DROP OUT
2. Bagian #2
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

11. INT. AULA TEMPAT LATIHAN TEATER – MALAM

Semacam aula kecil atau bisa juga semacam ruang kelas, tetapi tidak ada kursi dsb. Terdapat pintu untuk keluar masuk. Di depan pintu terdapat lobi atau atap atau emperan atau beranda. Di dalam ruangan sudah disetting untuk pementasan teater. Tampak kain backdrop, lampu-lampu sorot tergantung di sekitar panggung. Alat pertukangan juga tampak di sekitarnya.

Anggota teater lainnya tampak sedang duduk istirahat dan bercakap-cakap. Duduk tidak beraturan, menyebar di berbagai penjuru ruangan. Jon terlihat duduk diam di sudut ruangan, berada jauh dari teman-temannya. Jon berdiri lalu mengajak teman-temannya untuk mulai latihan lagi

 

JON

Ayo, kita mulai latihan lagi

 


CUT TO:


12. INT. KAMAR KOS SALSA – MALAM

Tidak ada perabotan yang istimewa. Sebagaimana umumnya kamar kos perempuan. Lampu baca, meja belajar lesehan, almari kecil, tempat tidur, rak buku dan karpet atau permadani di lantai. Hiasan Dinding bisa apa saja, yang tidak terlalu mencolok.

Dinda tiduran di atas tempat tidur sembari bermain ponsel. Salsa masih mengetik di laptop dan sebuah buku yang terbuka berada di sebelahnya. Salsa duduk di bawah beralaskan karpet. Dinda terlihat gusar, mukanya cemberut. Salsa terlihat diam, tenang dan penuh konsentrasi di depan layar laptopnya.


DINDA

Bosen nih, keluar yuk, sekalian cari makan


Salsa masih fokus mengetik. Tidak menanggapi. Dinda membentak Salsa karena diam dan tidak menanggapi.


DINDA

(Membentak)
Salsa!!


Salsa yang kaget dan terganggu konsentrasinya sekarang terlihat kesal.


SALSA

Huh... diem dulu. Bikin buyar aja.


Dinda lalu berbicara dengan manja dan kekanak-kanakan.


DINDA

Emang kamu gak lapar? Ayo keluar


SALSA

Huh... Ya udah, ayo


Salsa mematikan laptopnya. Mereka berdua keluar kamar.


CUT TO:


13. INT. AULA TEMPAT LATIHAN TEATER – MALAM

Semua anggota teater berkumpul usai latihan. Duduk melingkar. Tampak Jon sedang berbicara. Anton dan Rizal duduk di sebelah kanan dan kiri Jon.


JON

Demi kesuksesan dan kelancaran pentas kita nanti, mari kita berdoa bersama-sama. Menurut agama, fakultas, dan jurusan masing-masing. Berdoa mulai.


Semua menundukkan kepala dan berdoa. Lalu berdiri dan berjalan pulang, kecuali Anton, Rizal dan Jon yang masih berada di tempat merapikan kertas-kertas naskah, alat musik, dan alat pertukangan yang berserakan di lantai. Tiba-tiba Jon memanggil dua orang aktornya, laki-laki dan perempuan. RIKO (20) dan NADIA (19). Jon setengah berteriak ketika memanggil.


JON

Woii, Nadia... Riko... Kalian berdua jangan pulang dulu


Mereka berdua berhenti, lalu berjalan mendekati Jon. Wajah Jon tampak serius. Mata Jon tidak berkedip menatap Nadia dan Riko. Riko dan Nadia tampak gugup dan takut.


RIKO

Ya, mas, ada apa?


Jon diam tidak langsung menjawab dan masih melotot menatap kedua aktornya. Riko dan Nadia menundukkan kepala tidak berani menatap Jon. Kemudian Jon berbicara, kembali normal dan santai.


JON

Chemistry kalian belum terbangun. Kurang romantis.


Riko dan Nadia saling pandang. Mereka tampak bingung.


CUT TO:


14. INT. RUMAH MAKAN – MALAM

Rumah makan yang biasa saja. Umumnya warung makan di lingkungan mahasiswa. Terdapat meja dan kursi panjang untuk para pelanggan. Etalase makanan di bagian belakang rumah makan. Beberapa pelanggan terlihat juga menempati kursi dan meja, sedang makan tentunya. Pegawai rumah makan terlihat sedang mondar-mandir mengantar pesanan kepada pelanggan.

Salsa dan Dinda selesai makan malam. Tampak piring yang sudah kosong. Minuman di gelas masih setengah. Mereka bercakap-cakap, sesekali meneguk atau menyedot minuman.


SALSA

Oh iya, kamu tahu si Jon kan?


DINDA

Sutradara teater itu, ya?

    

CUT TO:


15. INT. AULA TEMPAT LATIHAN TEATER – MALAM

Riko dan Nadia berada di panggung, di bawah sorot lampu, berpegangan tangan dan saling menatap mata satu sama lain. Jon terlihat serius memperhatikan keduanya. Jon duduk menyaksikan mereka beradegan. Jon tersenyum puas, merasa sudah sesuai yang ia harapkan.


JON

Cut.... mantap! ya, seperti itu.


Anton dan Rizal terlihat sedang merapikan kertas-kertas naskah dan peralatan lainnya. Sesekali melirik ke arah Jon. Lalu keduanya beradu pandang dan menahan tawa.


JON

Sudah, cukup. kalian ke sini dulu


Riko dan Nadia meninggalkan area panggung. Berjalan mendekati Jon.


JON

Nah, seperti itu kira-kira. Ingat baik-baik, ya. Jangan sampai lupa. Kalau perlu di luar jam latihan kalian coba lagi sendiri. Paham?


Nadia dan Riko menganggukkan kepala. Riko terlihat senang. Nadia datar saja.


JON

Ya, sudah, kalian boleh pulang

    

CUT TO:


16. INT. RUMAH MAKAN – MALAM

Salsa dan Dinda masih duduk di rumah makan, mereka berdua masih melanjutkan pembicaraan.


DINDA

Beneran?


SALSA

Memang sih, orangnya kelihatan aneh dan urakan. Tapi dia baik, kok. Mas Jon mengelola taman belajar di daerah pemukiman kumuh. Aku pikir dia bisa bantu penelitian skripsi kamu.


Dinda diam saja, ekspresi wajahnya tampak seperti sedang memikirkan atau menimbang-nimbang saran dari Salsa.


SALSA (CONT'D)

Selain main teater, dia juga nulis puisi lho. Coba kamu lihat di akun facebooknya.


DINDA

Hmm...


SALSA

Orangnya romantis

    

CUT TO:


17. EXT. DEPAN AULA TEMPAT TEATER – MALAM

Jon, Rizal dan Anton berada di luar aula. Duduk di emper aula dan bercakap-cakap. Rizal berdiri meledek Jon. Menirukan gayanya ketika tadi memberi arahan kepada Nadia dan Riko. Nada bicara Rizal seperti orang bertanya.

 

RIZAL

Romantis? Chemistri?

    

Rizal tertawa. Anton tertawa dan ikut menimpali.


ANTON

Memangnya kamu tahu, Jon? Bagaimana adegan romantis itu?
(beat)
Punya pacar aja enggak.


Rizal dan Anton tertawa terbahak-bahak. Jon diam saja, ekspresi mukanya terlihat kesal.


RIZAL

Jangan gitu dong. Biar bagaimanapun beliau ini sutradara kita.


Anton kemudian berlutut di depan Jon dan menyembah-nyembah, seperti orang yang sedang memohon ampun. Rizal masih berdiri dan tertawa. Setelah Anton dan Rizal berhenti tertawa Jon baru menanggapi.


ANTON

Ampun, pak sutradara


JON

Gak punya pacar gak masalah. Yang penting...


Jon menghentikan perkataannya. Memberi kode kepada Anton dan Rizal untuk melanjutkan kalimatnya dengan menunjukkan jari tangan kanan seperti vokalis band di hadapan para penonton. Lalu Anton dan Rizal berteriak keras.


ANTON & RIZAL

Teater kita pentas!


CUT TO:


18. INT. RUMAH MAKAN – MALAM


DINDA

Kapan?


SALSA

Nanti, sabtu malam


DINDA

Di mana?


SALSA

Aula Jurusan Sastra Indonesia


DINDA

Boleh...


SALSA

Ok... nanti aku pesen tiketnya.
(beat)
ya, udah, balik ke kos yuk

  

FADE OUT

  

19. EXT. BERANDA RUMAH JON – MALAM


FADE IN


Narti duduk di beranda rumah. Narti membelai kepala dan tubuh Bagong. BAGONG adalah kucing jantan piaraannya yang tubuhnya gemuk bulat (warna bulu bebas). Narti duduk di temani Bagong. Ia menunggu Jon yang belum pulang.


NARTI

Sepertinya Jon masih lama pulangnya. Ayo, Gong, kita masuk dulu.


Narti mengangkat dan membawa Bagong masuk ke dalam rumah. Narti menutup pintu dan mematikan lampu ruang tamu.

    

FADE OUT


 

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar