Riana -Perkenalan- eps 1

Riana nama mu. Nama yang sangat indah. Aku sangat suka dengan nama mu itu, Riana. 

Ingatkah kamu saat ada yang memanggil Ana. Kita sama-sama terasa terpanggil. Padahal Ana nama ku. Hari itu juga kamu memberi tahu ku sambil tersenyum . 

"Ana. Nama panggilan ku di rumah."

Kala itu aku hanya tersenyum sambil merasa terkejut. Ternyata ada kesamaan dalam nama kita. Kita sangat irit. Nama ku hanya 3 huruf sedang nama mu ada 5 huruf terkadang bisa 3 huruf juga. Sangat mudah untuk di ingat. 

Hai Riana sebenarnya aku masih kesal tau. Setelah tau kita tak berada di kelas yang sama. Aku di ruang 2 dan kamu di ruang 3. Padahal aku ingin sekali bisa sekelas dengan mu dan satu bangku dengan mu. Sahabat ku.

Oh iya. Jangan lupakan moment pertemuan pertama kita. Hari pendaftaran sekolah. Di depan gerbang masuk sekolah. Aku ingat kamu berdiri sendiri di sana. Entah kamu enggan untuk masuk atau kamu sedang menunggu ku untuk masuk bersama. Padahal saat itu kita belum saling kenal. 

Aku datang bersama kedua orang tua ku. Kala itu aku didampingi ibu ku dan ayah ku menunggu di pos satpam sambil berbincang dengan Pak Satpam

Sedangkan kamu hanya sendirian. Kata mu kamu datang bersama ayah mu namun ayah mu langsung pulang setelah mengantar mu dikarenakan ada suatu hal yang mendesak.

Ternyata untuk test awal masuk sekolah kita tak boleh didampingi orang tua dan jadilah aku dan kamu berdua saja masuk ke dalam sekolah. Untuk ku ini pertama kalinya ibu ku melepaskan genggaman tangannya dari ku. Dan hari itu juga kita menjadi akrab. Sambil berjalan bersama menyusuri lorong sekolah kita saling bertukar kisah dan pengalaman dan itu sangat mengasyikan dan seru untuk ku.

Dan ingat juga. Pada saat kita mengisi soal test masuk sekolah, kita duduk berdampingan. Soal itu terasa tak asing buat ku. Waktu di SMP aku sudah banyak mengerjakan soal try out dan ku rasa di salah satu soal itu aku pernah menemukannya di soal try out ku dulu. Aku pun mengisi soal test itu dengan mudah dan pedenya. Walau aku masih merasa tak yakin dengan jawaban ku sendiri. 

Tapi saat itu. Ada sesuatu yang membuat ku sangat terhibur bukan merasa terganggu dengan mu karna kamu ku pergoki mengintip diam-diam jawaban ku. Tapi aku merasa lucu dengan mimik wajah mu yang cute itu. Aku pun tak semudah itu memberi mu jawaban ku. Tak jarang aku halangi jawaban ku. Dan kamu juga gak mau nyerah. Masih berusaha diam-diam. Dan aku sangat berusaha menyembunyikan tawa ku.

Riana entah ini surat ku yang keberapa yang tak bisa ku berikan pada mu sebelum waktu ku habis. Oh iya. Aku rindu dengan mu Riana. Apakah kamu merindukan ku juga?

Ini sudah 5 bulan aku di rawat di rumah sakit. Dan kabar perawatan kanker ku masih sama saja. Dan aku masih berusaha untuk bisa sembuh dari penyakit lama ku ini atau aku hanya bertahan selama yang ku bisa.

1 disukai 4.8K dilihat
Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Saran Flash Fiction