Bulan depan ulang tahunnya Sunyi, Leora berniat memberikan kejutan istimewa yang tidak akan pernah bisa dilupakan sepanjang masa oleh sahabatnya itu. Beberapa rencana sudah dia kumpulkan dan dicatat dalam buku agenda. Mulai dari ide mengerikan yang dia sontek dari internet, sampai ide dari hasil bertanya kepada rumput yang bergoyang tertiup angin sore hari. Leora memilih dengan cermat ide mana yang paling sesuai dan fantastis, lalu mempersiapkan semuanya sambil harap-harap cemas.
Menurut Leora, Sunyi akan tercengang dan merasa sangat senang pada hari ulang tahunnya ketika dia berhasil mendatangkan anggota boy band favorit Sunyi dari Negeri Ginseng sana. Akan tetapi, Leora tidak punya banyak uang untuk mendatangkan 9 orang terkenal. Terlalu mahal dan mustahil untuk diwujudkan. Jadi, dia harus menyingkirkan ide yang satu itu. Setelah berpikir tidak kurang dari tujuh purnama lamanya, Leora memilih ide yang menurutnya paling brilian meskipun terlalu biasa saja. Dia akan menghindari dan mengabaikan Sunyi selama beberapa hari sebelum ulang tahunnya. Kemudian dia muncul lagi dengan membawa hadiah yang Sunyi sukai.
Di hari ulang tahun, Leora berdandan rapi sekali untuk menemui Sunyi, setelah satu minggu belakangan ini sengaja mengabaikan semua panggilan serta teks masuk darinya. Tidak lupa Leora membawa satu kotak besar dengan pita merah muda berisi boneka beruang berwarna kecokelat-cokelatan yang sudah dibeli sejak lama. Dia bergegas menarik gas sepeda motornya menuju ke rumah Sunyi di luar kota. Sepanjang perjalanan, Leora terus saja mengulas senyum selebar dunia. Dia membayangkan bagaimana reaksi Sunyi nanti saat bertemu dengannya. Bibir sahabatnya pasti akan manyun. Leora tidak bisa menghindari beberapa pukulan dari Sunyi, lalu sang sahabat tersenyum bahagia saat menerima hadiah darinya. Itu adalah skenario yang ada di kepala Leora.Ā
Sayang sekali, begitu sampai di depan rumah Sunyi, senyum Leora seketika pudar karena kedatangannya disambut dengan bendera warna kuning. Leora tidak yakin kalau itu adalah dekorasi ulang tahun di era sekarang. Ditambah lagi, orang-orang sibuk dengan membaca ayat-ayat suci. Ada juga yang mondar-mandir membawa bak mandi dan beberapa sedang membuat rangkaian bunga. Aroma khas yang terhidu indera penciuman Leora, mengingatkannya pada area pemakaman, padahal itu rumah Sunyi. Begitu kaki Leora berhenti di ambang pintu, tangisnya pecah melihat tubuh Sunyi yang terbujur kaku dengan kedua mata terpejam erat serta diselimuti kain warna cokelat bercorak batik.