DROP OUT
3. Bagian #3
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

20. EXT. DEPAN AULA TEMPAT TEATER – SIANG

Para anggota teater berlalu-lalang keluar masuk aula. Tampak sebuah meja dan dua kursi di depan pintu masuk aula. Anton duduk di kursi tersebut. Di atas meja terdapat buku tamu dan setumpuk zine atau booklet (hitam putih, kertas fotokopian yang dijilid ukuran A5). Anton tampak sedang menata tumpukan kertas tersebut. Jon keluar dari aula menghampiri Anton. Jon mengambil satu buah booklet fotokopian itu. Ia membolak-balik halaman booklet, mengamati tiap-tiap halaman. Lalu ia menutupnya, menganggukkan kepala, tersenyum puas, mengacungkan jempol kepada Anton. Kemudian ia letakkan lagi ke tempat semula. Beberapa anggota tampak mondar-mandir dan ada yang duduk bergerombol di sekitar tempat tersebut.


FADE OUT


21. EXT. DEPAN AULA TEMPAT TEATER – MALAM

Terlihat antrean penonton di depan aula. Dua orang mahasiswi terlihat duduk di bagian penerimaan tamu. Satu menjaga buku tamu, yang satunya memberikan booklet kepada penonton yang akan masuk. Di depan pintu masuk tampak dua orang mahasiswa mengecek tiket penonton sebelum masuk.


22. INT. AULA TEMPAT PENTAS TEATER – MALAM

Cahaya remang-remang. Suara musik sudah terdengar (gitar dan biola). Terlihat di sudut ruangan sebelah panggung Rizal sedang memainkan gitar dan seorang mahasiswi sedang memainkan biola. Terlihat Para penonton duduk di lantai. Dinda dan Salsa terlihat duduk di bagian depan. Dinda dan Salsa tampak sedang berbincang-bincang lirih.

Para penonton yang lain juga tampak berbicara dengan teman di sebelahnya.

Mahasiswa Gendut (yang waktu itu kentut di perpustakaan) terlihat berada di tengah-tengah penonton. Ia diam saja. Wajahnya terlihat tegang dan duduknya tidak nyaman. Dia kentut lagi. Para penonton menjadi gaduh, semua menutup hidung. Orang-orang yang ada di sekitarnya menjauh sehingga ia terlihat sendirian berada di tengah dan dikepung para penonton. Lampu fokus menyorot Mahasiswa Gendut.


MAHASISWA GENDUT

Maaf, maaf


PENONTON 1

Bau tau, jorok kamu ini


PENONTON 2

Wah, parah banget dia.


PENONTON 3

Iya ini, kalau nonton teater WC-nya jangan dibawa


PENONTON 4

Sepertinya dia habis makan bangkai biawak.

 

Para penonton tertawa suasana semakin gaduh. Terlihat MC berdiri di arena teater meminta para penonton agar tenang.


MC

Perhatian-perhatian. Kepada para penonton harap tenang. Sebentar lagi pementasan teater akan segera dimulai. Kami mohon untuk saling menjaga keamanan dan kenyamanan bersama.

 

Para penonton kembali duduk dengan tertib.


MC

Baiklah, kepada para penonton. selamat menyaksikan


Lampu padam.


CUT TO


23. INT. RUANG TAMU RUMAH JON – MALAM

Narti sedang duduk dekat dengan TV bersama Bagong. Ia mengantuk, matanya setengah terpejam. Terlihat ia mematikan TV.


NARTI

Huh...males, acaranya gak ada yang bagus.


Narti menyandarkan tubuhnya di sandaran kursi. Bagong berada di sebelahnya. Narti tampak lelah dan mengantuk. Tangannya membelai tubuh Bagong. Semakin lama semakin lambat. Narti tertidur


FADE OUT


24. EXT. DEPAN AULA TEMPAT TEATER – MALAM

Pentas teater sudah selesai. Para penonton terlihat masih ada yang bergerombol di depan aula. Jon berdiri di dekat meja, sesekali membalas penonton yang lewat dan menyapanya, atau mengajak bersalaman dan memberikan ucapan selamat.


SALSA

Ayo, mumpung mas Jon sedang sendirian


DINDA

Malu...


SALSA

Udah, ayo gak apa-apa


Salsa menarik tangan Dinda, mengajaknya untuk berkenalan dengan Jon. Berjalan agak di belakang Salsa.


SALSA

Halo, mas Jon


JON

Jadi datang juga kamu, mana temen kamu yang kamu ceritain itu?


Salsa memiringkan muka ke arah Dinda


SALSA

Ini mas Jon. Kenalin


DINDA

(Berbisik)
Apaan sih, Salsa


Dinda tampak malu-malu. Dinda dan Jon terlihat bersalaman dan bercakap-cakap. Orang-orang masih berlalu lalang di sekitar mereka. Gambar terlihat semakin jauh (zoom out depan aula). Kemudian tampak langit malam yang cerah di penuhi bintang-bintang.


FADE OUT

 

25. INT. RUANG DOSEN SASTRA INDONESIA – PAGI

Sebuah ruangan. Pintu tertutup tampak tulisan KAPRODI SASTRA INDONESIA. Pintu terbuka, Anton dan Rizal keluar dari ruangan tersebut, DOSEN 3 laki-laki (50) juga keluar lalu menutup pintu. Di luar ruangan atau di depan pintu, mereka bertiga bercakap-cakap.


DOSEN 3

Minggu depan jadwal kalian sidang skripsi. Saya minta kalian mempersiapkan diri sebaik-baiknya


RIZAL

Baik, pak. Terimakasih


ANTON

Terimakasih, pak


Anton dan Rizal menjabat tangan pak dosen. Setelah itu pak dosen pergi meninggalkan mereka.

 

26. INT. KAMAR KOS SALSA – SIANG

Dinda rebahan di atas ranjang, ia terlihat sedang memegang dan menatap layar ponselnya. Salsa duduk di lantai, terlihat ia sedang mengetik di laptop dan sebuah buku yang terbuka berada di sebelahnya. Mereka sibuk dengan aktivitas masing-masing. Salsa menoleh ke arah Dinda. Dinda senyum-senyum sendiri.


SALSA

Seru, kan?


Dinda masih menatap layar ponsel dan senyum-senyum sendiri. Salsa menoleh lagi ke arah Dinda.


SALSA

Din, ciye... lagi chat sama Jon?


DINDA

Apaan sih? Sok tahu kamu


SALSA

Hati-hati, kamu nanti suka sama dia


DINDA

Ngaco aja kamu


Dinda senyum-senyum sendiri. Matanya memandang langit-langit kamar. Ekspresi wajahnya tampak bahagia.


FADE OUT


27. EXT. TAMAN BELAJAR – SORE

Tampak Taman Belajar dari kejauhan. Bangunan semi permanen dari kayu, beratap seng dan tidak berdinding. Sisi belakang bangunan saja yang berdinding papan kayu. Di dinding tersebut terdapat gambar atau lukisan hasil karya anak-anak taman belajar. Di dalamnya ada papan tulis usang, tumpukan buku-buku bekas, dan karpet lusuh sebagai alas lantainya.

Pemandangan di sekitarnya adalah pemukiman kumuh dekat tempat pembuangan akhir sampah. Terdapat rumah-rumah penduduk, bangunan semi permanen khas hunian liar.

Di depan Taman Belajar tampak Dinda sedang berdiri, ia tersenyum melihat Jon yang sedang mengajar anak-anak. Jon berdiri di dekat papan tulis. Anak-anak duduk di lantai.

Jon keluar memanggil Dinda lalu mengajaknya masuk. Dinda berjalan masuk ke Taman Belajar.


JON

Dinda... Sini


Jon memperkenalkan Dinda kepada anak-anak.


JON

Kenalin ini temen mas Jon, mbak Dinda namanya.


Gambar menjauh terlihat Dinda memperkenalkan diri dengan ramah dan penuh senyum di depan anak-anak.


FADE OUT


28. EXT. BERANDA RUMAH JON

Terlihat Narti sedang memegang baju dan menjahitnya. Narti memasang kancing baju. Bu Hajah duduk di sebelahnya. Mereka berdua bercakap-cakap.

 

NARTI

Setahu saya belum punya pacar, bu


BU HAJAH

Wah, kebetulan. Bagaimana, mbak, misal saya kenalkan keponakan saya?


NARTI

Bu Hajah ini ada-ada saja.


BU HAJAH

Siapa tahu jodoh


NARTI

Jon saja kuliah belum beres, kok sudah bahas pernikahan


BU HAJAH

Gak apa-apa, mbak. Mbak Narti sudah waktunya menimang   cucu.

    

Bu Hajah dan Narti tertawa bersama.

 

CUT TO:

 

28. EXT. WARUNG MAKAN LESEHAN PINGGIR JALAN – MALAM

Warung makan (jenis apa saja bebas). Sederhana beralaskan tikar dan meja kecil untuk para pelanggan makan. Jon dan Dinda selesai makan. Terlihat makanan sudah habis di piring masing-masing dan minuman masih setengah. Jon dan Dinda bercakap-cakap.


JON

Ya, menurutku setiap anak memang punya keunikan masing-masing. Dan itu gak bisa dipukul rata dengan standar yang dibuat lembaga pendidikan. Kalau seperti itu namanya bukan pendidikan karakter, tapi penyeragaman karakter


DINDA

Bener juga sih. Apa sistem semacam itu tidak bisa dibenahi, ya?


JON

Bisa, tapi sepertinya susah

 

CUT TO:


29. EXT. BERANDA RUMAH JON


BU HAJAH

Gampang, mbak


NARTI

Masalahnya bu Hajah, kalau nanti Jon lulus ijasahnya bukan sarjana pendidikan, tapi sarjana sastra


BU HAJAH

Ijasah tidak jadi soal, mbak. Tapi, ya, memang, kalau di sekolah yayasan di tempat suami saya gajinya kecil, mbak


CUT TO:


30. EXT. WARUNG MAKAN LESEHAN PINGGIR JALAN – MALAM


JON

Gak masalah, nyatanya rejeki ada saja. Berbagi kan gak harus dengan uang, bisa dengan waktu, tenaga dan pikiran.


Dinda tersenyum. Ia terlihat sangat antusias mendengar Jon berbicara.


DINDA

Iya, ya, mas. Masa mau berbuat baik harus nunggu kaya dan punya banyak uang dulu.


JON

Padahal kita gak tahu, kapan kita akan punya banyak uang.


Dinda dan Jon tertawa bersama. Setelah itu mereka terdiam.


31. EXT. BERANDA RUMAH JON


NARTI

Enak juga, ya, bu. Waktu pandemi keuangan mereka tidak ikut terdampak


BU HAJAH

Iya mbak, hidup sejahtera dan terjamin. Seperti tetangga kita, pak Umar itu. Dulu masih dinas dapat tunjangan, gaji tetap, dan sekarang udah pensiun tiap bulan dapat uang pensiun.


NARTI

Pantesan setiap tahun banyak orang yang mendaftar CPNS


CUT TO:


32. EXT. WARUNG MAKAN LESEHAN PINGGIR JALAN – MALAM


DINDA

Tapi gak gampang juga, mas. Banyak saingannya


JON

Ya, sebenarnya, kalau mau jadi guru, siapapun bisa jadi guru. Belajarnya kan juga bisa di mana saja, tidak harus di sekolahan. Ya,kan?


DINDA

Iya, juga sih. Banyak kakak tingkatku yang mengeluh belum dapat kerjaan


JON

Coba kamu tanya ke mereka. Mereka ambil kuliah jurusan pendidikan karena ingin jadi guru apa jadi pegawai negeri?


Dinda tercengang mendengar tanggapan Jon. Ekspresi wajahnya berubah. Ia merasa tersindir. Jon tidak melihat wajah Dinda. Ia melihat ke jalan raya. Kendaraan berlalu-lalang di depan mereka.


FADE OUT


33. EXT. DEPAN RUMAH KOS SALSA – MALAM

Sebuah rumah, terdapat pintu gerbang, tidak terlalu mewah, biasa saja, selayaknya kos mahasiswi pada umumnya. Terletak di tepi jalan yang tidak terlalu lebar. Jon memboncengkan Dinda (menggunakan sepeda motor Jon) berhenti di depan rumah tersebut. Jon mematikan mesin motornya. Dinda turun dari motor.


DINDA

Aku seneng banget hari ini, mas, bisa ikut ke taman belajar.


Jon tersenyum. Dinda membalas senyuman Jon, keduanya saling bertatapan.


DINDA

Terimakasih, ya. Mas Jon.


JON

Ok, sama-sama, Dinda. Sampai ketemu besok


DINDA

Daaa... mas Jon


Jon tersenyum lalu menyalakan mesin motornya. Jon pergi. Tangan Dinda memegang pintu gerbang tetapi belum membukanya. Ia masih berdiri dan melihat ke arah Jon yang tampak dari belakang.

 

FADE OUT

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar