Kalau agama bisa ngomong, mungkin ia akan berkata bahwa ia ingin dijadikan sebagai alat untuk menyatukan umat manusia, bukan untuk memecah belah dan menimbulkan konflik.
Agama selalu menjadi topik yang sensitif dan kontroversial di masyarakat. Banyak orang yang memandang agama sebagai sumber kebenaran dan kebaikan. Namun, di sisi lain, ada juga yang melihat agama sebagai sumber konflik dan perpecahan.
Jika agama bisa ngomong, mungkin ia akan mengatakan bahwa tujuan utamanya adalah untuk menyatukan umat manusia, bukan untuk memecah belah dan menimbulkan konflik. Agama seharusnya menjadi alat untuk mempererat hubungan antarmanusia, bukan untuk memperkuat perbedaan dan memicu permusuhan.
Namun, kenyataannya seringkali berbeda. Banyak konflik dan perpecahan yang terjadi di dunia ini dipicu oleh perbedaan agama. Ada yang menganggap agama mereka sebagai yang paling benar dan menganggap agama lain sebagai sesat atau bahkan musuh. Hal ini tentu saja sangat bertentangan dengan nilai-nilai universal yang diusung oleh agama-agama besar di dunia.
Jika agama bisa ngomong, mungkin ia akan mengajak umatnya untuk saling menghormati dan menghargai perbedaan. Agama seharusnya menjadi jembatan yang menghubungkan, bukan tembok yang memisahkan. Dengan saling menghormati dan menghargai perbedaan, kita dapat membangun masyarakat yang lebih harmonis dan damai.
Namun, untuk mencapai hal tersebut, dibutuhkan kesadaran dan kepedulian dari setiap individu. Setiap orang harus memahami bahwa agama bukanlah alat untuk memperkuat ego dan kepentingan pribadi, melainkan untuk memperkuat hubungan antarmanusia dan menciptakan kedamaian di dunia ini.