuk mengurus kegiatan di luar perkuliahan. Ketika peringatan kedua dilayangkan pihak kampus, Jon memutuskan pamit untuk resign sementara waktu kepada teman-teman teaternya, ia harus segera mengejar deadline skripsi. Pada Akhirnya Jon tidak berhasil menyelesaikan skripsi sesuai batas waktu yang ditentukan. Putusan drop out harus ia terima.
Dinda memutuskan untuk mengakhiri hubungannya dengan Jon. Setelah itu Jon mendapati kelompok teaternya bubar, teman-temannya pamit pergi untuk mencari pekerjaan setelah wisuda. Keadaan di taman belajar juga sama, anak-anak yang dulu ia bina sekarang sudah tidak ada di sana karena lahan di sekitar pemukiman kumuh (termasuk taman belajar) telah digusur. Jon merasa terpukul. Segala hal baik yang ia miliki kini telah lenyap. Jon seperti kehilangan harapan, bingung, pikirannya buntu memandang hari depan. Sampai pada suatu sore ia ngobrol bersama Pria Gelandangan yang sering berada di taman kota. Sejak saat itu, Jon sadar dan bangkit dari keterpurukan. Jon merasa bersyukur masih memiliki ibu. Hanya ibu satu-satunya orang yang masih ada dalam hidupnya, tempatnya pulang usai kalah telak menghadapi kenyataan hidup di luar rumah.
Jon bertemu dengan DINDA (22) mahasiswi S1 jurusan pendidikan bahasa Indonesia yang sedang bingung mencari topik untuk skripsinya. Mereka berkenalan usai pementasan. Jon mampu membuat Dinda merasa nyaman, ngobrol nyambung, dan dari Jon ia mendapatkan banyak pengalaman baru. Jon menjadi "tempat berteduh" bagi Dinda, terlebih ketika ia sedang merasa tertekan berada di rumah. Jon juga banyak membantu Dinda dalam mengerjakan skripsi (meski skripsinya sendiri terbengkalai).
Berulang kali Dinda meminta Jon untuk segera menyelesaikan skripsi. Tetapi Jon masih saja menunda dan lebih memilih untuk mengurus kegiatan di luar perkuliahan. Ketika peringatan kedua dilayangkan pihak kampus, Jon memutuskan pamit untuk resign sementara waktu kepada teman-teman teaternya, ia harus segera mengejar deadline skripsi. Pada Akhirnya Jon tidak berhasil menyelesaikan skripsi sesuai batas waktu yang ditentukan. Putusan drop out harus ia terima.
Dinda memutuskan untuk mengakhiri hubungannya dengan Jon. Setelah itu Jon mendapati kelompok teaternya bubar, teman-temannya pamit pergi untuk mencari pekerjaan setelah wisuda. Keadaan di taman belajar juga sama, anak-anak yang dulu ia bina sekarang sudah tidak ada di sana karena lahan di sekitar pemukiman kumuh (termasuk taman belajar) telah digusur. Jon merasa terpukul. Segala hal baik yang ia miliki kini telah lenyap. Jon seperti kehilangan harapan, bingung, pikirannya buntu memandang hari depan. Sampai pada suatu sore ia ngobrol bersama Pria Gelandangan yang sering berada di taman kota. Sejak saat itu, Jon sadar dan bangkit dari keterpurukan. Jon merasa bersyukur masih memiliki ibu. Hanya ibu satu-satunya orang yang masih ada dalam hidupnya, tempatnya pulang usai kalah telak menghadapi kenyataan hidup di luar rumah.
Sinopsis
Disukai
216
Dibaca
2.3k
Tentang Penulis
Oke Atikkana
-
Bergabung sejak 2022-11-10
Telah diikuti oleh 135 pengguna
Sudah memublikasikan 1 karya
Menulis lebih dari kata
Rekomendasi dari Drama
Novel
Bima
Asti Ayuningtyas
Skrip Film
DROP OUT
Oke Atikkana
Flash
Yang Tak Nyata
Sena N. A.
Flash
Si Kakek Pengangguran dan Pemilu
Nuel Lubis
Novel
LAUT DAN UDARA
ajitio puspo utomo
Novel
Jangan Jatuh Terlalu Dalam
kingsleigh
Novel
IPA & IPS
Coconut Books
Novel
Ginko Starting From A Dream
Miftah
Komik
1912-1932
Ervina Novita Andriyani
Skrip Film
Home Run
Mufida saediman
Skrip Film
LUKA MEMELUK LUNA
essa amalia khairina
Flash
Cinta Satu Malam
silvi budiyanti
Cerpen
Porter Kereta
Cicilia Oday
Novel
DEDARE INGES
K. Z. Asri
Novel
Ruang Kelabu
Fey Hanindya
Rekomendasi