Diary Berdarah

Namaku Serly Rismawati dan aku tumbuh bersama sahabatku bernama Diana. Bagiku ia lebih dari sahabat dan kami selalu pergi bersama kemana pun itu. Kami berdua lahir pada waktu yang sama pukul 08.00, 14 Maret 1990. Orang tua kami berdua sudah bersahabat sejak lama dan mau tak mau kami juga harus begitu. Kami menempuh pendidikan disekolah yang sama sejak TK. Diana yang menurutku lebih berani dariku selalu menjaga dan mengawasiku dari teman-teman yang selalu membuliku. 

Bunga yang bermekaran di halaman rumahku sama halnya dengan kami yang tumbuh menjadi gadis remaja. Diana yang menurutku lebih cantik dan seksi ketimbang aku yang culun hanya memakai kacamata dan pendiam. Aku selalu iri kepada Diana yang lebih disukai oleh semua laki-laki disekolah Dari SMP bahkan sampai SMA. Setiap aku suka dengan cowok lain pasti Diana merebutnya dariku, walaupun aku sadar diri cowok tersebut tidak suka padaku tapi aku hanya emosi dan kesal jika Diana merebutnya dariku. 

Aku dan Diana memiliki potensi yang berbeda, ia lebih tertarik pada make up artist, Cheerleader dan Dance. Sedangkan aku lebih fokus dalam belajar, dan menulis sebuah novel serta diary. Menulis adalah hobiku sejak kecil setiap kali aku punya masalah aku selalu menuangkannya pada buku diaryku dan mulai menulis kata demi kata tentang pengalaman hidupku. Di buku diary tersebut ada beberapa lembar halaman ada hijau, merah, kuning dan putih. Di kertas hijau tentang sekolah, merah untuk keluarga, kuning tentang sahabat dan putih untuk hidupku dan Diana. Di kertas putih tersebut aku menulis cerita tentangnya, tentang keburukan dan kebusukannya. Aku menyebutnya seorang "lonte kelas kakap" karena kelakuannya yang suka hobi merebut cowok yang aku cinta. Aku sering melihatnya di sekolah sedang bercumbu bersama Ardhito yang merupakan partner sexnya. Dan aku sering sekali menyimpan rahasia terbesarnya yaitu pecandu alkohol, sering bercinta dengan lelaki lain dan pernah menggugurkan kandungannya. Ia adalah orang yang paling bodoh didunia, paling menyesal dan berdosa. 

Setiap hari, aku selalu bersumpah agar Diana mati daripada menjadi pelacur. Untung saja aku tidak melaporkan hal ini kepada orang tuanya. Ada satu rahasia terbesar lagi yang rasanya ingin aku laporkan pada ibuku, bahwa Diana pernah menggoda ayahku dan aku melihat mereka berdua sedang bermain di ranjang saat ibuku pergi dinas ke luar kota. 

Namaku Diana Melinda, aku bersumpah demi Tuhan bahwa ia telah mengarang-ngarang cerita tentangku. Aku yang sudah menjadi sahabatnya bahkan sudah menganggap adikku sendiri harus berpisah selamanya. Ia telah menghancurkan martabatku dan telah mempermalukan diriku di depan ratusan siswa-siswi dan guru-guru SMA. Aku tidak pernah sekalipun tidur dengan siapapun. Ia adalah psycho gila dan kurang waras. Pada siang hari disekolah, aku menjumpai Diana yang sedang menulis buku Diary. Aku dan Diana mengobrol bersama dan tak lama kemudian aku membaca Diary tersebut namun ia tidak memberikannya padaku lalu aku merenggut darinya dan kubaca beberapa tulisan dan aku terkejut betapa jahatnya sahabatku sendiri. Ia telah berbohong tanpa banyak bacot, aku dan Diana bertengkar di perpustakaan dan aku membenturkan kepalanya ke meja dan darah muncrat ke halaman Diary kertas berwarna putih dan mulai menulis agar kalian yang membaca tahu bahwa Serly seorang psycho.

19 disukai 29 komentar 5.7K dilihat
Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
ngagetin endingnya 😁
@affarain : Makasih ya
Keren keren
@mellanii63 : Makasih
Kerenn parah si critanya
@indriani06 : Wah terima kasih Indri
Cerita yang mengejutkan bagi para readers, mantaapp
@owpaul : Sama
@gustirista4 : Ahhhhh thank u
@wndprmtsr18 : Makasih bgt my bear udh mampir baca
Saran Flash Fiction