DROP OUT
9. BAGIAN #9
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

108. EXT. BERANDA RUMAH JON – PAGI

 

FADE IN

 

Jon tampak melamun duduk di beranda rumah. Narti keluar dari rumah, wajahnya sedikit pucat, ia sedang kurang sehat, terlihat koyok menempel di kepalanya kiri dan kanan, berhenti di depan pintu, menoleh, memandangi Jon yang sedang duduk melamun. Kemudian ia berjalan mendekat ke kursi.

 

NARTI

Sudahlah, Jon. Ibuk gak kecewa kamu gagal jadi sarjana

 

JON

Maafin, Jon, buk.

 

Jon meneteskan air mata, ia mendekat ke pelukan ibunya. Narti membelai kepala Jon. Narti terlihat seperti mengantuk. Tubuhnya lemas. Narti pingsan. Jon panik, mencoba membangunkan Narti.

 

JON

Buk, bangun, buk. Ibuuuukkkkk

 

BLACK OUT

 

109. INT. RUANG TAMU RUMAH JON – SIANG

 

FADE IN

 

Terlihat Bu Hajah dan Bu Titik berdiri di depan kursi ruang tamu Jon (tampak punggung atau belakang). Kemudian (zoom out) Narti terlihat duduk di kursi, ia baru saja selesai makan dan tampak masih mengunyah. Wajah Narti terlihat sudah tidak pucat. Kemudian bu Hajah memberikan segelas teh kepada Narti.

 

BU HAJAH

Minum dulu mbak Narti.

 

Narti minum, selesai minum ia berbicara.

 

NARTI

Alhamdulillah, terima kasih, bu Hajah

 

Narti tersenyum.

 

BU TITIK

Gimana mbak Narti? Sudah membaik?

 

NARTI

Saya cuma masuk angin dan belum sarapan, bu

 

Bu Titik dan Bu Hajah saling pandang. Wajah mereka tampak lega sekaligus heran.

 

NARTI

Si Jon kemana, bu?

 

BU TITIK

Tadi ke puskesmas, manggil ambulan

 

Wajah Narti terlihat panik. Bu Titik geleng-geleng kepala. Suara sirine ambulan terdengar dari kejauhan.

 

FADE OUT

 

110. EXT. TAMAN BELAJAR - SIANG

Tampak mobil SATPOL-PP berhenti di depan taman belajar. Para personilya segera turun dan berjalan menuju taman belajar. Terlihat sosok Mahasiswa Gendut yang sekarang berseragam SATPOL-PP sedang memberi peringatan kepada para warga menggunakan megaphone atau corong pengeras suara.

Beberapa warga terlihat berkerumun di sekitar lokasi. Ekspresi wajah mereka terlihat sedih dan kusut. Terlihat rombongan warga yang sedang lewat dan membawa barang bawaan mereka. Tua, muda, laki-laki, perempuan dan anak-anak. Gerobak sampah dan gerobak pemulung berisi perabotan rumah juga lewat di depan taman belajar. PEMULUNG 1, 2, dan 3 juga terlihat ada diantara mereka.

Jalu dan Angga mendekat ke taman belajar, mereka ingin menyelamatkan gambar dan lukisan yang tertempel di papan tetapi di halangi oleh petugas SATPOL-PP.

 

MAHASISWA GENDUT (sebagian besar O.S)

Perhatian, perhatian. Kepada para warga yang bermukim di wilayah ini. Kami mengimbau kepada para warga sekalian agar segera meninggalkan lokasi. Kami beri kelongaran waktu sampai besok sebelum kami kosongkan secara paksa sesuai undang-undang yang berlaku.

 

CUT TO:


111. INT. AULA TEMPAT TEATER - SORE

Jon, Rizal, Anton, Riko dan Nadia sedang berkumpul. Mereka duduk melingkar saling berhadapan. Wajah mereka terlihat serius. Kecuali Nadia dan Riko yang tetap datar tanpa ekspresi.

 

JON

Ya sudah, apa boleh buat. Kita bubar.

 

Terlihat mereka semua bersalaman. Ekspresi wajah Jon tampak kecewa. Setelah itu Rizal dan Anton berjalan keluar. Jon memandangi wajah Nadia dan Riko yang masih berdiri dan diam. Jon balik badan hendak berjalan keluar. Tiba-tiba Riko memanggil Jon.

 

RIKO

Mas Jon. Ada titipan surat

 

Nadia terlihat sedang mengambil surat yang berada di dalam tas. Kemudian ia memberikannya kepada Jon.

 

NADIA

Ini, mas Jon. Dari mbak Dinda.

 

Jon menerima surat tersebut tanpa mengucap sepatah kata pun. Jon melambaikan tangan lalu pergi meninggalkan Nadia dan Riko. Setelah itu Jon membuka dan membaca surat dari Dinda sambil berjalan keluar.

Sampai di depan pintu aula, Jon berhenti dan membaca surat dari Dinda.

 

BEGIN MONTAGE – VARIOUS LOCATIONS

DINDA (V.O)

Mas Jon. Terima kasih sudah menjadi pendamping skripsiku. Terima kasih juga sudah meyakinkanku untuk berdamai dengan keluarga. Meski kebersamaan kita teramat singkat tapi banyak pelajaran berharga yang akan selalu kukenang. Maaf, aku hanya berani mengucapkan salam perpisahan lewat surat ini. Selamat tinggal, Mas Jon

- A, B, C dan D Suara Dinda (V.O)

A. Teras Rumah Dinda – Dinda terlihat membawa koper berisi pakaian. Dinda pamit Mami dan Papi.

B. Stasiun Kereta Api – terlihat papan nama stasiun kereta api. Dinda berjalan dan menyeret kopernya. Terlihat jilbab pashmina berwarna hijau tosca pemeberian Jon ia pakai untuk menutupi kepala.

C. Peron Stasiun – Dinda terlihat sedang duduk menunggu kereta datang. Terlihat tangannya membelai-belai ujung kain yang ia pakai sembari memandanginya.

D. Dalam Gerbong Kereta Api – Dinda berada di dalam gerbong, ia duduk di dekat jendela. Terlihat Dinda diam melihat pemandangan di sepanjang jalan melalui kaca jendela.

END MONTAGE

 

Jon berdiri di depan aula. Kepalanya mendongak ke angkasa dan matanya terpejam menahan sedih.

 

FADE OUT:


112. EXT. TAMAN BELAJAR – SORE

 

FADE IN

 

Jon mengendarai sepeda motor. Ia berhenti di depan taman belajar. Jon terkejut. Taman belajar tampak sudah rata dengan tanah. Tidak ada siapa-siapa di sana.

Terlihat selembar gambar karya anak taman belajar yang berada di sekitar reruntuhan bangunan. Jon mengambilnya. Lalu duduk dan memandangi gambar tersebut. Jon teringat kebersamaannya bersama Dinda saat bersama anak-anak di tempat ini.

FLASHBACK

1. Sekilas adegan saat Dinda pertama kali datang.

2. Sekilas adegan saat Dinda membawakan buku bacaan.

3. Sekilas adegan saat Jon duduk bersama Dinda di sekitar lokasi. (Tampak dari belakang)

END FLASHBACK

 

DISSOLVE TO


113. EXT. TAMAN DI TENGAH KOTA – SORE

FLASHBACK

(Tampak dari belakang) Jon dan Dinda duduk berdua begitu dekat di bangku taman. Kepala Dinda bersandar di pundak Jon. Tangan Jon di belakang membelai-belai rambut Dinda.

 

DISSOLVE TO

 

(Tampak dari belakang) Sepasang muda-mudi duduk dengan posisi yang sama seperti Jon dan Dinda.

Jon duduk sendirian di bangku belakang (di belakang muda-mudi tersebut duduk). Terlihat Jon menatap mereka tanpa berkedip.

Sepasang muda-mudi beranjak pergi. Bergandengan tangan berjalan menjauh meninggalkan bangku taman.

Di bangku taman yang lain, Pria Gelandangan bangun dari tidurnya, terlihat ia duduk dan memandang Jon. Kemudian ia berdiri dan berjalan pergi.

Jon masih diam mematung.

 

FADE OUT


Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar