Flash Fiction
Disukai
5
Dilihat
6,886
Anneliese
Thriller

Anneliese adalah sahabatku sejak kecil. Ia sebenarnya ceria dan menyenangkan. Wajahnya begitu menggemaskan. Anneliese merupakan keturunan campuran Indonesia-Belanda. Rambut hitam kecoklatan dan kulit putih kemerahan, membuatnya tampak seperti boneka.

Apabila ada orang-orang yang berniat buruk padaku, ia akan marah. Anneliese selalu menjadi yang terdepan membelaku. Jangan harap bisa lolos, jika Annaliese telah berniat mengerjai mereka yang menjahatiku.

Kami pernah berbincang sembari duduk di tepian kolam ikan, di belakang rumah. Kemudian Anneliese menceritakan sebuah kisah yang pernah dialaminya, sebelum berjumpa dan bersahabat denganku.

*****

Suatu malam Anneliese sedang tidur nyenyak. Setelah sebelumnya, sepanjang siang ia menemani ibunya membagikan roti pada banyak lelaki jelata yang dijadikan pekerja paksa. Mereka setiap hari bekerja dengan bertelanjang dada di ladang jagung yang berlokasi di utara Jawa Tengah.

Teriakan pilu ibunya malam itu, membuat Anneliese terbangun karena terkejut. Sebenarnya teriakan pilu seperti itu, bukan pertama kali ia dengar. Khawatir, takut dan penasaran, bercampur menjadi satu. Buru-buru Anneliese membuka sedikit pintu kamar, lalu mengintip apa yang sedang terjadi di ruang tamu. Ia melihat papinya melakukan tindak kekerasan kepada ibunya. Di ruang tamu itu juga ada tiga lelaki, teman papinya.

Tak lama kemudian, papinya yang sedang memegang botol bir, menampar dan mendorong tubuh ibunya hingga jatuh terduduk di lantai. Entah hal apa yang dipermasalahkan malam itu. Spontan Anneliese berlari ke luar dari kamar, lalu memeluk wanita yang melahirkannya. "Ibu tidak apa-apa, Nduk!" ucap lirih wanita Jawa itu, sembari menahan tangis agar putri kecilnya tak semakin khawatir.

Melihat itu, papinya memerintah dengan nada membentak agar Anneliese segera kembali ke kamar. Namun, gadis berusia tujuh tahun itu membandel. Ia bersikeras untuk tetap memeluk ibunya. Dengan tetap berada di sisi wanita berwajah ayu itu, Anneliese berharap kemurkaan papinya mereda dan menyudahi menyakiti ibunya. Namun, justru amarah lelaki asal Negeri Kincir Angin itu semakin menjadi-jadi.

Lelaki berperawakan tinggi itu menarik tangan kecil Anneliese, agar menjauh dari ibunya. Tarikan papinya begitu kuat, hingga tubuh gadis kecil bermata biru itu terhempas ke tembok. Dalam keadaan lemas, Anneliese terkapar di lantai tetapi masih sadar dan bisa melihat apa yang sedang dilakukan oleh papinya.

Lelaki dalam pengaruh minuman keras itu, mengeluarkan sebilah pisau yang sarungnya tersangkut di pinggang kirinya. Dalam hitungan detik, pisau itu dihujamkan beberapa kali ke bagian depan tubuh Anneliese. Ibunya yang hendak melindungi, dipegangi oleh dua lelaki teman papinya. Salah seorang lagi, hanya berdiri sembari menenggak minuman dari botol yang dipegangnya. Ibu Anneliese hanyalah wanita pribumi yang tak berdaya. Ia hanya bisa berteriak histeris, melihat lelaki yang membuahinya mengakhiri hidup darah daging mereka.

Malam itu, Anneliese bisa melihat tubuhnya yang berlumuran darah sedang diseret papinya, lalu dikuburkan dekat kandang kuda. Sebelum dikuburkan, salah seorang teman papinya mengincar gelang emas di pergelangan kaki kiri Anneliese. Karena kesulitan membuka gelang kaki, lelaki asal Belanda itu memotong pergelangan kaki kiri jasad Anneliese. Ia mengambil gelang emas incarannya, lalu melemparkan potongan pergelangan kaki itu ke semak-semak pepohonan di belakang kandang kuda.

Sepanjang malam itu, hingga pagi dan berlanjut berhari-hari, Anneliese melihat ibunya tidak tidur dan selalu bersedih. Anneliese ingin menyampaikan pesan kepada ibunya, "Aku tidak apa-apa, Bu."

Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Endingnya sedih😭
Marsya
@nadillahoemar : 🤗
@wahjoehm : 🤗
Bener, sweet bgt
Manis sekali cerita ini, kak
Rekomendasi dari Thriller
Rekomendasi