Sang Multitalenta

Ferdian Merriman adalah siswa terbaik dengan segudang prestasi dari bidang akademik dan non-akademik. Dari SD ia sudah meraih medali dan piala emas yang dimana masing-masing mendapat juara satu dan tentunya untuk nilai ujian ia mendapat nilai yang sempurna. Tidak hanya SD, SMP bahkan sampai SMA ia terus mendapat prestasi dan di masa itulah ia mendapat gelar "Sang Multitalenta" karena semua mata lomba ia sapu bersih dan bakat-demi bakat melonjak sampai teman-teman mereka bangga dengannya.

Di dunia ini sudah melekat erat akan namanya persaingan. Di masa SMA Ferdian harus bertemu teman-teman sebayanya yang cerdas dan bersaing secara sehat untuk memperebutkan pertukaran pelajar di Amerika Serikat. Pada hari pemilihan top 10, Ferdian harus mengalami kekalahan karena sakit tifus akibat kelelahan untuk menjadi sempurna dan terpilihlah temannya sendiri Margaret.

Ferdian yang mengambil jurusan Bahasa sangat mencintai berbagai macam bahasa dan lihai sekali dalam berdebat. Ferdian, Margaret, Lintang dan kelima teman lainnya sepakat untuk membentuk sebuah ruang lingkup teman bernama Tim Alpha. Mereka berdelapan adalah murid-murid yang cerdas dan berprestasi.

Saat hari kelulusan SMA, Ferdian dan teman-temannya itu mendapat beasiswa di Amerika yaitu salah satu universitas bergengsi bernama Harvard University dan MIT university dan mimpi untuk kuliah diluar negeri menjadi kenyataan. Banyak sekali universitas yang menginginkan Ferdian dan kawan- kawannya sekolah di salah satu kampus terkenal dan hanya empat orang lah yang dipilih Ferdian, Margaret, Lintang dan Andin. Ferdian dan Margaret mengambil jurusan hukum di Harvard sedangkan Lintang dan Andin mengambil jurusan Material Science and Engineering di MIT University. Mereka berdelapan akhirnya harus berpisah sementara dan saling bertukar hadiah sebelum berpisah. Ferdian mendapat foto kenangan selama bersama mereka.

Di Amerika, lagi-lagi Ferdian dan Margaret menyapu bersih berbagai macam lomba terutama lomba debat yang sekiranya sangat mampu untuk dimenangkan. Pada tahun 2021, mereka mendapat kabar baik dan buruk. Kabar baiknya Ferdian dan Margaret resmi berpacaran dan kabar buruknya mereka mendapat pesan dari Presiden RI untuk menangani kasus sistem pendidikan yang dibuat asal dan kemampuan bakat yang ditekuni tidak boleh lebih dari satu. Hal ini tentunya berdampak pada hak asasi manusia. Tak segan-segan di hari itu mereka berdelapan wisuda dan keesokan paginya pulang ke Indonesia.

Mereka berdelapan rapat bersama Presiden RI dan memulai rencana palsu untuk mengulur kemenangan dari orang-orang yak tak bertanggung jawab. Alhasil rencana dimulai.

Pertama Andin dan Lintang membuat topeng palsu yang terlihat berumur 40an. kedua mereka di latih untuk berdebat bersama Margaret dan Ferdian. Ketiga data dan informasi diubah sedemikian dan sedetail mungkin oleh tim IT mereka dan terakhir melobi kandidat yang ingin berdebat.

Akhirnya Andin dan Lintang harus menyamar menjadi Nyonya Abigail dan Tuan Iskandar. Di waktu yang padat meja persidangan dibuat panas hingga gaduh. Di detik-detik terakhir mereka harus berkating agar penonton dirumah ikut segan karena acara sidang live se-Indonesia. Pada sidang terakhir nyonya Abigail dan tuan Iskandar menyerah dan mengaku kalah.

Akhirnya mereka semua merayakan kemenangan tersebut dengan minum di rumah Ferdian sambil bercerita kemudian berpelukan untuk menghangatkan persahabatan. Presiden RI kemudian memberikan selempang dan trophy kepada Ferdian dan Margaret sebagai bentuk terima kasih dan menjadi tangan kanan Presiden RI.

24 disukai 26 komentar 6.2K dilihat
Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Alangkah lebih keren lagi kalo ceritanya ditunjukam ka, bukan hanya diceeitakan. Mantab
@mellanii63 : Makqsih banyak sudah mampir
Wihhh mantap bgt si multitalent
@indriani06 : Di tunggu ya bund
Waahh keren banget nih ceritanya 😍
Lebih keren lagi kalo udh jadi novelnya πŸ‘πŸ»
@owpaul : Woww
@gustirista4 : Makasih Gusti sudah mampir
@wndprmtsr18 : Iya dong
Nice! Ditunggu novelnya πŸ’œ
KerenπŸ‘πŸ»
Saran Flash Fiction