Mengingat Luka

  Menurutku, mengingat masa lalu sama saja dengan mengingat luka lama. Kenapa? Karena sama saja kita membuka luka yang sudah sembuh yang seketika diingat luka yang sudah sembuh itu akan terbuka lagi. Berdarah. Bahkan bernanah.

  Akan butuh waktu lagi untuk menyembuhkannya. Tapi tanpa sadar. Lucunya, orang-orang di luar sana yang tak tau apa itu artinya terluka malah menanyakan kembali seperti seorang wartawan yang sedang mengintrogasi dengan nada yang menyalahkan bahkan menghakimi. Rasanya sangat tersudut. 

  Aku sedih jika hal itu terulang lagi. Coba bayangkan kalau hal itu terjadi pada mu. Apa yang akan kamu lakukan?

  Anggap saja sebagai contoh. 

  Dulu Aku pernah menghilangkan sebuah motor gigi punya Kakak Perempuan ku. Saat itu usia ku masih duduk di kelas 2 SMK. Aku menghilangkan motor Kakakku secara tak sengaja itu karena kebodohan ku yang mudah percaya kepada orang baru sehingga Aku tertipu.

  Singkatnya penipu itu mengaku sebagai teman masa SMP ku yang sudah jelas kala itu Aku yang tak tau apa-apa yang padahal Aku tidak tau siapa saja teman masa SMP ku dan bodohnya Aku malah percaya saja tanpa menanyakan lebih lanjut kepada teman-teman SMP ku yang ku kenal.

  Singkatnya kami bertemu karena ia minta tolong untuk diantarkan saat itu kami berkomunikasi lewat telepon dan bodohnya setelah bertemu Aku sama sekali tak merasa curiga akan penipu yang mengenakan penutup wajah berupa buff Eiger Coolmax sehingga hanya dua pasang matanya saja yang terlihat oleh ku terlebih penipu itu juga mengenakan helm dan sarung tangan. 

  Saat pertama temu tiba-tiba saja penipu itu langsung menaiki motor yang ku bawa dengan enaknya dan dengan entengnya meminta kunci motor beserta STNK bahkan Handphone jadul ku juga yang juga ia pinta dari ku dan herannya Aku malah menurut saja. Aku malah duduk membonceng saja dengan riang tak terkira karena baru kali ini Aku keluar dengan Laki-laki selain Ayahku sendiri. Aku terlihat sangat bodoh saat itu. 

  Saat itu orang-orang mengira kalau Aku kena hipnotis tapi tidak. Aku tidak di hipnotis kok. Aku masih ingat setiap detik kejadian yang Aku alami sore itu bahkan menjelang malamnya juga Aku masih ingat. Aku hanya bodoh saja karena mudah percaya pada seorang yang baru ku temui yang mengaku-ngaku teman SMP ku itu.

  Kalian tidak tau kan apa yang Aku rasakan saat itu selain kata-kata terguncang ketakutan. Kejadian itu sungguh di luar perediksi ku bahkan sampai sekarang kasus itu masih nihil entah ditangani oleh polisi atau tidak yang pasti pada saat diinterogasi saat lapor barang hilang Aku gelagapan sendiri ditanyai seperti seorang pencuri. 

  Banyak berkas yang harus ku tanda tangani hingga sampai sekarang setiap kali ingin tanda tangan Aku merasa ketakutan karena teringat masa itu. Aku bahkan memerlukan waktu untuk mengingat tanda tangan ku. 

  Kalian tidak taukan apa saja yang ku alami saat itu hingga rasanya Aku ingin mati saja. Aku menyesali sikapku yang terlalu egois, serakah bahkan tak tahu malu yang sangat tak bisa ku maafkan adalah diriku sendiri. Aku banyak merenung akan kejadian itu. Tamparan keras buat ku untuk menjaga sikap.

  Saat itu Aku berfikir terus. 

  Kenapa Aku tidak ikut hilang saja? 

   

4 disukai 4.8K dilihat
Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Saran Flash Fiction